Selasa, 6 Maret 2012
Bacaan
Alkitab: Bilangan 18:21-24
“Mengenai
bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala persembahan
persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas
pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.” (Bil 18:21)
Persembahan Persepuluhan
Saya rasa, hampir semua gereja di Indonesia, bahkan di dunia mengenal yang
namanya persembahan persepuluhan, walaupun di beberapa gereja tidak menggunakan
kata-kata “persepuluhan”, tetapi intinya tetap sama, yaitu memberikan
persembahan khusus yang ditujukan kepada gereja. Saya sendiri lebih suka
menggunakan istilah “perpuluhan” atau “persepuluhan” seperti yang digunakan
dalam Alkitab, karena arti dari persembahan persepuluhan itu secara harafiah
memang adalah memberikan sepersepuluh dari apa yang kita miliki.
Persembahan persepuluhan pertama kali ditulis dalam Alkitab ketika Abraham
memberikan sepersepuluh dari miliknya kepada Melkisedek, imam Allah yang Maha
Tinggi (Kej 14:18-20). Memang pada zaman Abraham belum ada aturan mengenai
persembahan persepuluhan, tetapi apa yang Abraham lakukan pada saat itu
merupakan gambaran ketundukan Abraham kepada Tuhan, dengan cara memberikan
sepersepuluh miliknya kepada Melkisedek, imam Allah. Selanjutnya Yakub pun
bernazar akan memberikan sepersepuluh dari apa yang Tuhan berikan kembali
kepada Tuhan (Kej 28:22). Mungkin itulah dasar awal dari peraturan mengenai
persembahan persepuluhan yang ada pada bangsa Israel, dan kemudian diadopsi
gereja hingga saat ini.
Banyak sekali ajaran mengenai persembahan persepuluhan ini, dan antar
gereja pun bisa berbeda-beda. Tetapi
menurut saya, prinsip dasar dari persembahan persepuluhan ini ada tiga,
yaitu:
Pertama, memberikan dari apa yang Tuhan berikan (Kej 28:22). Tuhan tidak
menuntut kita untuk memberi dari sesuatu yang tidak kita miliki, atau yang
tidak Tuhan berikan. Tuhan hanya menuntut persembahan persepuluhan dari berkat
yang Tuhan berikan. Apakah kita mendapat berkat satu juta rupiah per bulan?
Berikanlah sepersepuluh dari berkat Tuhan itu. Apakah kita mendapat berkat dua
juta rupiah atau lima juta rupiah? Berikanlah sepersepuluh dari berkat Tuhan
yang kita terima. Di sisi lain, menurut saya, jika kita memberikan sepersepuluh
dari uang atau penghasilan yang bukan dari Tuhan (misalnya uang hasil korupsi,
atau uang hasil kejahatan), itu sama saja menipu Tuhan dan menyogok Tuhan. Tuhan
tidak akan berkenan terhadap persembahan kita, termasuk persembahan
persepuluhan, jika itu hanya kita lakukan seakan-akan supaya kita telah melakukan
kewajiban agama kita (bandingkan dengan Mat 23:23).
Kedua, memberi sebesar sepersepuluh. Saya juga bingung mengapa Tuhan
memberi perintah kepada umatNya untuk memberikan sepersepuluh dari apa yang Tuhan
berikan, dan bukannya 2,5% atau 50%. Tetapi menurut saya, sepersepuluh atau 10%
merupakan angka persentase yang wajar yang seharusnya mampu diberikan oleh
setiap orang, berapapun penghasilannya. Adakah kita hanya mendapat penghasilan
sebesar satu juta rupiah sebulan? Saya rasa jika kita mengelola keuangan dengan
baik, kita masih dapat hidup dengan memberikan persepuluhan sebanyak 10% dari
satu juta rupiah tersebut. Adakah penghasilan kita sebesar seratus juta rupiah
sebulan? Tentunya kita tidak masalah memberikan 10% dari seratus juta itu
bukan?
