Senin, 26 Maret 2012

Prinsip Melayani


Selasa, 27 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Roma 12:6-8
“Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.” (Rm 12:6)


Prinsip Melayani


Berapa banyak di antara kita yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan Tuhan? Mungkin ada di antara kita yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan Tuhan di Gereja, entah sebagai pengurus, guru sekolah minggu, atau pelayan pujian dan musik. Berapa banyak di antara kita yang sudah melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya? Apakah kita sudah mempersiapkan diri kita dengan baik sebelum melakukan pelayanan? Atau apakah kita karena sudah merasa “jago” dan “ahli” justru kita menganggap bahwa pelayanan adalah hal yang biasa dan tidak mempersiapkan secara khusus setiap pelayanan yang akan kita lakukan?

Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang bagaimana kita seharusnya memandang pelayanan yang akan kita lakukan. Saya tidak menulis tentang apa pelayanan yang seharusnya kita lakukan, tetapi bagaimana kita memandang pelayanan itu sendiri. Jika ada di antara kita yang memang sama sekali belum mengambil pelayanan apapun, maka justru dengan memahami prinsip-prinsip tersebut saya berharap kita dapat lebih termotivasi untuk mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.

Pertama, kita seharusnya melayani sesuai dengan karunia yang diberikan Tuhan (ay. 6-8). Tuhan memberikan karunia yang berbeda-beda kepada setiap orang. Bacaan Alkitab kita hari ini berkata tentang beberapa karunia, yaitu karunia untuk bernubuat (ay. 6), karunia untuk melayani dan mengajar (ay. 7), serta karunia untuk menasihati (ay. 8). Empat buah karunia yang disebutkan dalam bacaan Alkitab ini tidak menggambarkan bahwa hanya empat karunia saja yang Tuhan berikan, tetapi lebih kepada contoh karunia, dan bagaimana kita seharusnya menggunakan karunia tersebut untuk melayani Tuhan.

Kedua, kita seharusnya melayani dengan iman (ay. 6b). Bayangkan jika ada seorang anggota band dunia yang memiliki talenta luar biasa di bidang musik tiba-tiba datang ke gereja kita dan ingin melayani, apakah pihak gereja menyetujui begitu saja permintaan orang tersebut? Tentu saja tidak bukan? Bukan hanya karunia saja yang penting, tetapi juga iman yang benar kepada Tuhan. Bagaimana seseorang bisa melayani dengan benar jika ia saja tidak percaya kepada Tuhan? Karena itu sebelum melayani, gereja perlu meyakini bahwa orang tersebut memang telah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.

Ketiga, kita seharusnya melayani dengan hati yang ikhlas (ay. 8a). Hati yang ikhlas berarti melayani bukan karena ambisi pribadi, tetapi melayani dengan hati yang tulus dan motivasi yang benar. Kita melayani bukan agar kita dipuji orang, tetapi karena kita ingin nama Tuhan dipermuliakan. Kita melayani bukan agar gadis incaran kita melihat pelayanan kita, atau agar pendeta kita memuji kita. Kita seharusnya melayani karena Tuhan telah terlebih dulu melayani dan memberkati kehidupan kita.

Keempat, kita seharusnya melayani dengan rajin (ay. 8b). Pernahkah kita berpikir, mengapa jika kita datang ke kantor, kita selalu rajin dan mengusahakan tidak pernah terlambat? Atau jika kita bersekolah kita juga selalu berusaha untuk belajar dengan rajin? Mengapa hal yang sama tidak kita terapkan pada pelayanan kita? Berapa banyak kita mempersiapkan diri untuk pelayanan yang akan kita lakukan? Jika untuk hal-hal dunia saja kita mempersiapkan diri begitu rupa, mengapa hal yang sama tidak dapat kita lakukan untuk Tuhan yang kita sembah?

Kelima, kita seharusnya melayani dengan sukacita (ay. 8c). Melayani itu bukan suatu beban, tetapi kita seharusnya bersyukur ketika kita diberikan kepercayaan untuk mengambil bagian dalam pelayanan Tuhan. Pernahkah kita bercermin ketika kita melayani Tuhan? Bagaimana raut wajah kita? Apakah kita melayani Tuhan dengan selalu tersenyum, ataukah dengan wajah yang bersungut-sungut?

Semoga kelima prinsip di atas dapat membantu kita untuk dapat melayani dengan lebih baik lagi. Melayani itu adalah anugerah, karena sudah seharusnya seseorang yang telah diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan membalasnya dengan cara melakukan apa yang dapat kita lakukan bagi Tuhan. Mungkin pelayanan kita bukanlah pelayanan yang bersifat “front office” alias pelayanan yang langsung dilihat oleh orang lain, tetapi walaupun pelayanan yang kita lakukan bersifat “back office” alias pelayanan yang tidak pernah dilihat orang lain, seperti berdoa bagi orang lain, justru hal-hal yang tersembunyi itulah yang Tuhan lihat. Inti dari renungan kita hari ini, sudahkah kita melayani dengan benar di hadapan Tuhan?


Bacaan Alkitab: Roma 12:6-8
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.