Senin, 20 Februari 2012

Firman yang Berkuasa


Rabu, 22 Februari 2012
Bacaan Alkitab: Matius 7:28-29
“sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.” (Mat 7:29)


Firman yang Berkuasa


Salah seorang hamba Tuhan yang cukup terkenal pernah berkata sepert ini, “Gereja seharusnya menjadi tempat bagi orang-orang yang mengalami permasalahan untuk mendapatkan jawaban. Ketika orang-orang yang memiliki banyak beban dan masalah datang ke gereja, seharusnya mereka pulang dengan jawaban dari Tuhan. Itulah sebabnya seluruh liturgi ibadah, terutama Firman Tuhan yang disampaikan, haruslah mampu menjawab kebutuhan dari setiap orang yang datang ke gereja”. Saat pertama kali saya mendengarnya, wow, apa mungkin ya? Bagaimana mungkin seorang hamba Tuhan harus menyampaikan Firman yang mampu memberikan jawaban atas setiap masalah yang dialami setiap orang yang datang ke gereja? Kalau jemaatnya hanya 10 orang sih mungkin masih bisa. Lha, kalau jemaatnya saja sudah ratusan atau ribuan orang, bagaimana?

Saya tidak menyatakan bahwa pendapat hamba Tuhan itu benar atau salah, tetapi saya mau kita semua melihat bagaimana Tuhan Yesus mengajar dan menyampaikan Firman Tuhan. Pada zaman dimana Tuhan Yesus hidup, para imam, ahli Taurat, dan orang-orang Farisi memegang peranan penting dalam pengajaran Hukum Taurat kepada bangsa Yahudi. Pada umumnya para imam dan ahli-ahli Taurat mengajar di rumah ibadah Yahudi. Apa yang terjadi dengan pengajaran Hukum Taurat pada saat itu? Alkitab tidak mengatakan apa yang salah dengan pengajaran ahli-ahli Taurat, melainkan Alkitab membandingkan bagaimana reaksi orang banyak ketika Yesus mengajar. Orang-orang takjub ketika mendengar Yesus mengajar (ay. 28). Bahkan bagian Alkitab lainnya mengatakan bahwa para alim ulama pun takjub mendengarkan Yesus ketika mereka bertanya jawab denganNya di Bait Allah, padahal usia Yesus pada saat itu baru 12 tahun (Luk 2:42, 46-47).

Apa yang membuat perkataan Yesus menjadi luar biasa? Memang Yesus adalah Tuhan sehingga Yesus tentu mengerti seluruh Firman Tuhan. Tetapi selain itu, kita dapat melihat bahwa Tuhan Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti para ahli Taurat (ay. 29). Apa maksud mengajar sebagai orang yang berkuasa? Menurut pendapat saya, ini berarti bahwa Firman yang disampaikan, bukan hanya sekedar kata-kata biasa, melainkan Firman yang disampaikan mengandung kuasa Ilahi, yang mampu menjawab kebutuhan dari orang-orang yang mendengarNya.

Lalu, bagaimana agar Firman yang disampaikan adalah Firman yang berkuasa? Jawabannya adalah dengan doa dan ketekunan. Setiap hamba-hamba Tuhan yang akan menyampaikan Firman Tuhan tentunya harus memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah hamba Tuhan tentunya harus benar-benar mengenal Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan inginkan. Seorang hamba Tuhan harus memilki kehidupan doa yang intens dengan Tuhan. Yesus sendiri juga memiliki kehidupan doa yang intens dengan Allah BapaNya, bahkan sebelum menyampaikan Firman Tuhan, Yesus pun senantiasa berdoa kepada Allah Bapa (Mrk 1:35).

Firman yang berkuasa hanya akan terjadi jika hamba Tuhan tersebut mempersiapkan Firmannya dengan sebaik-baiknya. Bisa saja seorang hamba Tuhan, karena ia sudah sering berkhotbah, maka ia hanya mempersiapkan Firman seadanya dan menyampaikan Firman tersebut. Mungkin saja Firman tersebut terlihat bagus di luar, tetapi sesungguhnya Firman Tuhan itu seperti Firman yang kehilangan kuasanya. Terlihat bagus dan indah dalam kata-kata dan cara penyampaiannya, tetapi tidak memiliki kuasa di dalamnya. Itulah sebabnya penting bagi hamba Tuhan untuk mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum menyampaikan kebenaran Firman Tuhan.

Mungkin ada di antara kita yang bertanya, “Kan saya juga bukan pendeta yang berkhotbah, nggak ada hubungannya sama saya dong?”. Jawaban saya, tentu saja ada. Kuasa yang dimaksud tidak hanya terkait dengan seorang pendeta yang berkhotbah, melainkan juga harus ada dalam setiap pelayanan yang kita ambil. Seorang pemimpin pujian misalnya, akan memiliki pelayanan yang penuh kuasa jika ia memiliki kehidupan rohani yang baik, mempersiapkan lagu-lagunya dengan baik, melatih dirinya dengan baik sehingga ia memiliki kepemimpinan dan vokal yang baik sehingga jemaat bisa merasakan hadirat Tuhan melalui setiap pujian yang dinaikkan. Demikian juga dengan para pemusik, pendoa, bahkan penulis renungan seperti saya. Perlu ada persiapan jasmani dan rohani agar pelayanan apapun yang kita lakukan juga memiliki kuasa dan dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Lalu, jika kita sama sekali belum melayani, apa yang harus kita lakukan? Saran saya cukup sederhana, bagi kita yang sama sekali belum mengambil pelayanan, kita dapat melakukan hal yang paling sederhana, yaitu mendoakan hamba-hamba Tuhan yang melayani, entah itu pemimpin pujian, pemusik, penerima tamu, dan terlebih hamba Tuhan yang akan menyampaikan khotbahnya, agar Firman Tuhan yang disampaikan adalah Firman Tuhan yang penuh kuasa, sehingga orang-orang yang datang juga bisa mendapatkan jawaban Tuhan dalam Firman Tuhan tersebut. Hal yang paling sederhana yang kita bisa lakukan adalah berdoa bagi para hamba-hamba Tuhan yang melayani kita. Sudahkah kita melakukannya?


Bacaan Alkitab: Matius 7:28-29
7:28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.