Rabu, 21 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Mazmur 62:11-13
“... Apabila harta makin bertambah, janganlah
hatimu melekat padanya.” (Mzm 62:11b)
Melekat di Mana Hati Kita?
Beberapa waktu yang lalu saya yakin kita pasti mendengar tentang seorang pegawai
pajak yang mempunyai harta hingga bermiliar-miliar. Saat ini saya tidak
bermaksud menuduh apakah harta orang tersebut berasal dari sumber yang tidak
halal, tetapi apa yang saya mau katakan, kira-kira, jika kita memiliki uang
bermiliar-miliar seperti orang tersebut, apakah kehidupan kita akan semakin
bahagia atau tidak? Saya berpikir, wah, tentunya saya akan sangat senang sekali
ketika saya memiliki uang hingga bermiliar-miliar rupiah jumlahnya. Tetapi
semakin saya berpikir, ternyata kesenangan tersebut sebetulnya adalah
kesenangan yang semu dan sementara. Lambat laun saya akan takut kehilangan
harta tersebut, takut dirampok, takut uang tersebut hilang, dan sebagainya.
Sukacita itu pun semakin menghilang, apalagi jika ternyata uang tersebut
berasal dari hasil korupsi atau hal-hal yan melanggar hukum. Kita akan semakin
kuatir memegang uang yang banyak tersebut bukan?
Bacaan Alkitab kita hari ini berkata tentang bagaimana Tuhan berfirman
kepada kita agar ketika harta kita semakin bertambah, jangan sampai hati kita
melekat kepada harta tersebut (ay. 11b). Memang saya akui sulit, karena Tuhan
Yesus sendiri berkata, “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu
berada” (Mat 6:21). Di samping itu Tuhan juga mengingatkan agar kita tidak
memeras dan merampas (ay. 11a). Hal ini yang agak susah dilakukan oleh
orang-orang yang bekerja di pemerintahan. Kadang-kadang kita tanpa sadar
memeras orang lain dan merampas apa yang bukan menjadi hak kita. Percaya atau
tidak, harta yang kita dapatkan dari hasil pemerasan dan perampasan pada
umumnya tidak akan bertahan lama. Tuhan tidak akan suka ketika kita mendapatkan
rejeki yang tidak halal seperti itu. Tuhan pasti lebih tidak suka ketika kita
justru menggunakan “uang haram” tersebut untuk pekerjaan Tuhan. Apa kita berani
menyogok Tuhan dengan uang-uang yang tidak benar seperti itu? Misalkan kita
adalah pengusaha, apa kita berani memberi persembahan dari uang-uang yang
berasal dari mark-up suatu proyek,
misalnya?
Kita harus sadar bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Segala
kuasa ada di tanganNya dan segala kuasa yang dimiliki manusia juga berasal dari
Tuhan (ay. 12). Bagian lain dari Alkitab mengatakan bahwa segala pemerintah
dunia ini (yang memiliki kuasa di dunia) juga berasal dari Allah (Rm 13:1). Jadi,
jika Tuhan kita adalah Tuhan yang memiliki kuasa terbesar di alam semesta ini,
bagaimana mungkin kita bermain-main dengan kuasa Tuhan tersebut? Bagaimana
mungkin kita mengandalkan kuasa yang kita miliki (yang mungkin hanya seperjuta
bahkan sepermiliar kuasa Tuhan) untuk mendapatkan harta, dan yang lebih parah
lagi, menyalahgunakan kuasa yang kita miliki untuk mendapatkan harta dengan
cara memeras dan merampas? Ingat, walau Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh
kasih setia juga (ay. 13a), tetapi Tuhan juga akan membalas setiap orang
menurut perbuatannya (ay. 13b).
Bacaan
Alkitab: Mazmur 62:11-13
62:11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang
sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu
melekat padanya.
62:12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari
Allah asalnya,
62:13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas
setiap orang menurut perbuatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.