Rabu, 29
Februari 2012
Bacaan
Alkitab: Kejadian 3:9-19
“Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena
engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah
karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah
seumur hidupmu.” (Kej 3:17)
Siapa yang Dikutuk Tuhan ketika Manusia Jatuh ke
dalam Dosa?
Mungkin sudah banyak dari kita yang membaca tentang kisah penciptaan
manusia, dan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa setelah memakan buah dari
pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Sebelum manusia jatuh ke dalam
dosa, Tuhan Allah telah berfirman kepada manusia, bahwa “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati” (Kej 2:16-17). Perintahnya sudah jelas, bahwa buah dari
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu tidak boleh dimakan.
Hanya satu larangan yang Tuhan berikan kepada manusia, tetapi satu-satunya
larangan itu pulalah yang dilanggar.
Akibat dari pelanggaran manusia itu akhirnya manusia pun terpisah dari
Allah. Ketika Allah memanggil manusia, justru manusia menjadi takut dan
bersembunyi di hadapan Allah (ay. 9-10). Pada waktu itu, manusia (Adam) belum
mengakui bahwa ia melanggar larangan Tuhan tersebut. Justru Tuhanlah yang
berinisiatif untuk bertanya kepada manusia, “Apakah engkau makan dari buah
pohon, yang Kularang engkau makan itu?” (ay. 11). Sejak itulah manusia pun
mempunyai ilmu “ngeles”, yaitu menyalahkan orang lain karena kesalahannya. Adam
pun menyalahkan Hawa karena Hawa memberikan buah itu kepada Adam (ay. 12).
Hawa, yang selanjutnya ditanya Tuhan, juga menyalahkan ular karena memperdaya
dirinya (ay. 13).
Jika kita berada dalam posisi Tuhan Allah, bagaimanakah kita bertindak? Apa
yang akan kita lakukan dalam kondisi sepert itu? Selama ini saya pun mengira
bahwa saat itu Tuhan mengutuk manusia karena manusia jatuh dalam dosa, sehingga
dunia ini pun penuh dengan penderitaan yang harus kita alami. Tetapi baru
beberapa waktu yang lalu saya sadar, bahwa sebenarnya Tuhan tidak pernah
mengutuk manusia sekalipun waktu itu manusia (Adam dan Hawa) melanggar perintah
Tuhan. Jadi, siapa saja yang dikutuk Tuhan saat itu?
Pertama, Tuhan mengutuk ular (ay. 14-15), sehingga ular pun akan menjalar
dengan perut dan memakan debu tanah. Tuhan pun akan mengadakan permusuhan
antara keturunan ular dan keturunan manusia, dimana ular akan meremukkan
tumitnya, dan keturunan manusia akan meremukkan kepala ular. Hal ini merupakan
gambaran dari peperangan antara Iblis dengan manusia, dimana nantinya Yesus
(yang lahir dari keturunan manusia) akan menang atas Iblis.
Selanjutnya, Tuhan memang berfirman kepada perempuan (Hawa) bahwa perempuan
akan melahirkan dengan susah payah dan kesakitan (ay. 16a). Jika kita
mencermati Firman ini, bisa saja perempuan “ngeles” lagi, ah kalau begitu saya
tidak mau hamil dan melahirkan saja biar tidak sakit. Akan tetapi, ternyata
Firman Tuhan tersebut di satu sisi menyatakan bahwa perempuan akan berahi
kepada suaminya (ay. 16b). Artinya bahwa walaupun sakit, tetapi perempuan juga
tetap saja akan memiliki keinginan untuk hamil dan memiliki anak. Itulah kodrat
seorang wanita yaitu bahwa ia akan sangat ingin untuk memiliki seorang anak,
walau harus kesakitan dan susah payah dalam melahirkan. Sampai saat ini saya
belum menemukan adanya seorang wanita yang sama sekali tidak ingin memiliki anak, bahkan saya
sendiri pernah menemukan adanya seorang wanita yang sampai melakukan “kebohongan”
dan “tipu muslihat” agar dapat memiliki anak dari orang yang sudah menjadi
suami orang lain.
