Jumat, 30 Maret 2012

Meminta Bimbingan Tuhan untuk Menjangkau Jiwa


Sabtu, 31 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8:26-31
Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.” (Kis 8:26)


Meminta Bimbingan Tuhan untuk Menjangkau Jiwa


Salah satu tanggung jawab kiat sebagai orang percaya adalah mengabarkan Injil kepada semua orang hingga ke ujung dunia (Mat 28:18-20). Namun, sering kali kita mengabaikan tanggung jawab kita tersebut dan beralasan kepada Tuhan bahwa melakukan penginjilan di negara ini sangat sulit. Kita juga sering beralasan bahwa walaupun kita sudah melakukan penginjilan, tetapi belum tentu orang yang kita injili tersebut mau menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi. Atau kita juga bisa saja beralasan bahwa kita tidak memiliki “skill” yang memadai untuk menjadi penginjil, berbeda dengan hamba-hamba Tuhan yang telah memiliki “nama besar”, dan mampu memberitakan kabar baik di KKR-KKR yang diadakannya. Namun demikian, hari ini saya tidak akan menulis panjang lebar tentang penginjilan, tetapi lebih fokus ke bagaimana kita melakukan penginjilan yang sederhana namun efektif melalui bacaan Alkitab kita hari ini.

Pertama, kita harus peka terhadap suara Tuhan (ay. 26). Filipus mungkin tidak setenar Petrus atau Yohanes yang memberitakan kabar baik dengan berapi-api yang menghasilkan 3.000 orang menjadi percaya hanya dalam sekali khotbah (Kis 2:41). Tetapi kita dapat melihat bagaimana ada suara dari malaikat Tuhan kepada Filipus untuk pergi ke sebelah selatan, melalui jalan yang turun dari Yerusalem ke arah Gaza. Suara Tuhan mungkin tidak dapat kita dengar secara langsung seperti Filipus, tetapi dengan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, maka kita akan menjadi peka terhadap suara Tuhan, yang mungkin saja kita rasakan ketika kita membaca suatu ayat tertentu, atau mungkin melalui suara hamba Tuhan yang berkhotbah, atau juga suara orang-orang lain yang Tuhan pakai untuk menyalurkan suaraNya.

Kedua, kita harus taat dan melakukan perintah Tuhan (ay. 27 & 29). Ketika Filipus disuruh untuk pergi ke arah selatan, melewati jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza, Filipus taat dan melakukannya, walaupun Alkitab mengatakan bahwa jalan tersebut adalah jalan yang sunyi (ay. 26b), dan kemungkinan besar hanya sedikit orang yang melaluinya karena jalan tersebut bukanlah jalan utama. Apa yang diharapkan Filipus dari jalan sesepi itu? Pasti Filipus tidak punya bayangan akan menginjil di jalan tersebut. Tetapi apapun yang dipikirkan Filipus, ia mau taat kepada perintah Tuhan dan berangkat ke selatan melalui jalan yang sepi itu. Ia juga melakukan apa yang Roh katakan kepada Filipus, untuk pergi mendekati kereta yang sedang berjalan (ay. 29).

Ketiga, kita melakukan penginjilan dengan hikmat yang diberikan Tuhan (ay. 28, 30-31). Mungkin saja kita tidak bisa melakukan penginjilan melalui KKR, tetapi saya yakin ada banyak metode dan cara yang dapat kita lakukan, dan kita memang membutuhkan hikmat dari Tuhan untuk bisa menyampaikan kabar baik tersebut. Filipus melihat ada seorang Etiopia, pembesar dari negerinya yang sedang menaiki keretanya sambil membaca kitab Yesaya (ay. 28). Filipus memulai percakapan dengan orang Etiopia tersebut dengan kalimat yang memancing yaitu “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” (ay. 30). Tentu saja Filipus dapat mengatakan demikian karena hikmat yang diberikan Roh Kudus kepadanya, hingga akhirnya orang Etiopia tersebut meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya (ay. 31).

Kita mungkin tidak bisa menjangkau banyak jiwa sekaligus, tetapi dengan melakukan penginjilan yang tepat sasaran dan efektif, maka bisa jadi penginjilan kita dapat berdampak luas. Dalam Alkitab, nama Filipus hanya ditulis beberapa kali, dan mungkin dalam bacaan Alkitab kita kali ini, ia pun hanya melakukan penginjilan kepada satu orang saja (orang Etiopia), namun sejarah dan tradisi Gereja menyatakan bahwa di negara Etiopia (hingga saat ini), terdapat kumpulan orang-orang Kristiani yang kemungkinan dari hasil penginjilan Filipus terhadap orang Etiopia tersebut. Filipus mungkin tidak menyangka bahwa apa yang ia lakukan ternyata berdampak besar dan menghasilkan jemaat di Etiopia, jauh dari Yerusalem. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Luk 1:37), Ia dapat melakukan hal yang jauh lebih besar dari apa yang kita dapat pikirkan dan bayangkan (Ef 3:20).


Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8:26-31
8:26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi.
8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.
8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya.
8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"
8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.