Jumat, 9 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Daniel 3:28-33
“Berkatalah raja:
"Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk
kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Raja belum
habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu
dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;” (Dan 4:30-31)
Bahaya Kesombongan
Bahaya apa yang paling mengancam orang-orang percaya dan khususnya
hamba-hamba Tuhan? Menurut saya, bahaya yang paling mengancam para hamba-hamba
Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan adalah bahaya kesombongan. Mungkin ada
hamba-hamba Tuhan yang sudah memiliki gereja besar dan jemaat yang banyak,
sangat mudah menyombongkan diri sendiri dengan berkata bahwa karena dirinyalah
maka jemaatnya berkembang hingga seperti sekarang ini. Seorang worship leader
yang sudah sering memimpin pujian, sangat mudah untuk menyombongkan diri karena
suaranya bagus dan atau sudah berulang kali memimpin pujian. Bahaya yang lain
juga dapat terjadi karena para hamba Tuhan ini sudah sombong, maka ia tidak
mempersiapkan pelayanannya dengan baik sehingga pelayanan yang dilakukan,
walaupun secara mata manusia terlihat bagus, tetapi di mata Tuhan semuanya itu
hampa.
Hal yang sama terjadi pada Nebukadnezar (ay. 28). Jika di awal saya
bercerita bahwa banyak hamba Tuhan yang rawan jatuh ke dalam dosa kesombongan
yang disebabkan karena pelayanan mereka, justru raja Nebukadnezar jatuh ke
dalam dosa kesombongan karena kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki. Saat itu
raja Nebukadnezar sudah diperingatkan dalam mimpi, dan Daniel sudah menyarankan
agar raja Nebukadnezar bertobat sehingga tidak sampai mengalami penderitaan
akibat kesombongannya (Dan 4:27). Akan tetapi, raja Nebukadnezar memang adalah
seorang raja yang angkuh, sehingga setahun setelah Daniel memberikan nasehat
kepada raja Nebukadnezar, ketika raja Nebukadnezar sedang berjalan-jalan di
atas istananya di Babel, ia mulai memuji kota Babel dan kerajaannya yang telah
bangun selama ini (ay. 29-30).
Alkitab mengatakan bahwa belum habis raja Nebukadnezar berbicara, maka
turunlah suara dari langit yang menyatakan bahwa Nebukadnezar telah dihalau
dari manusia dan akan tinggal di padang, makan rumput seperti lembu, hingga Nebukadnezar
mengakui Allah yang Maha Tinggi (ay. 31-32). Pada saat itu langsung terjadi apa
yang diucapkan suara dari langit tersebut, raja Nebukadnezar terhalau dari
manusia, makan rumput di padang, rambutnya panjang seperti bulu burung rajawali
dan kukunya pun panjang seperti kuku burung (ay. 33). Singkat cerita, jika
diibaratkan dengan bahasa saat ini, raja Nebukadnezar kini berubah menjadi
orang gila. Bayangkan dari seorang raja yang berkuasa, dalam sekejap langsung
berbalik 180 derajat menjadi orang yang gila.
Kita tidak boleh bermain-main dengan kesombongan, terlebih dengan
kesombongan rohani. Masih untung apa yang dialami oleh raja Nebukadnezar,
karena akhirnya Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada dirinya untuk mengakui
kekuasaan Allah, dan saat raja Nebukadnezar mengakui kekuasaan Allah, maka saat
itu jugalah Tuhan mengembalikan raja Nebukadnezar kembali ke tahtanya, bahkan
memberikan kemuliaan yang lebih besar dari sebelumnya (Dan 4:34-36). Bandingkan
dengan raja Herodes yang menyombongkan dirinya sendiri ketika ia sedang
berpidato hingga rakyat berkata bahwa “ini adalah suara allah dan bukan suara
manusia”. Waktu itu, Tuhan tidak memberikan kesempatan kedua kepada Herodes,
dan malaikat Tuhan langsung menampar Herodes hingga ia langsung meninggal saat
itu juga dan mati dimakan cacing-cacing (Kis 12:21-23).
Saya sendiri juga beberapa kali sempat tergoda untuk jatuh dalam dosa
kesombongan, seperti misalnya karena Tuhan memberi saya talenta di bidang
musik, saya beberapa kali menjadi pemain musik pengganti dalam ibadah di
Gereja. Saya memang tidak sempat latihan karena memang melayani secara
mendadak, tetapi jika hal ini tidak dikendalikan, saya sangat mudah jatuh ke
dalam dosa kesombongan sehingga saya tidak menganggap latihan sebagai hal yang
penting untuk mempersiapkan pelayanan saya. Hal lainnya, sebagai penulis
seringkali saya sudah memiliki pandangan terhadap sebuah ayat, apalagi
ayat-ayat yang pernah menjadi bahan renungan saya. Jadi, ketika saya duduk di
gereja mendengarkan khotbah seorang hamba Tuhan yang menggunakan ayat yang sama
tetapi dengan maksud atau ajaran yang berbeda, saya mudah tergoda untuk
menyatakan bahwa, “Ah kayaknya nggak gitu deh seharusnya”. Saya pun masih harus
banyak belajar untuk bisa menahan diri dan menundukkan ego dan kesombongan saya
ini. Tidak mudah memang, tetapi harus dilakukan karena Tuhan akan merendahkan
orang-orang yang sombong dan tinggi hati (Yes 5:15). Ingatlah bahwa Lucifer
yang dahulu adalah malaikat yang menjadi pemimpin pujian dan penyembahan di
surga pun akhirnya jatuh dalam kesombongan dan dilemparkan ke bumi (Yes 14:12,
terjemahan King James Version dari kata “Bintang Timur” adalah “Lucifer”). Masihkah
kita sombong dan memegahkan diri di hadapan Tuhan?
Bacaan
Alkitab: Daniel 3:28-33
4:28 Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar;
4:29 sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan
di atas istana raja di Babel,
4:30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan
kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota
kerajaan?"
4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit:
"Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih
dari padamu;
4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada
di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput
seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa
berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan
manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"
4:33 Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan
ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya
basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu
burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.