Senin, 19 Maret 2012

Dipilih Sebelum Dijadikan


Selasa, 20 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-8
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer 1:5)


Dipilih Sebelum Dijadikan


Kemarin adalah hari jadi pernikahan kedua orang tua saya yang ke-30. Saya iseng-iseng menghitung tanggal pernikahan kedua orang tua saya dan membandingkannya dengan tanggal lahir saya. Ternyata, saya lahir tepat sembilan bulan setelah kedua orang tua saya menikah. Suatu kebetulan yang luar biasa bukan? Dan saya berandai-andai, jika demikian, seharusnya kemarin atau hari ini saya merayakan hari jadi saya di dalam rahim ibu saya yang ke-30.

Pernahkah kita berpikir bahwa mengapa kita dilahirkan di dunia ini? Mengapa kita lahir di Indonesia dan bukannya di Amerika atau di Afrika? Mengapa kita dilahirkan di keluarga kita yang seperti ini? Mengapa kita dilahirkan di keluarga Kristen, atau mungkin di keluarga yang berlatar belakang non Kristen? Mengapa kita kemudian menempuh pendidikan seperti ini? Mengapa kita akhirnya menikah dengan pasangan kita? Dan seterusnya banyak sekali pertanyaan “mengapa” yang kita tidak tahu jawabannya. Tetapi satu hal kita mengerti, bahwa ada rencana Tuhan bagi kita dengan membuat kita lahir di dunia ini.

Ketika Tuhan memanggil Yeremia untuk menjadi hambaNya, Tuhan tidak berkata dalam suara menakutkan, “Yeremia, jadilah hamba Tuhan, kalau tidak maka kamu akan kena hukuman”. Bukan seperti itu yang Tuhan lakukan, tetapi Tuhan menyampaikan dengan kalimat yang luar biasa, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (ay. 4-5). Apa yang kita dapat pelajari dari panggilan Tuhan ini?

Pertama, Tuhan telah mengenal kita jauh sebelum kita dibentuk Tuhan (ay. 5a). Apa maksudnya ini? Memang banyak penafsiran tentang ayat ini, terutama terkait dengan teori predestinasi. Tetapi saya tidak akan membahas tentang teori-teori teologi, namun saya hanya ingin mengatakan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa. Ia mengenal semua yang diciptakanNya. Ia bukan Tuhan yang menciptakan sesuatu lalu lupa dengan ciptaanNya. Tuhan mengenal orang-orang yang diciptakanNya, bahkan dikatakan, sebelum Ia menciptakan kita, Tuhan telah terlebih dahulu mengenal kita. Jika demikian, mengapa kita harus kuatir akan kehidupan kita? Jika Tuhan saja selalu ingat akan kita, orang-orang yang diciptakanNya?

Kedua, Tuhan telah menetapkan tujuan (destiny) kita sebelum kita lahir (ay. 5b). Apa lagi maksud dari kalimat ini? Tuhan tidak menjadikan kita begitu saja tanpa tujuan yang jelas. Jika kita pernah membaca buku dengan judul “Purpose Driven Life”, maka kita akan semakin menyadari bahwa kita seharusnya hidup di dunia ini dengan digerakkan oleh tujuan Ilahi, yaitu tujuan Tuhan membentuk kita. Kita tidak dapat hidup sembarangan saja tanpa tujuan di dunia ini. Banyak pendapat tentang tujuan hidup kita di dunia ini, tetapi menurut saya, secara ringkas tujuan utama kita adalah memuliakan nama Tuhan melalui kehidupan kita (2 Tes 1:12).

Dengan demikian, sesungguhnya ketika suatu saat kita mendengar panggilan Tuhan dalam kehidupan kita, sudah tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukannya. Yeremia awalnya menolak panggilan Tuhan dengan beralasan bahwa ia tidak pandai bicara (ay. 6), tetapi Tuhan mengatakan bahwa hal itu bukanlah alasan. Kita harus mau melakukan kehendak Tuhan, kemanapun kita diutus kita harus siap untuk pergi, dan apapun yang Tuhan perintahkan kita harus lakukan (ay. 7). Kita harus menjadi orang-orang Kristen yang militan. Militan bukan berarti fanatik yang membabi buta, tetapi militan berarti kita harus sama seperti militer. Seorang prajurit militer akan melakukan apapun yang diperintahkan komandannya. Ketika komandannya menyuruh prajurit tersebut maju berperang, ia harus siap untuk maju. Di sisi lain, ketika komandannya menyuruh prajurit tersebut untuk tinggal dan menjaga markas, ia pun harus siap untuk tinggal. Kita tidak boleh takut menghadapi hal-hal yang akan kita hadapi ketika kita mau menjadi “prajurit Tuhan”. Mungkin saja akan banyak masalah atau persoalan yang akan ada dalam kehidupan kita, tetapi Tuhan sudah memerintahkan kita untuk tidak takut akan apapun juga, karena Tuhan telah berjanji untuk selalu menyertai kita (ay. 8). Sudah siapkah kita untuk melakukan apapun yang Tuhan perintahkan kepada kita?


Bacaan Alkitab: Yeremia 1:4-8
1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
1:6 Maka aku menjawab: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda."
1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.
1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.