Selasa, 27 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Roma 12:6-8
“Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut
kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk
bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.” (Rm 12:6)
Prinsip Melayani
Berapa banyak di antara kita yang sudah mengambil
bagian dalam pelayanan Tuhan? Mungkin ada di antara kita yang sudah mengambil
bagian dalam pelayanan Tuhan di Gereja, entah sebagai pengurus, guru sekolah
minggu, atau pelayan pujian dan musik. Berapa banyak di antara kita yang sudah
melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya? Apakah kita sudah mempersiapkan diri
kita dengan baik sebelum melakukan pelayanan? Atau apakah kita karena sudah
merasa “jago” dan “ahli” justru kita menganggap bahwa pelayanan adalah hal yang
biasa dan tidak mempersiapkan secara khusus setiap pelayanan yang akan kita
lakukan?
Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang
bagaimana kita seharusnya memandang pelayanan yang akan kita lakukan. Saya
tidak menulis tentang apa pelayanan yang seharusnya kita lakukan, tetapi
bagaimana kita memandang pelayanan itu sendiri. Jika ada di antara kita yang
memang sama sekali belum mengambil pelayanan apapun, maka justru dengan
memahami prinsip-prinsip tersebut saya berharap kita dapat lebih termotivasi
untuk mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Pertama, kita seharusnya melayani sesuai dengan
karunia yang diberikan Tuhan (ay. 6-8). Tuhan memberikan karunia yang
berbeda-beda kepada setiap orang. Bacaan Alkitab kita hari ini berkata tentang
beberapa karunia, yaitu karunia untuk bernubuat (ay. 6), karunia untuk melayani
dan mengajar (ay. 7), serta karunia untuk menasihati (ay. 8). Empat buah
karunia yang disebutkan dalam bacaan Alkitab ini tidak menggambarkan bahwa
hanya empat karunia saja yang Tuhan berikan, tetapi lebih kepada contoh
karunia, dan bagaimana kita seharusnya menggunakan karunia tersebut untuk
melayani Tuhan.
Kedua, kita seharusnya melayani dengan iman (ay.
6b). Bayangkan jika ada seorang anggota band dunia yang memiliki talenta luar
biasa di bidang musik tiba-tiba datang ke gereja kita dan ingin melayani,
apakah pihak gereja menyetujui begitu saja permintaan orang tersebut? Tentu
saja tidak bukan? Bukan hanya karunia saja yang penting, tetapi juga iman yang
benar kepada Tuhan. Bagaimana seseorang bisa melayani dengan benar jika ia saja
tidak percaya kepada Tuhan? Karena itu sebelum melayani, gereja perlu meyakini
bahwa orang tersebut memang telah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.
Ketiga, kita seharusnya melayani dengan hati yang
ikhlas (ay. 8a). Hati yang ikhlas berarti melayani bukan karena ambisi pribadi,
tetapi melayani dengan hati yang tulus dan motivasi yang benar. Kita melayani
bukan agar kita dipuji orang, tetapi karena kita ingin nama Tuhan
dipermuliakan. Kita melayani bukan agar gadis incaran kita melihat pelayanan
kita, atau agar pendeta kita memuji kita. Kita seharusnya melayani karena Tuhan
telah terlebih dulu melayani dan memberkati kehidupan kita.
Keempat, kita seharusnya melayani dengan rajin
(ay. 8b). Pernahkah kita berpikir, mengapa jika kita datang ke kantor, kita
selalu rajin dan mengusahakan tidak pernah terlambat? Atau jika kita bersekolah
kita juga selalu berusaha untuk belajar dengan rajin? Mengapa hal yang sama
tidak kita terapkan pada pelayanan kita? Berapa banyak kita mempersiapkan diri
untuk pelayanan yang akan kita lakukan? Jika untuk hal-hal dunia saja kita
mempersiapkan diri begitu rupa, mengapa hal yang sama tidak dapat kita lakukan
untuk Tuhan yang kita sembah?
Kelima, kita seharusnya melayani dengan sukacita
(ay. 8c). Melayani itu bukan suatu beban, tetapi kita seharusnya bersyukur
ketika kita diberikan kepercayaan untuk mengambil bagian dalam pelayanan Tuhan.
Pernahkah kita bercermin ketika kita melayani Tuhan? Bagaimana raut wajah kita?
Apakah kita melayani Tuhan dengan selalu tersenyum, ataukah dengan wajah yang
bersungut-sungut?
Semoga kelima prinsip di atas dapat membantu kita
untuk dapat melayani dengan lebih baik lagi. Melayani itu adalah anugerah,
karena sudah seharusnya seseorang yang telah diselamatkan oleh kasih karunia
Tuhan membalasnya dengan cara melakukan apa yang dapat kita lakukan bagi Tuhan.
Mungkin pelayanan kita bukanlah pelayanan yang bersifat “front office” alias pelayanan yang langsung dilihat oleh orang
lain, tetapi walaupun pelayanan yang kita lakukan bersifat “back office” alias pelayanan yang tidak
pernah dilihat orang lain, seperti berdoa bagi orang lain, justru hal-hal yang
tersembunyi itulah yang Tuhan lihat. Inti dari renungan kita hari ini, sudahkah
kita melayani dengan benar di hadapan Tuhan?
Bacaan
Alkitab: Roma 12:6-8
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang
berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika
karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman
kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita
melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita
menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya
dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya
dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya
dengan sukacita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.