Selasa, 06 Maret 2012

Bahaya Kesombongan


Jumat, 9 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Daniel 3:28-33
Berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;” (Dan 4:30-31)


Bahaya Kesombongan


Bahaya apa yang paling mengancam orang-orang percaya dan khususnya hamba-hamba Tuhan? Menurut saya, bahaya yang paling mengancam para hamba-hamba Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan adalah bahaya kesombongan. Mungkin ada hamba-hamba Tuhan yang sudah memiliki gereja besar dan jemaat yang banyak, sangat mudah menyombongkan diri sendiri dengan berkata bahwa karena dirinyalah maka jemaatnya berkembang hingga seperti sekarang ini. Seorang worship leader yang sudah sering memimpin pujian, sangat mudah untuk menyombongkan diri karena suaranya bagus dan atau sudah berulang kali memimpin pujian. Bahaya yang lain juga dapat terjadi karena para hamba Tuhan ini sudah sombong, maka ia tidak mempersiapkan pelayanannya dengan baik sehingga pelayanan yang dilakukan, walaupun secara mata manusia terlihat bagus, tetapi di mata Tuhan semuanya itu hampa.

Hal yang sama terjadi pada Nebukadnezar (ay. 28). Jika di awal saya bercerita bahwa banyak hamba Tuhan yang rawan jatuh ke dalam dosa kesombongan yang disebabkan karena pelayanan mereka, justru raja Nebukadnezar jatuh ke dalam dosa kesombongan karena kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki. Saat itu raja Nebukadnezar sudah diperingatkan dalam mimpi, dan Daniel sudah menyarankan agar raja Nebukadnezar bertobat sehingga tidak sampai mengalami penderitaan akibat kesombongannya (Dan 4:27). Akan tetapi, raja Nebukadnezar memang adalah seorang raja yang angkuh, sehingga setahun setelah Daniel memberikan nasehat kepada raja Nebukadnezar, ketika raja Nebukadnezar sedang berjalan-jalan di atas istananya di Babel, ia mulai memuji kota Babel dan kerajaannya yang telah bangun selama ini (ay. 29-30).

Alkitab mengatakan bahwa belum habis raja Nebukadnezar berbicara, maka turunlah suara dari langit yang menyatakan bahwa Nebukadnezar telah dihalau dari manusia dan akan tinggal di padang, makan rumput seperti lembu, hingga Nebukadnezar mengakui Allah yang Maha Tinggi (ay. 31-32). Pada saat itu langsung terjadi apa yang diucapkan suara dari langit tersebut, raja Nebukadnezar terhalau dari manusia, makan rumput di padang, rambutnya panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya pun panjang seperti kuku burung (ay. 33). Singkat cerita, jika diibaratkan dengan bahasa saat ini, raja Nebukadnezar kini berubah menjadi orang gila. Bayangkan dari seorang raja yang berkuasa, dalam sekejap langsung berbalik 180 derajat menjadi orang yang gila.

Kita tidak boleh bermain-main dengan kesombongan, terlebih dengan kesombongan rohani. Masih untung apa yang dialami oleh raja Nebukadnezar, karena akhirnya Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada dirinya untuk mengakui kekuasaan Allah, dan saat raja Nebukadnezar mengakui kekuasaan Allah, maka saat itu jugalah Tuhan mengembalikan raja Nebukadnezar kembali ke tahtanya, bahkan memberikan kemuliaan yang lebih besar dari sebelumnya (Dan 4:34-36). Bandingkan dengan raja Herodes yang menyombongkan dirinya sendiri ketika ia sedang berpidato hingga rakyat berkata bahwa “ini adalah suara allah dan bukan suara manusia”. Waktu itu, Tuhan tidak memberikan kesempatan kedua kepada Herodes, dan malaikat Tuhan langsung menampar Herodes hingga ia langsung meninggal saat itu juga dan mati dimakan cacing-cacing (Kis 12:21-23).

Saya sendiri juga beberapa kali sempat tergoda untuk jatuh dalam dosa kesombongan, seperti misalnya karena Tuhan memberi saya talenta di bidang musik, saya beberapa kali menjadi pemain musik pengganti dalam ibadah di Gereja. Saya memang tidak sempat latihan karena memang melayani secara mendadak, tetapi jika hal ini tidak dikendalikan, saya sangat mudah jatuh ke dalam dosa kesombongan sehingga saya tidak menganggap latihan sebagai hal yang penting untuk mempersiapkan pelayanan saya. Hal lainnya, sebagai penulis seringkali saya sudah memiliki pandangan terhadap sebuah ayat, apalagi ayat-ayat yang pernah menjadi bahan renungan saya. Jadi, ketika saya duduk di gereja mendengarkan khotbah seorang hamba Tuhan yang menggunakan ayat yang sama tetapi dengan maksud atau ajaran yang berbeda, saya mudah tergoda untuk menyatakan bahwa, “Ah kayaknya nggak gitu deh seharusnya”. Saya pun masih harus banyak belajar untuk bisa menahan diri dan menundukkan ego dan kesombongan saya ini. Tidak mudah memang, tetapi harus dilakukan karena Tuhan akan merendahkan orang-orang yang sombong dan tinggi hati (Yes 5:15). Ingatlah bahwa Lucifer yang dahulu adalah malaikat yang menjadi pemimpin pujian dan penyembahan di surga pun akhirnya jatuh dalam kesombongan dan dilemparkan ke bumi (Yes 14:12, terjemahan King James Version dari kata “Bintang Timur” adalah “Lucifer”). Masihkah kita sombong dan memegahkan diri di hadapan Tuhan?


Bacaan Alkitab: Daniel 3:28-33
4:28 Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar;
4:29 sebab setelah lewat dua belas bulan, ketika ia sedang berjalan-jalan di atas istana raja di Babel,
4:30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?"
4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;
4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"
4:33 Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.