Ketiga, memberi untuk pekerjaan Tuhan. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini,
kita membaca bahwa persembahan persepuluhan yang diberikan oleh orang Israel
diberikan kepada suku Lewi, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka di
kemah pertemuan (ay. 21). Dalam konteks saat ini, berarti orang-orang Kristiani
seharusnya memberikan persembahan persepuluhan kepada para hamba-hamba Tuhan
yang melayani pekerjaan Tuhan di dalam pelayanan. Lalu hamba Tuhan yang mana
yang seharusnya kita berikan persembahan perpuluhan? Jika kita lihat ay. 22,
dikatakan bahwa orang Lewi bertugas melakukan pekerjaan pelayanan di kemah
pertemuan sehingga orang Israel tidak perlu mendekat ke kemah pertemuan. Dengan
kata lain, menurut saya, orang Israel memberikan persembahan persepuluhan
karena orang Lewi sudah melakukan pekerjaan pelayanan bagi orang Israel
tersebut. Hal ini menurut saya dapat diaplikasikan bahwa persembahan
persepuluhan sebaiknya memang diberikan ke gereja dimana kita berjemaat,
sebagai hak dari hamba-hamba Tuhan yang telah melayani kita di gereja tersebut.
Keempat, menurut saya persembahan persepuluhan seharusnya hanya digunakan
untuk hamba-hamba Tuhan yang melayani secara full time. Hal ini terkait dengan orang Lewi yang tidak mendapatkan
milik pusaka di antara orang Israel (ay. 23-24). Mereka tidak mendapat tanah
khusus bagi suku Lewi, tetapi mereka mendapatkan persembahan-persembahan dari
orang Israel sebagai “imbalan” atas profesionalisme mereka melayani orang
Israel. Tentunya hal ini pun masih menjadi perdebatan, tetapi melihat bahwa
orang Lewi memang tidak memiliki pekerjaan lain selain melayani pekerjaan
Tuhan, itulah mengapa orang Lewi mendapatkan hak atas persembahan persepuluhan,
dengan tujuan agar mereka dapat tetap hidup dengan layak dan tetap dapat
melayani dengan baik. Walaupun demikian, saya rasa gembala sidang memiliki
kewenangan penuh dalam mengelola persembahan persepuluhan tersebut dan
bagaimana pembagiannya.
Inti dari tulisan saya ini adalah saya mengajak kita semua untuk
melaksanakan bagian kita. Bagian kita adalah memberikan kembali kepada Tuhan
sebanyak sepersepuluh dari apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Bahkan
jika kita seorang hamba Tuhan yang full
time pun, kita wajib memberikan sepersepuluh dari persembahan persepuluhan
yang kita terima (Bil 18:26). Mungkin kita merasa berat memberikan persembahan
persepuluhan kita, entah karena penghasilan kita masih sedikit sementara
kebutuhan kita banyak, atau karena penghasilan kita sudah terlalu besar
sehingga persembahan persepuluhan yang harus kita berikan juga menjadi besar.
Kembali lagi ke esensi persembahan peserpuluhan, bahwa hal itu merupakan salah
satu bukti kita tunduk kepada Tuhan, dan sebagai bukti iman bahwa Tuhan adalah satu-satunya
sumber berkat dalam kehidupan kita. Ketika kita tunduk dan taat kepada Tuhan,
pastilah Tuhan juga akan semakin memberkati kita (Mal 3:10), tetapi ketika penghasilan
kita kecil saja, kita sudah tidak taat memberi persembahan persepuluhan,
bagaimana Tuhan bisa mempercayakan kita penghasilan yang lebih besar lagi (Luk
16:10)?
Bacaan
Alkitab: Bilangan 18:21-24
18:21 Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala
persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk
membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
18:22 Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Pertemuan,
sehingga mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati;
18:23 tetapi orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada
Kemah Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; itulah
suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Mereka tidak akan
mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel,
18:24 sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel
kepada TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai
milik pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka
tidak akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.