Sabtu, 31 Maret 2012
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
8:26-31
“Kemudian berkatalah
seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan
berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza."
Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kis 8:26)
Meminta Bimbingan Tuhan untuk Menjangkau Jiwa
Salah satu tanggung jawab kiat sebagai orang
percaya adalah mengabarkan Injil kepada semua orang hingga ke ujung dunia (Mat
28:18-20). Namun, sering kali kita mengabaikan tanggung jawab kita tersebut dan
beralasan kepada Tuhan bahwa melakukan penginjilan di negara ini sangat sulit.
Kita juga sering beralasan bahwa walaupun kita sudah melakukan penginjilan,
tetapi belum tentu orang yang kita injili tersebut mau menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. Atau kita juga bisa saja beralasan
bahwa kita tidak memiliki “skill” yang memadai untuk menjadi penginjil, berbeda
dengan hamba-hamba Tuhan yang telah memiliki “nama besar”, dan mampu
memberitakan kabar baik di KKR-KKR yang diadakannya. Namun demikian, hari ini
saya tidak akan menulis panjang lebar tentang penginjilan, tetapi lebih fokus
ke bagaimana kita melakukan penginjilan yang sederhana namun efektif melalui
bacaan Alkitab kita hari ini.
Pertama, kita harus peka terhadap suara Tuhan (ay.
26). Filipus mungkin tidak setenar Petrus atau Yohanes yang memberitakan kabar
baik dengan berapi-api yang menghasilkan 3.000 orang menjadi percaya hanya
dalam sekali khotbah (Kis 2:41). Tetapi kita dapat melihat bagaimana ada suara
dari malaikat Tuhan kepada Filipus untuk pergi ke sebelah selatan, melalui
jalan yang turun dari Yerusalem ke arah Gaza. Suara Tuhan mungkin tidak dapat
kita dengar secara langsung seperti Filipus, tetapi dengan memiliki hubungan
yang intim dengan Tuhan, maka kita akan menjadi peka terhadap suara Tuhan, yang
mungkin saja kita rasakan ketika kita membaca suatu ayat tertentu, atau mungkin
melalui suara hamba Tuhan yang berkhotbah, atau juga suara orang-orang lain
yang Tuhan pakai untuk menyalurkan suaraNya.
Kedua, kita harus taat dan melakukan perintah
Tuhan (ay. 27 & 29). Ketika Filipus disuruh untuk pergi ke arah selatan,
melewati jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza, Filipus taat dan
melakukannya, walaupun Alkitab mengatakan bahwa jalan tersebut adalah jalan
yang sunyi (ay. 26b), dan kemungkinan besar hanya sedikit orang yang melaluinya
karena jalan tersebut bukanlah jalan utama. Apa yang diharapkan Filipus dari
jalan sesepi itu? Pasti Filipus tidak punya bayangan akan menginjil di jalan
tersebut. Tetapi apapun yang dipikirkan Filipus, ia mau taat kepada perintah
Tuhan dan berangkat ke selatan melalui jalan yang sepi itu. Ia juga melakukan
apa yang Roh katakan kepada Filipus, untuk pergi mendekati kereta yang sedang
berjalan (ay. 29).
Ketiga, kita melakukan penginjilan dengan hikmat
yang diberikan Tuhan (ay. 28, 30-31). Mungkin saja kita tidak bisa melakukan
penginjilan melalui KKR, tetapi saya yakin ada banyak metode dan cara yang
dapat kita lakukan, dan kita memang membutuhkan hikmat dari Tuhan untuk bisa
menyampaikan kabar baik tersebut. Filipus melihat ada seorang Etiopia, pembesar
dari negerinya yang sedang menaiki keretanya sambil membaca kitab Yesaya (ay.
28). Filipus memulai percakapan dengan orang Etiopia tersebut dengan kalimat
yang memancing yaitu “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” (ay. 30). Tentu
saja Filipus dapat mengatakan demikian karena hikmat yang diberikan Roh Kudus
kepadanya, hingga akhirnya orang Etiopia tersebut meminta Filipus naik dan
duduk di sampingnya (ay. 31).
Kita mungkin tidak bisa menjangkau banyak jiwa
sekaligus, tetapi dengan melakukan penginjilan yang tepat sasaran dan efektif,
maka bisa jadi penginjilan kita dapat berdampak luas. Dalam Alkitab, nama
Filipus hanya ditulis beberapa kali, dan mungkin dalam bacaan Alkitab kita kali
ini, ia pun hanya melakukan penginjilan kepada satu orang saja (orang Etiopia),
namun sejarah dan tradisi Gereja menyatakan bahwa di negara Etiopia (hingga
saat ini), terdapat kumpulan orang-orang Kristiani yang kemungkinan dari hasil
penginjilan Filipus terhadap orang Etiopia tersebut. Filipus mungkin tidak
menyangka bahwa apa yang ia lakukan ternyata berdampak besar dan menghasilkan
jemaat di Etiopia, jauh dari Yerusalem. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang
mustahil (Luk 1:37), Ia dapat melakukan hal yang jauh lebih besar dari apa yang
kita dapat pikirkan dan bayangkan (Ef 3:20).
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
8:26-31
8:26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan
kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan,
menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang
sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang
Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake,
ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan
pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah
ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar
sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah
tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat
mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus
naik dan duduk di sampingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.