Rabu, 14 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Ibrani 12:15-17
“Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan
diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.” (Ibr 12:15)
Hidup Dekat dengan Kasih Karunia Tuhan
Beberapa kali
saya berbincang-bincang dengan teman-teman yang baru menikah (masih sekitar
satu tahun menikah). Mereka mengatakan bahwa ketika masa pacaran dulu, masih
tidak apa-apa jika mereka harus terpisah jarak karena kesibukan atau pekerjaan
mereka. Tetapi ternyata setelah menikah, mereka merasa sangat berat jika harus
berpisah walau hanya sehari saja. Ada sesuatu yang membuat mereka selalu ingin
dekat dengan pasangan mereka, terlebih bagi teman-teman saya yang telah memiliki anak.
Demikian juga
dengan kehidupan kita sebagai orang percaya. Jika kita mengaku bahwa diri kita
adalah orang-orang percaya, seharusnya kita juga memiliki kerinduan yang sama
yaitu selalu ingin dekat dengan Tuhan. Firman Tuhan dalam bacaan Alkitab kita
hari ini berkata agar kita tidak menjauhkan diri dari kasih karunia Allah (ay.
15). Apa itu kasih karunia Allah? Inti dari kasih karunia Allah bagi manusia
berarti keselamatan dan penebusan dosa oleh Tuhan Yesus Kristus bagi setiap
orang yang mau percaya kepada Yesus (Yoh 1:17). Kita diselamatkan karena kasih
karunia Allah, dan bukan karena hasil usaha kita (Ef 2:8). Ketika kita sadar bahwa
kita diselamatkan bukan karena usaha kita, maka seharusnya kita pun semakin
bersyukur kepada Allah dan tidak akan menjauhkan diri kita dari Allah. Orang
yang pergi menjauh dari Allah akan mendapati hidupnya semakin hancur dan berantakan.
Alkitab memberi
contoh tentang kisah hidup Esau. Mungkin kita semua pernah membaca tentang
bagaimana Esau menjual hak kesulungannya kepada Yakub, adiknya. Kira-kira,
mengapa Esau sampai menjual hak kesulungannya dengan hanya seharga semangkuk sup
kacang merah? Mungkinkah Esau sangat lapar? Saya rasa keluarga Ishak dan Ribka
adalah keluarga yang kaya, Esau bisa saja meminta para pembantu untuk
menyiapkan makanan dan pasti Esau akan makan kenyang dan enak. Saya rasa Esau
tidak menganggap hak kesulungan itu sebagai sesuatu yang penting. Alkitab
mengatakan bahwa Esau mempunyai nafsu yang rendah (ay. 16), dan akibat dari
kesalahannya itu, ia pun akhirnya tidak menerima berkat yang sebetulnya sudah
disiapkan Tuhan baginya (ay. 17). Memang penyesalan itu selalu datang kemudian.
Tetapi jika kita
perhatikan, ada benang merah antara ayat 15 dengan kisah Esau tersebut. Saya
merasa salah satu sebab Esau sampai menjual hak kesulungannya adalah karena ia
tidak dekat dengan Ishak dan Ribka sebagai orang tua yang nantinya akan memberi
berkat kepada dirinya. Alkitab mengatakan bahwa Esau tumbuh menjadi seorang
pemburu, yang suka tinggal di padang, sementara Yakub lebih suka tinggal di
rumah (Kej 25:27). Esau merupakan gambaran dari manusia yang suka hidup jauh
dari sumber berkat, yaitu Tuhan. Manusia yang seperti ini akan mudah sekali
memiliki akar pahit dan akhirnya memandang rendah berkat Tuhan. Mereka tidak
hidup dekat dengan Tuhan sehingga mereka tidak mengetahui apa yang Tuhan
inginkan bagi mereka.
Ini merupakan
peringatan bagi kita untuk tidak menjauh dari kasih karunia Tuhan. Apa yang
kita bisa lakukan untuk tidak jauh dari kasih karunia Tuhan? Pertama, miliki
sikap seperti Maria yang duduk dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan
Tuhan (Luk 10:39). Hal ini dapat diartikan bahwa kita harus memiliki waktu
khusus bagi Tuhan, yaitu dalam saat teduh dan jam-jam doa kita secara pribadi
kepada Tuhan. Kedua, kita tidak boleh menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita (Ibr 10:25). Bagaimanapun juga, dengan menghadiri ibadah dan
bersekutu dengan orang lain, hal tersebut akan membantu iman kita untuk
bertumbuh. Ingatlah, bahwa semakin jauh kita dari Tuhan, maka semakin dekat
kita dengan kebinasaan.
Bacaan
Alkitab: Ibrani 12:15-17
12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan
dan yang mencemarkan banyak orang.
12:16 Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang
rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
12:17 Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat
itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.