Kamis, 01 Maret 2012

Pemimpin yang Fasik


Minggu, 4 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Amsal 28:12-16
Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.” (Ams 28:16)


Pemimpin yang Fasik


Pada waktu saya menulis renungan ini, jujur saja saya sedang kesal dengan apa yang dilakukan oleh pimpinan saya di kantor. Pimpinan saya tersebut memaksa seluruh pegawai yang ada di bawahnya untuk mengikuti acara sosialisasi hasil assesment yang diadakan di luar kota pada hari Sabtu. Padahal, seharusnya hal tersebut dapat dilakukan di kantor dan hanya membutuhkan waktu dua jam saja pun sudah lebih dari cukup. Tetapi pimpinan saya tersebut mengadakan acara di luar kota, menghabiskan anggaran yang cukup besar, dan herannya lagi, acara di sana tidak langsung to the point ke pokok masalah, tetapi masih ada acara permainan, kebersamaan, bahkan karaoke terlebih dahulu sebelum menyampaikan hasil assesment tersebut. Dampaknya adalah saya harus mengeluarkan usaha dan biaya lebih untuk dapat bersama-sama beribadah dengan isteri saya di hari minggu ini.

Mungkin saya salah menulis seperti ini, tetapi apa yang saya mau sampaikan memang juga sudah tertulis di Alkitab. Dalam kehidupan ini, orang fasik dan orang benar seakan-akan bersaing, siapa yang akan mampu menjadi pemenang dalam persaingan tersebut. Sadar atau tidak sadar, saya melihat bahwa orang-orang yang fasik ini justru lebih banyak menjadi pemimpin di banyak posisi-posisi penting. Orang-orang yang sepertinya tidak takut akan Tuhan, suka melakukan hal-hal yang  tidak benar, justru orang-orang seperti itulah yang cepat naik posisi. Oleh karena itu, mungkin sudah saatnya kita juga berdoa kepada Tuhan agar orang benarlah yang mendapat kesempatan menjadi pemimpin, namun di satu sisi kita sebagai orang benar pun harus mempersiapkan diri agar dapat menjadi pemimpin di masa depan.

Jika orang benar yang akhirnya menjadi pemimpin, maka banyak orang akan bersukacita, terutama yang menjadi bawahan dari pemimpin tersebut. Akan tetapi jika orang fasik yang menjadi pemimpin, orang-orang (terutama orang benar) biasanya akan menyembunyikan diri (ay. 12). Menyembunyikan diri bukan berarti takut dan lari, tetapi menahan diri untuk tidak dekat dengan pemimpin yang fasik tersebut. Di saat orang-orang lain sibuk menjilat-jilat pemimpin yang fasik itu, orang-orang benar seharusnya “menyembunyikan diri” mereka dan tidak ikut-ikutan apa yang dilakukan kebanyakan orang lain.

Sayangnya, banyak orang hanya memilih pemimpin dari tampak luarnya saja. Itulah mengapa saya melihat banyak pemimpin-pemimpin fasik yang memimpin dengan tangan yang keras (ay. 16a). Ciri dari pemimpin yang fasik ini adalah suka bertindak semena-mena, tidak pernah memperhatikan orang lain (Ams 21:10), tidak tahu malu apabila kelakuannya tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya (Ams 21:29), dan bahkan berani menerima suap untuk membelokkan jalan hukum (Ams 17:23). Bawahan atau rakyat yang diperintah oleh pemimpin semacam ini, akan merasakan ditindas, seperti dipimpin oleh singa dan beruang yang haus kekuasaan (ay. 15). Bawahan tidak akan bisa berkembang di bawah pemimpin seperti ini. Hanya orang-orang tertentu yang dekat dengan si pemimpin yang akan berkembang. Lalu bagaimanakah sikap orang percaya menghadapi seperti ini?

Sikap yang paling penting menurut saya adalah tetap takut akan Tuhan (ay. 14). Takut akan Tuhan bukan berarti tidak menghormati pemimpin, tetapi ketika apa yang diperintahkan oleh pemimpin itu bertentangan dengan apa yang Tuhan kehendaki, sudah seharusnya kita sebagai orang-orang percaya harus lebih memilih tunduk kepada Tuhan (Mat 10:28). Selain itu, kita pun harus tetap cerdik seperti ular namun tulus seperti merpati (Mat 10:16).

Memang saya akui tidak mudah untuk tetap hidup benar di bawah pimpinan yang hidup tidak benar, dan seringkali pun kita tergoda untuk mengikuti cara-cara pimpinan yang tidak benar itu. Tetapi ketika kita jatuh, mari kita mengakui segala kelemahan-kelemahan kita di hadapan Tuhan (ay. 13), karena Tuhan kita adalah Tuhan yang selalu mengampuni setiap kesalahan kita, ketika kita mau untuk mengakui segala dosa-dosa dan kesalahan kita. Ingatlah, walaupun kita memiliki pimpinan yang tidak benar atau pimpinan yang fasik, kita harus sadar bahwa orang fasik tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat orang fasik akan menerima hukumannya (Ams 3:33, 10:27, dan 11:5), Yang penting kita pun jangan tergoda dan iri terhadap “kemujuran” orang-orang fasik tersebut (Ams 24:19), karena seberapa besarnya harta dan penghasilan yang didapat orang fasik, itu akan membawa orang fasik itu ke dalam dosa mereka sendiri (Ams 10:16).


Bacaan Alkitab: Amsal 28:12-16
28:12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri.
28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
28:14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
28:15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
28:16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.