Rabu, 28 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Roma 8:35-39
“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik
malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun
yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah,
ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8:38-39)
Apa yang Dapat Memisahkan Kita dari Kasih Allah?
Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel
mengenai Jenderal Sudirman, salah seorang jenderal atau panglima perang terbaik
yang dimiliki oleh Indonesia. Jenderal Sudirman mungkin bukanlah lulusan S3
luar negeri, tetapi ia mampu melakukan perang gerilya, melewati banyak daerah
di pulau Jawa (kebanyakan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur), memimpin pasukan
Republik Indonesia dengan persenjataan seadanya menghadapi pasukan Belanda yang
memiliki perisenjataan lengkap. Beliau memimpin perjuangan rakyat Indonesia
dengan kondisi sakit-sakitan, terkena TBC dan hanya memiliki satu paru-paru
yang berfungsi, dengan menaiki tandu. Karena jasa Jenderal Sudirman lah
akhirnya Belanda kerepotan dan “terpaksa” harus melakukan perundingan demi
perundingan dengan pihak Republik Indonesia, dan akhirnya mengakui kedaulatan
Republik Indonesia pada tahun 1949.
Jika saya berada dalam posisi Jenderal Sudirman
pada waktu itu, mungkin saya pun akan menyerah dan menyerahkan kendali pasukan
kepada wakil saya. Saya mungkin cukup berisitrahat di rumah untuk memulihkan
kondisi saya. Tetapi apa yang membuat saya salut kepada beliau adalah bahwa
beliau tetap memimpin pasukannya walau beliau sebenarnya sedang sakit dan harus
ditandu. Beliau pun tetap memimpin pasukannya untuk bergerilya masuk dan keluar
hutan, dengan perlengkapan dan makanan yang mungkin sangat minim, tetapi karena
itulah akhirnya pasukan Republik Indonesia dapat melakukan perlawanan kepada
pasukan Belanda. Oleh karena jasa-jasa beliau, hampir semua kota di Indonesia
memiliki jalan dengan nama beliau, dan percaya atau tidak, jalan yang
menggunakan nama beliau pada umumnya merupakan jalan-jalan utama yang penting
dan strategis di kota tersebut. Nama beliau selalu harum di sepanjang waktu,
walaupun pemimpin negara ini berganti-ganti, baik dalam orde lama, orde baru,
dan orde setelah reformasi ini.
Apa yang dapat kita pelajari dari Jenderal
Sudirman? Adalah bahwa ia memiliki semangat yang luar biasa dan tetap setia
memimpin pasukannya, bergerilya dari hutan ke hutan bersama-sama dengan
pasukannya hingga pertempuran selesai. Bukankah seperti itu juga apa yang kita
harus lakukan ketika mengiring Tuhan? Pernahkah kita ingat sejak kapan kita
percaya kepada Tuhan, dan apakah kita pernah “mundur” atau “kabur” dari Tuhan?
Hal-hal apa saja yang membuat kita menjauhkan diri dari kasih Tuhan itu?
Paulus berkata, bahwa seharusnya tidak ada seorang
pun atau apapun, yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Paulus
memberikan contoh ekstrim, yaitu penindasan, kesesakan, penganiayaan,
kelaparan, ketelanjangan, bahaya, dan pedang (ay. 35). Menurut saya, hal
tersebut menunjukkan bahaya dari risiko penganiayaan yang dialami orang percaya
di masa Paulus hidup dulu, yaitu di bahwa kepemimpinan Kaisar Nero. Memang
itulah risiko kita mengiring Tuhan, yaitu mungkin saja kita harus menderita dan
dianiaya karena Tuhan (ay. 36), kita Tuhan Yesus sendiri pun pernah mengatakan
demikian (Yoh 15:20), tetapi Paulus mengatakan bahwa walaupun kita harus
mengalami semuanya itu, kita akan dapat melewatinya, dan akan menang, bahkan
lebih dari pemenang (ay. 37).
Mengapa Paulus berkata seperti itu? Kita lebih
dari pemenang karena walaupun kita dihadapkan pada kondisi sesulit apapun,
tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang setia dan Ia akan memberikan kita kekuatan
untuk dapat melewati hal-hal tersebut, bahkan Tuhan menjanjikan mahkota
kehidupan bagi semua orang yang setia hingga akhir (Why 2:10). Jadi apakah yang
harus kita takutkan? Apakah maut apakah hidup? Ataukah malaikat dan pemerintah?
Ataukah kuasa-kuasa yang tidak mengerti dan segala makhluk lain sekalipun?
Semuanya itu tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (ay. 38-39). Justru
ketika kita merasa kita terpisah dan jauh dari Tuhan, sebenarnya bukan Tuhan
yang melepaskan tangan kita dari genggamanNya, tetapi kita sendiri yang
melepaskan tangan Tuhan dari genggaman kita.
Bacaan
Alkitab: Roma 8:35-39
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih
Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena
Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai
domba-domba sembelihan."
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari
pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun
hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun
yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita
dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.