Senin, 13
Februari 2012
Bacaan
Alkitab: Yesaya 5:1-7
“Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan
menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di
tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya
supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya
ialah buah anggur yang asam.” (Yes 5:2)
Hidup yang Berbuah, dan Berbuah yang Baik
Saya sendiri belum pernah memiliki kebun buah yang luas, tetapi ibu saya
suka menanami halaman depan rumah saya dengan berbagai macam tanaman, hingga
kadang-kadang saya bingung sendiri melihat begitu banyak tanaman yang tumbuh di
situ. Halaman saya tersebut berada tepat di atas septic tank sehingga memang hampir semua tanaman di sana pasti
tumbuh dengan subur walau tidak diberi pupuk. Suatu ketika, ibu saya mencoba
menanam cabe rawit di halaman depan rumah saya tersebut. Saat itu ternyata ada
dua tanaman yang tumbuh, yang satu dapat berbuah cabe rawit dengan lebat,
tetapi yang satunya tidak kunjung berbuah. Entah apa yang salah, mungkin saja
memang gen tanamannya yang agak bermasalah. Selang beberapa waktu, karena
tanaman cabe rawit yang kedua tidak kunjung berbuah, akhirnya ibu saya pun
menebang tanaman tersebut.
Hal yang sama juga digambarkan dalam kitab Yesaya yang kita baca hari ini.
Yesaya mengumpamakan seorang kekasih yang memiliki kebun anggur di lereng bukit
yang subur (ay. 1). Kekasihnya tersebut kemudian mengolah lahan kebun anggur
itu, mencangkul dan membuang batu-batu, lalu menanaminya dengan bibit anggur
terbaik. Tidak hanya itu, ia juga mendirikan menara jaga untuk mengawasi
kebunnya dari pencuri dan dari hama, serta sudah menyiapkan tempat pemerasan
anggur (ay. 2a). Tentunya setelah melakukan begitu banyak usaha, orang tersebut
pasti berharap bahwa kebun anggurnya akan menghasilkan anggur yang baik dan
berkualitas tinggi.
Tetapi ketika ternyata anggur yang dihasilkan adalah anggur yang asam dan bukannya
anggur yang manis, apakah yang harus dilakukan oleh pemilik kebun anggur
tersebut (ay. 2b)? Bisa saja pemilik kebun anggur tersebut mencoba memberi
kesempatan satu kali lagi kepada anggur tersebut untuk menghasilkan buah anggur
yang manis. Tetapi melihat bahwa tanah tempat kebun anggur tersebut berada
adalah tanah yang subur, serta segala macam usaha untuk meningkatkan mutu
anggur sudah dilakukan, nyatanya buah yang dihasilkan adalah buah yang masam,
tentunya cukup adil rasanya jika pemilik kebun anggur tersebut akhirnya
menebang kebun anggurnya. Ia akan menebang pagar yang menjaga kebun anggur
tersebut, sehingga tanaman anggur tersebut akan terinjak-injak dan ditumbuhi
semak-semak (ay. 6-7). Kebun anggur yang semula sangat indah pun kini menjadi hancur
berantakan, bukan karena kebun anggur tersebut tidak berbuah, tetapi karena
buah yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilik kebun
anggur tersebut.
Apa yang dimaksudkan sebagai kebun anggur tidak lain adalah bangsa Israel
dan Yehuda. Tuhan telah menempatkan bangsa Israel dan Yehuda di tanah Kanaan
yang sangat subur, dengan kualitas yang terbaik, Tuhan pun telah memberikan
berkatnya dan penyertaannya kepada bangsa Israel dan Yehuda, bahkan berfirman
melalui nabi-nabi Tuhan, tapi ternyata bangsa Israel dan Yehuda tetap hidup
lalim dan tidak mengingat Tuhan. Akhirnya Tuhan pun mengijinkan bangsa Yehuda
dibuang ke Babel selama 70 tahun lamanya. Untuk bangsa Israel justru lebih
lagi, mereka ditawan oleh bangsa Asyur dan sudah tidak dapat ditelusuri lagi
jejaknya karena sudah bercampur dengan penduduk bangsa-bangsa lainnya.
Demikian juga dengan kita, pernahkah kita melihat diri kita sendiri apakah
kita sudah berbuah dalam kehidupan kita, dan juga tidak hanya sekedar berbuah,
tetapi juga berbuah yang baik? Tuhan Yesus berkata bahwa kita mengenal pohon
dari buahnya. Jika buahnya baik, maka pohonnya juga baik, tetapi jika buahnya
tidak baik, maka pohonnya juga tidak baik (Mat 7:17-20). Oleh karena itu
marilah kita intropeksi kehidupan kita masing-masing, apakah kehidupan kita
sudah menghasilkan buah yang baik? Atau jangan-jangan kita hanya berbuah saja
tanpa memperhatikan kualitas buah itu sendiri. Jika belum, mari kita bertobat
dan berkomitmen untuk menghasilkan buah yang baik mulai hari ini juga. Jika
sudah, mari kita juga meminta Tuhan membantu kita agar kita pun terus dapat
menghasilkan buah yang baik melalui kehidupan kita, agar dalam setiap aspek
kehidupan kita, nama Tuhan saja yang kita muliakan.
Bacaan
Alkitab: Yesaya 5:1-7
5:1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku
tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit
yang subur.
5:2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan
pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan
menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu
menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur
yang asam.
5:3 Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah
antara Aku dan kebun anggur-Ku itu.
5:4 Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum
Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik,
mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?
5:5 Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak
Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga
kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu
diinjak-injak;
5:6 Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak
disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan
awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
5:7 Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang
Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya
ada kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.