Kamis, 9
Februari 2012
Bacaan
Alkitab: Kejadian 12:1-6
“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah
dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu;” (Kej 12:1)
Keluar dari Zona Nyaman
Saya membayangkan apa yang dirasakan seorang bayi yang berada dalam
kandungan ibunya. Sekitar sembilan bulan lamanya ia menikmati suasana yang
hangat dan tenang, gizi yang diserap dari makanan ibunya melalui ari-ari, serta
keamanan dan kenyamanan yang dirasakan selama dalam kandungan. Saya berpikir
tentunya seorang bayi akan senang berada dalam kandungan ibunya bukan? Tetapi
suatu saat nanti, suka atau tidak suka, bayi tersebut harus mau keluar dari
zona nyaman di dalam kandungan ibunya. Pada usia kehamilan sembilan bulan, sang
bayi harus keluar dan merasakan dunia yang sebenarnya. Seorang bayi hanya dapat
bertumbuh dan menjadi dewasa ketika ia keluar dari kandungan ibunya dan lahir
ke dunia ini. Jika bayi tersebut tidak mau keluar, maka lambat laun ia akan
mati, karena memang sudah kodratnya bagi bayi tersebut untuk lahir setelah
sekitar sembilan bulan ada dalam perut ibunya.
Demikian juga dengan apa yang dialami Abram dalam bacaan Alkitab kita hari
ini. Saya yakin bahwa Abram adalah seorang yang berasal dari keluarga yang
cukup kaya, walaupun hal ini tidak disebutkan dalam Alkitab. Ia bisa saja
tinggal di Haran, dan memulai usaha di sana. Jika kita melihat ke peta Alkitab
di bagian belakang Alkitab kita, kita dapat melihat bahwa kota Haran terletak
di antara dua sungai besar yaitu sungai Efrat dan sungai Tigris. Daerah
tersebut merupakan daerah yang sangat subur dan menjadi pusat peradaban sejarah
dunia. Lalu, mengapa Abram harus keluar dari negeri yang subur itu?
Tuhan berfirman kepada Abram untuk pergi dari negerinya, negeri bapanya,
dan negeri sanak saudaranya ke negeri yang akan Tuhan tunjukkan (ay. 1).
Perhatikan kata “akan” yang disebutkan dalam ayat 1, di sini Tuhan masih belum
mengatakan tujuan Abram pergi. Tetapi satu hal yang Tuhan ingin Abram lakukan
adalah pergi meninggalkan segala kaum keluarga dan masa lalunya. Tuhan sendiri
tidak menjanjikan negeri yang lebih subur atau negeri yang lebih besar daripada
kota Haran, tetapi janji-janji Tuhan adalah janji-janji yang jauh melebihi hal
tersebut. Tuhan berjanji akan membuat Abram menjadi bangsa yang besar, Tuhan berjanji
akan memberkati Abram, Tuhan berjanji akan membuat nama Abram menjadi mashyur, dan
Tuhan berjanji Abram akan menjadi saluran berkat (ay. 2-3). Jika kita
perhatikan, tidak ada janji Tuhan akan negeri yang lebih subur daripada kota
asal Abram.
Walaupun demikian, Abram taat kepada Tuhan. Ia pergi sesuai dengan apa yang
difirmankan Tuhan kepadanya (ay. 4). Apa yang membuat kita lebih kagum lagi
adalah usia Abram yang berumur 75 tahun ketika ia meninggalkan Haran. Jika kita
baca di ayat-ayat selanjutnya, Abram yang kemudian bernama Abraham meninggal
dunia pada usia 175 tahun. Artinya adalah bahwa Abram sudah menjalani hampir
setengah usia kehidupannya saat memutuskan untuk pergi dari kota Haran. Saya
yakin saat itu Abram pun sudah memiliki tanah dan pekerjaan yang bagus di kota
Haran. Tetapi Abram melepaskan itu semua, dan bersama dengan Sara, Lot, segala
harta benda dan orang-orang yang diperoleh mereka, akhirnya rombongan Abram
pindah ke Kanaan (ay. 5). Saat tiba di Kanaan pun, Tuhan tidak langsung memberikan tanah tersebut
kepada Abram. Tuhan tidak membawa Abram ke daerah yang subur namun kosong,
sehingga Abram dapat langsung menempatinya. Bukan demikian halnya, tetapi Alkitab
mengatakan bahwa pada saat Abram tiba di tanah Kanaan, ternyata sudah ada
orang-orang Kanaan yang tinggal dan mendiami
tanah tersebut.
Tuhan membawa Abram keluar dari zona nyamannya di kota Haran dan membawanya
melalui perjalanan jauh, melintasi padang gurun dan padang rumput, hingga
akhirnya Abram tiba di Kanaan. Setibanya di sana, ternyata tanah tersebut sudah
ditinggali oleh orang-orang Kanaan. Apakah ini berarti bahwa rencana Tuhan
adalah rencana yang gagal? Jika kita hanya melihat sebatas sudut pandang
manusia, mungkin kita dapat berkata bahwa rencana Tuhan itu adalah rencana yang
gagal. Tetapi jika kita melihat dari sudut pandang Tuhan, maka sesungguhnya
kita akan mengerti bahwa hal tersebut pun masuk dalam rencana dan rancangan
Tuhan.
Jika Abram tidak mau berangkat, mungkin Abram tidak akan disebut “Bapa
orang beriman”, dan tidak akan ada bangsa Israel, tidak akan ada raja Daud, dan
mungkin juga tidak akan ada Yesus yang lahir melalui keturunan Abram. Tetapi
karena Abram taat dan mau tunduk pada rencana Tuhan, akhirnya Tuhan memakai
Abram menjadi bagian dari rencana Tuhan yang luar biasa untuk menyelamatkan
umat manusia. Bagaimana dengan kita? Adakah di tahun 2012 ini Tuhan sedang
menarik kita dari zona nyaman kita? Mungkin kita mengeluh kepada Tuhan, atau
mungkin juga kita protes kepada Tuhan karena selama ini kita sedang mengalami
hal-hal yang nyaman. Tetapi mari kita belajar seperti Abram, yang tidak
mengeluh tetapi hanya tunduk dan taat akan perintah Tuhan, dan Tuhan akan
membuat segala sesuatunya indah pada waktuNya. Keluar dari zona nyaman
merupakan ujian bagi kita apakah iman kita kepada Tuhan melebihi logika kita,
apakah ketaatan kita kepada Tuhan mampu mengalahkan keinginan untuk aman dan
nyaman di kondisi kita saat ini. Jika kita telah mampu keluar dari zona nyaman
kita, Tuhan pasti tidak akan meninggalkan kita, Ia akan menyertai kita dan
memberkati kita selalu.
Bacaan
Alkitab: Kejadian 12:1-6
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu;
12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk
orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat."
12:4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot
pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika
ia berangkat dari Haran.
12:5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala
harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran;
mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.
12:6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem,
yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.