Jumat, 30 Maret 2012
Bacaan
Alkitab: Mazmur 78:1-4
“Kami tidak hendak
sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan
yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan
ajaib yang telah dilakukan-Nya.” (Mzm 78:4)
Belajar dari Sejarah
Presiden Soekarno bernah mempopulerkan istilah
“Jas Merah”, yang merupakan singkatan dari “Jangan sekali-kali melupakan
sejarah”. Jika dipikir-pikir lagi, memang ada benarnya juga, karena suka atau
tidak suka, sejarah itu mencatat apa yang terjadi di masa lalu, entah baik atau
buruk. Sayangnya, seorang penguasa yang sedang berkuasa di zamannya lebih suka
menjelek-jelekkan apa yang terjadi di masa lalu, dengan harapan bahwa rakyat
akan melihat bahwa kondisi di masa kepemimpinannya jauh lebih baik daripada
masa lalu.
Tetapi tidak demikian dalam Alkitab. Alkitab tidak
hanya menceritakan tentang keberhasilan tokoh-tokoh Alkitab, tetapi juga
menceritakan tentang keburukan, dosa, dan kejahatan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
Alkitab. Malah Alkitab menceritakan jauh lebih banyak mengenai dosa-dosa yang
dilakukan oleh bangsa Israel, padahal mereka adalah bangsa pilihan Tuhan di
muka bumi ini. Tuhan ingin agar sejarah itu memang ditulis apa adanya, sehingga
bisa menjadi pelajaran bagi orang yang membacanya.
Perhatikan ayat 1, dimana kita diminta untuk
memasang telinga untuk mendengar pengajaran tentang sejarah ini. Kita tidak
diminta untuk melihat sejarah secara cepat dan sepintas lalu, tetapi kita
diminta untuk memasang telinga dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Sejarah
adalah salah satu guru yang paling berharga dalam kehidupan kita, terutama
sejarah kehidupan kita sendiri. Sampai sejauh manakah kita belajar dari
sejarah? Apakah kita cukup belajar dari sejarah orang tua kita atau nenek kita?
Tidak, kita seharusnya belajar dari sejarah yang paling awal yang kita mampu
pelajari. Jika sejarah Indonesia pada umumnya dimulai dari zaman kerajaan
Hindu, lalu ke kerajaan Islam, dan akhirnya zaman penjajahan hingga Indonesia
merdeka dan hingga ke masa sekarang, kita dapat belajar dari sejarah yang lebih
awal lagi dari Alkitab, yaitu sejak manusia diciptakan di taman Eden, kejatuhan
manusia, zaman Abraham, Ishak, dan Yakub, zaman Israel, hingga zaman dimana
Tuhan Yesus hidup. Kita pun harus belajar dari sejarah sejak zaman purbakala,
karena dalam sejarah kita akan dapat menemukan hikmat dan pengajaran yang
penting bagi kita (ay. 2).
Lalu, cukupkah kita belajar sejarah hanya bagi
kita saja? Sama seperti kita belajar sejarah dari orang lain, antara lain dari
nenek moyang kita (ay. 3), demikianlah kita juga nantinya harus mengajarkan
sejarah itu kepada orang lain, terutama anak cucu kita (ay. 4a). Kita harus
menceritakan sejarah yang kita tahu kepada generasi setelah kita juga. Dan
tidak ada cara belajar sejarah yang lebih baik daripada belajar dari Alkitab.
Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis bagi kita, yang berguna untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran (2 Tim 3:16). Oleh karena itulah kita harus mengajarkan segala
yang telah diperbuat Allah kepada anak-anak kita (ay. 4b).
Jika kita lihat, ayat selanjutnya dari Mazmur
pasal 78 ini berbicara tentang sejarah bangsa Israel, dan tidak hanya
menyajikan hal-hal yang bagus-bagus, tetapi juga tentang kejatuhan bangsa
Israel sehingga Tuhan meninggalkan mereka. Kita harus belajar dari masa lalu.
Kita harus belajar dari kegagalan dan kesalahan di masa lalu, agar kita tidak
mengulanginya kembali di masa yang akan datang. Di sisi lain kita pun perlu
belajar dari kesuksesan dan keberhasilan di masa lalu, agar kita dapat mengerti
hal-hal apa saja yang dapat membuat kita berhasil. Tetapi jika saya dapat
menyimpulkan, ketika kita belajar sejarah dari Alkitab, kita akan dapat
menemukan suatu prinsip penting, yaitu orang akan gagal dan kalah ketika mereka
tidak taat dan tidak melakukan perintah Tuhan, namun orang akan berhasil dan
diberkati ketika mereka taat dan melakukan perintah Tuhan.
Apa yang dapat kita lakukan? Belajarlah dari
sejarah, bacalah Alkitab kita dengan rutin setiap harinya. Pelajarilah
prinsip-prinsip Alkitabiah yang tertulis dalam Alkitab. Pelajari bagaimana
seorang yang dulu diberkati Tuhan tetapi bisa jatuh dalam dosa dan meninggalkan
Tuhan. Pelajari juga bagaimana seseorang yang dulu hidup dalam dosa namun
bertobat sehingga menjadi orang yang diberkati Tuhan. Pelajari dan perhatikan
semuanya sehingga kita akan menjadi orang yang berhikmat dan bijaksana. Dan
tidak cukup hanya sampai di situ, tetapi bagikanlah hikmat dan kebijaksanaan
tersebut kepada orang lain (terutama kepada generasi di bawah kita), agar orang
lain juga dapat menjadi bijaksana sama seperti kita.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 78:1-4
78:1 Nyanyian pengajaran Asaf. Pasanglah telinga
untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan
mulutku.
78:2 Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku
mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.
78:3 Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan
yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami,
78:4 kami tidak hendak sembunyikan kepada
anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian
puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang
telah dilakukan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.