Minggu, 4 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Amsal 28:12-16
“Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras
penindasannya, tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang
umurnya.” (Ams
28:16)
Pemimpin yang Fasik
Pada waktu saya menulis renungan ini, jujur saja saya sedang kesal dengan
apa yang dilakukan oleh pimpinan saya di kantor. Pimpinan saya tersebut memaksa
seluruh pegawai yang ada di bawahnya untuk mengikuti acara sosialisasi hasil assesment yang diadakan di luar kota
pada hari Sabtu. Padahal, seharusnya hal tersebut dapat dilakukan di kantor dan
hanya membutuhkan waktu dua jam saja pun sudah lebih dari cukup. Tetapi
pimpinan saya tersebut mengadakan acara di luar kota, menghabiskan anggaran
yang cukup besar, dan herannya lagi, acara di sana tidak langsung to the point ke pokok masalah, tetapi
masih ada acara permainan, kebersamaan, bahkan karaoke terlebih dahulu sebelum
menyampaikan hasil assesment
tersebut. Dampaknya adalah saya harus mengeluarkan usaha dan biaya lebih untuk
dapat bersama-sama beribadah dengan isteri saya di hari minggu ini.
Mungkin saya salah menulis seperti ini, tetapi apa yang saya mau sampaikan
memang juga sudah tertulis di Alkitab. Dalam kehidupan ini, orang fasik dan
orang benar seakan-akan bersaing, siapa yang akan mampu menjadi pemenang dalam
persaingan tersebut. Sadar atau tidak sadar, saya melihat bahwa orang-orang
yang fasik ini justru lebih banyak menjadi pemimpin di banyak posisi-posisi
penting. Orang-orang yang sepertinya tidak takut akan Tuhan, suka melakukan
hal-hal yang tidak benar, justru
orang-orang seperti itulah yang cepat naik posisi. Oleh karena itu, mungkin
sudah saatnya kita juga berdoa kepada Tuhan agar orang benarlah yang mendapat
kesempatan menjadi pemimpin, namun di satu sisi kita sebagai orang benar pun
harus mempersiapkan diri agar dapat menjadi pemimpin di masa depan.
Jika orang benar yang akhirnya menjadi pemimpin, maka banyak orang akan
bersukacita, terutama yang menjadi bawahan dari pemimpin tersebut. Akan tetapi
jika orang fasik yang menjadi pemimpin, orang-orang (terutama orang benar)
biasanya akan menyembunyikan diri (ay. 12). Menyembunyikan diri bukan berarti
takut dan lari, tetapi menahan diri untuk tidak dekat dengan pemimpin yang
fasik tersebut. Di saat orang-orang lain sibuk menjilat-jilat pemimpin yang fasik
itu, orang-orang benar seharusnya “menyembunyikan diri” mereka dan tidak
ikut-ikutan apa yang dilakukan kebanyakan orang lain.
Sayangnya, banyak orang hanya memilih pemimpin dari tampak luarnya saja.
Itulah mengapa saya melihat banyak pemimpin-pemimpin fasik yang memimpin dengan
tangan yang keras (ay. 16a). Ciri dari pemimpin yang fasik ini adalah suka
bertindak semena-mena, tidak pernah memperhatikan orang lain (Ams 21:10), tidak
tahu malu apabila kelakuannya tidak sesuai dengan apa yang dikatakannya (Ams 21:29),
dan bahkan berani menerima suap untuk membelokkan jalan hukum (Ams 17:23). Bawahan
atau rakyat yang diperintah oleh pemimpin semacam ini, akan merasakan ditindas,
seperti dipimpin oleh singa dan beruang yang haus kekuasaan (ay. 15). Bawahan
tidak akan bisa berkembang di bawah pemimpin seperti ini. Hanya orang-orang
tertentu yang dekat dengan si pemimpin yang akan berkembang. Lalu bagaimanakah
sikap orang percaya menghadapi seperti ini?
Sikap yang paling penting menurut saya adalah tetap takut akan Tuhan (ay.
14). Takut akan Tuhan bukan berarti tidak menghormati pemimpin, tetapi ketika
apa yang diperintahkan oleh pemimpin itu bertentangan dengan apa yang Tuhan
kehendaki, sudah seharusnya kita sebagai orang-orang percaya harus lebih
memilih tunduk kepada Tuhan (Mat 10:28). Selain itu, kita pun harus tetap
cerdik seperti ular namun tulus seperti merpati (Mat 10:16).
Memang saya akui tidak mudah untuk tetap hidup benar di bawah pimpinan yang
hidup tidak benar, dan seringkali pun kita tergoda untuk mengikuti cara-cara
pimpinan yang tidak benar itu. Tetapi ketika kita jatuh, mari kita mengakui
segala kelemahan-kelemahan kita di hadapan Tuhan (ay. 13), karena Tuhan kita
adalah Tuhan yang selalu mengampuni setiap kesalahan kita, ketika kita mau
untuk mengakui segala dosa-dosa dan kesalahan kita. Ingatlah, walaupun kita
memiliki pimpinan yang tidak benar atau pimpinan yang fasik, kita harus sadar
bahwa orang fasik tidak akan bertahan lama. Cepat atau lambat orang fasik akan
menerima hukumannya (Ams 3:33, 10:27, dan 11:5), Yang penting kita pun jangan
tergoda dan iri terhadap “kemujuran” orang-orang fasik tersebut (Ams 24:19),
karena seberapa besarnya harta dan penghasilan yang didapat orang fasik, itu
akan membawa orang fasik itu ke dalam dosa mereka sendiri (Ams 10:16).
Bacaan
Alkitab: Amsal 28:12-16
28:12 Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang
fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri.
28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi
siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
28:14 Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang
yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.
28:15 Seperti singa yang meraung atau beruang yang menyerbu, demikianlah
orang fasik yang memerintah rakyat yang lemah.
28:16 Seorang pemimpin yang tidak mempunyai pengertian keras penindasannya,
tetapi orang yang membenci laba yang tidak halal, memperpanjang umurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.