Sabtu, 4
Februari 2012
Bacaan
Alkitab: Amsal 30:7-9
“Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan.
Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan ...” (Ams 30:8)
Permintaan Agur bin Yake kepada Tuhan
Pernahkah kita berandai-andai ketika kita sedang berjalan-jalan, kemudian
kita menemukan lampu wasiat yang ketika kita gosok kemudian muncul jin yang
sanggup mengabulkan permintaan kita? Kira-kira jika kita berada dalam kondisi
seperti itu, apa yang akan kita minta? Kekayaan? Kekuasaan? Ataukah hal-hal
duniawi lainnya? Sekarang bayangkan jika Tuhan memberi kesempatan kepada kita
untuk meminta sesuatu kepadanya, apakah yang kita minta?
Jika saya berada dalam posisi seperti itu saya pun masih belum terpikir
akan meminta apa kepada Tuhan. Tetapi penulis amsal dalam bacaan Alkitab kita
hari ini, yaitu Agur bin Yake, berkata bahwa ia telah meminta dua hal kepada
Tuhan. Begitu besar kerinduan Agur bin Yake ini sehingga ia berkata kepada
Tuhan agar permintaannya tersebut jangan sampai ditolak Tuhan selama ia masih
belum mati (ay. 7). Kedua hal yang diminta Agur bin Yake kepada Tuhan ini
adalah:
Pertama, Agur bin Yake meminta Tuhan untuk menjauhkan kecurangan dan
kebohongan (ay. 8a). Ayat ini yang ditulis ribuan tahun yang lalu ternyata
masih relevan dalam kehidupan manusia di masa-masa sekarang ini. Bukan rahasia
lagi bahwa di era modern saat ini, semakin banyak manusia yang hidup penuh
kecurangan dan kebohongan. Barangkali kebohongan sangat sering dilakukan manusia
dalam melakukan bisnisnya. Barang yang jelek dikatakan sebagai barang bagus,
adanya kecurangan dalam melakukan transaksi bisnis, dan lain sebagainya.
Sesungguhnya hal inilah yang seharusnya dihindari oleh setiap orang percaya
termasuk kita. Kita harus hidup dengan jujur, jika ya maka kita pun harus
berkata “ya”, sedangkan jika tidak, kita pun harus dapat berkata “tidak” (Mat
5:37).
Kedua, Agur bin Yake meminta agar Tuhan tidak memberikan kemiskinan atau
kekayaan kepadanya (ay. 8b). Ayat inilah yang sedikit mengundang kontoversi.
Benarkah kita sebagai orang percaya tidak boleh meminta kekayaan dan juga tidak
boleh meminta kemiskinan kepada Tuhan? Lalu apa yang harusnya kita minta kepada
Tuhan?
Pendapat saya terhadap ayat 8.b ini adalah melihat latar belakang mengapa
Agur bin Yake ini sampai harus menulis seperti itu. Jika kita lihat konteks
pada ayat 8.b bagian terakhir, Agur bin Yake meminta Tuhan agar memberikan
makanan yang menjadi bagian Agur bin Yake kepadanya. Hal ini berarti Agur bin
Yake ingin agar ia mendapatkan rejeki yang memang seharusnya menjadi bagiannya.
Ia tidak ingin menjadi kaya dengan cara mengambil rejeki orang lain, atau
dengan melakukan hal-hal yang curang dan bohong. Di sisi lain, Agur bin Yake
juga tidak mau ia menjadi miskin karena Tuhan tidak memberikan apa yang menjadi
haknya. Dengan kata lain, Agur bin Yake tidak menolak kekayaan dan berkat
Tuhan, tetapi dalam amsal yang ditulisnya, ia lebih menekankan bahwa lebih baik
ia tidak kaya tetapi hidupnya jujur, daripada ia hidup kaya namun hidupnya
penuh dengan kecurangan dan kebohongan belaka.
Prinsip Agur bin Yake tersebut juga dapat kita lihat pada ayat 9, yang
seharusnya juga dimiliki oleh setiap orang percaya. Ketika kita kenyang, kita
tidak menjadi sombong dan menyangkal Tuhan, melainkan kita juga harus bersyukur
kepada Tuhan. Segala berkat dan rejeki yang kita terima hingga saat ini, bahkan
nafas kehidupan yang Tuhan masih berikan hingga saat ini, itu semua karena
kasih karunia Tuhan semata. Di sisi lain, ketika kita miskin, kita tidak
menyalahkan Tuhan, apalagi kita mencuri dan mencemarkan nama Tuhan. Kita harus
tetap dapat memuliakan nama Tuhan dalam kondisi apapun. Kaya atau miskin, sehat
atau sakit, senang atau sedih, muda atau tua, hidup kita seharusnya hanyalah
untuk memuliakan Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Amsal 30:7-9
30:7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati,
yakni:
30:8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan
kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang
menjadi bagianku.
30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa
TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.