Kamis, 29 Maret 2012

Belajar dari Sejarah


Jumat, 30 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Mazmur 78:1-4
Kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.” (Mzm 78:4)


Belajar dari Sejarah


Presiden Soekarno bernah mempopulerkan istilah “Jas Merah”, yang merupakan singkatan dari “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Jika dipikir-pikir lagi, memang ada benarnya juga, karena suka atau tidak suka, sejarah itu mencatat apa yang terjadi di masa lalu, entah baik atau buruk. Sayangnya, seorang penguasa yang sedang berkuasa di zamannya lebih suka menjelek-jelekkan apa yang terjadi di masa lalu, dengan harapan bahwa rakyat akan melihat bahwa kondisi di masa kepemimpinannya jauh lebih baik daripada masa lalu.

Tetapi tidak demikian dalam Alkitab. Alkitab tidak hanya menceritakan tentang keberhasilan tokoh-tokoh Alkitab, tetapi juga menceritakan tentang keburukan, dosa, dan kejahatan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab. Malah Alkitab menceritakan jauh lebih banyak mengenai dosa-dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel, padahal mereka adalah bangsa pilihan Tuhan di muka bumi ini. Tuhan ingin agar sejarah itu memang ditulis apa adanya, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi orang yang membacanya.

Perhatikan ayat 1, dimana kita diminta untuk memasang telinga untuk mendengar pengajaran tentang sejarah ini. Kita tidak diminta untuk melihat sejarah secara cepat dan sepintas lalu, tetapi kita diminta untuk memasang telinga dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Sejarah adalah salah satu guru yang paling berharga dalam kehidupan kita, terutama sejarah kehidupan kita sendiri. Sampai sejauh manakah kita belajar dari sejarah? Apakah kita cukup belajar dari sejarah orang tua kita atau nenek kita? Tidak, kita seharusnya belajar dari sejarah yang paling awal yang kita mampu pelajari. Jika sejarah Indonesia pada umumnya dimulai dari zaman kerajaan Hindu, lalu ke kerajaan Islam, dan akhirnya zaman penjajahan hingga Indonesia merdeka dan hingga ke masa sekarang, kita dapat belajar dari sejarah yang lebih awal lagi dari Alkitab, yaitu sejak manusia diciptakan di taman Eden, kejatuhan manusia, zaman Abraham, Ishak, dan Yakub, zaman Israel, hingga zaman dimana Tuhan Yesus hidup. Kita pun harus belajar dari sejarah sejak zaman purbakala, karena dalam sejarah kita akan dapat menemukan hikmat dan pengajaran yang penting bagi kita (ay. 2).

Lalu, cukupkah kita belajar sejarah hanya bagi kita saja? Sama seperti kita belajar sejarah dari orang lain, antara lain dari nenek moyang kita (ay. 3), demikianlah kita juga nantinya harus mengajarkan sejarah itu kepada orang lain, terutama anak cucu kita (ay. 4a). Kita harus menceritakan sejarah yang kita tahu kepada generasi setelah kita juga. Dan tidak ada cara belajar sejarah yang lebih baik daripada belajar dari Alkitab. Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis bagi kita, yang berguna untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16). Oleh karena itulah kita harus mengajarkan segala yang telah diperbuat Allah kepada anak-anak kita (ay. 4b).

Jika kita lihat, ayat selanjutnya dari Mazmur pasal 78 ini berbicara tentang sejarah bangsa Israel, dan tidak hanya menyajikan hal-hal yang bagus-bagus, tetapi juga tentang kejatuhan bangsa Israel sehingga Tuhan meninggalkan mereka. Kita harus belajar dari masa lalu. Kita harus belajar dari kegagalan dan kesalahan di masa lalu, agar kita tidak mengulanginya kembali di masa yang akan datang. Di sisi lain kita pun perlu belajar dari kesuksesan dan keberhasilan di masa lalu, agar kita dapat mengerti hal-hal apa saja yang dapat membuat kita berhasil. Tetapi jika saya dapat menyimpulkan, ketika kita belajar sejarah dari Alkitab, kita akan dapat menemukan suatu prinsip penting, yaitu orang akan gagal dan kalah ketika mereka tidak taat dan tidak melakukan perintah Tuhan, namun orang akan berhasil dan diberkati ketika mereka taat dan melakukan perintah Tuhan.

Apa yang dapat kita lakukan? Belajarlah dari sejarah, bacalah Alkitab kita dengan rutin setiap harinya. Pelajarilah prinsip-prinsip Alkitabiah yang tertulis dalam Alkitab. Pelajari bagaimana seorang yang dulu diberkati Tuhan tetapi bisa jatuh dalam dosa dan meninggalkan Tuhan. Pelajari juga bagaimana seseorang yang dulu hidup dalam dosa namun bertobat sehingga menjadi orang yang diberkati Tuhan. Pelajari dan perhatikan semuanya sehingga kita akan menjadi orang yang berhikmat dan bijaksana. Dan tidak cukup hanya sampai di situ, tetapi bagikanlah hikmat dan kebijaksanaan tersebut kepada orang lain (terutama kepada generasi di bawah kita), agar orang lain juga dapat menjadi bijaksana sama seperti kita.


Bacaan Alkitab: Mazmur 78:1-4
78:1 Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku.
78:2 Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.
78:3 Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami,
78:4 kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.