Kita dapat melihat bahwa Firman Tuhan bagi perempuan itu bukanlah sebuah
kutuk. Tidak ada kata-kata kutuk dalam ucapan Tuhan kepada perempuan tersebut.
Dalam kasus perempuan dan ular, memang kalau kita mau jujur, kedua-duanya
salah, tetapi Tuhan lebih memilih untuk mengutuk ular daripada mengutuk
manusia.
Kutuk yang kedua juga bukan ditujukan kepada manusia (Adam). Walaupun Adam
yang salah karena mendengarkan perkataan isterinya dan memakan buah dari pohon
yang terlarang itu, tetapi Tuhan justru mengutuk tanah karena dosa Adam (ay.
17a). Pertama kali saya membaca ini, saya berpikir, apa tidak salah ya? Adam
yang salah kok malah jadi tanah yang dikutuk Tuhan? Tetapi semakin saya
membacanya, semakin saya yakin, bahwa memang Tuhan mengutuk tanah karena dosa
Adam. Tanah yang dikutuk sehingga Adam pun akan bersusah payah mencari rejeki
dari tanah (ay. 17b), dan akan muncul semak-semak duri dan rumput-rumput duri,
serta tumbuh-tumbuhan di ladang akan menjadi makanan bagi manusia (ay. 18).
Manusia akan bekerja keras untuk makan, hingga nantinya akan kembali ke tanah, karena
manusia juga berasal dari tanah (ay. 19).
Kondisi manusia setelah jatuh ke dalam dosa memang sangat memprihatinkan.
Bandingkan dengan kondisi sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Tidak ada semak
dan rumput duri, dan bahkan tidak ada tumbuh-tumbuhan di ladang (Kej 2:5).
Manusia pun diberikan Tuhan makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan
yang berbiji (Kej 1:29). Hal ini ditegaskan kembali bahwa manusia diberi kebebasan
untuk memakan buah apa saja yang ada di pohon, kecuali buah pohon pengetahuan
yang baik dan yang jahat (Kej 2:16). Dahulu, manusia tinggal memetik buah yang
tumbuh dan memakannya, tetapi sejak jatuh dalam dosa, manusia harus bersusah
payah untuk mencari makanannya.
Ini bukan kutuk Tuhan. Tuhan tidak pernah mengutuk manusia walaupun manusia
telah jatuh ke dalam dosa. Ular dan tanahlah yang dikutuk Tuhan, bukan manusia,
walaupun dari kutuk tersebut muncul konsekuensi bagi manusia. Setiap dosa
memang mendatangkan konsekuensi bagi manusia, dan konsekuensi itulah yang harus
kita tanggung sampai saat ini. Tetapi dari bacaan Alkitab kita pada hari ini,
kita dapat melihat bahwa Tuhan begitu mengasihi manusia, hingga memutuskan
untuk tidak mengutuk manusia. Bahkan karena begitu Tuhan mengasihi manusia,
Tuhan memberikan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Tuhan
telah memberikan Yesus Kristus kepada kita, dan oleh kematian Yesus di atas
kayu salib, Ia menebus segala dosa dan kutuk kita (Gal 3:13). Demikian besar
kasih Allah kepada manusia. Pertanyaannya, sudahkah kita bersyukur atas kasih Allah
itu, dan sudahkah kita juga mengasihi Allah karena Allah juga telah terlebih
dulu mengasihi kita?
Bacaan
Alkitab: Kejadian 3:9-19
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman
ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau
telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan
itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah
yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang
memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau
berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara
segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah
akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya."
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung
akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu;
namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan
perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan
kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau;
dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan
tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali
lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan
engkau akan kembali menjadi debu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.