Senin, 05 Maret 2012

Just say “Yes” or “No”


Rabu, 7 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Matius 5:33-37
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5:37)


Just say “Yes” or “No”


Bacaan Alkitab kita pada hari ini, menunjukkan bagaimana Yesus menyikapi orang-orang yang suka menambah-nambahkan sesuatu dalam perkataan mereka. Bahkan seringkali orang-orang (termasuk saya sendiri) suka menambah-nambahkan kata-kata “eh, bener lho, sumpah deh demi Tuhan, saya itu bla bla bla...”. Perlukah kata-kata sumpah itu untuk memperkuat atau memberi kesan bahwa kita itu jujur? Kebanyakan orang menambahkan kata-kata “sumpah” itu untuk meyakinkan orang lain bahwa ia memang bersungguh-sungguh. Itulah sebabnya di beberapa daerah di Indonesia masih mengenal tradisi “sumpah pocong” yang katanya jika orang itu berbohong, maka dalam beberapa hari ia akan meninggal. Memang kita pun tidak boleh bersumpah palsu (ay. 33), karena sejak zaman Perjanjian Lama pun sudah ada perintah Tuhan untuk tidak mengucapkan saksi dusta (Kel 20:16), yang intinya sama dengan jangan berbohong.

Tetapi apa yang Tuhan Yesus ingin adalah bahwa sesungguhnya orang-orang percaya tidak perlu lagi bersumpah, apakah itu demi langit (dalam terjemahan lain dapat diartikan sebagai surga), karena langit adalah tahta Allah, tempat Allah diam dan bertahta (ay. 34), atau bersumpah demi bumi, karena bumi adalah ciptaan Tuhan dan tumpuan kaki Tuhan (ay. 35a), atau bersumpah demi Yerusalem, karena Yerusalem sendiri merupakan kota Daud, kota yang suci bagi Allah (ay. 35b), atau demi kepala kita atau diri kita sendiri, karena kita pun tidak memiliki kuasa atas diri kita, bahkan untuk memutihkan sehelai rambut kita (ay. 36). Secara singkat sih, inti ajaran Tuhan ini adalah bahwa orang percaya tidak perlu menambah-nambahkan sumpah dalam ucapannya. Memang sumpah ini berbeda dengan sumpah yang kita lakukan, misal saat kita diangkat sebagai pegawai negeri sipil, atau janji (sumpah) yang kita ucapkan saat menikah atau saat diangkat sebagai Pendeta. Sumpah yang dimaksud Tuhan Yesus di sini adalah kata-kata sumpah yang kita ucapkan untuk memberi kesan bahwa kita memang benar di hadapan manusia.

Tuhan tidak ingin orang percaya berbuat seperti demikian. Mengapa begitu? Karena Tuhan ingin orang percaya memegang prinsip “katakan ya jika memang ya, katakan tidak jika memang tidak” (ay. 37). Apa yang kita ucapkan selain itu berasal dari si jahat. Saya rasa ini yang sering dialami oleh ibu-ibu yang suka menggosip di arisan. Seringkali mereka tidak dapat menahan diri untuk hanya mengatakan “ya” dan “tidak”, dan akhirnya apa yang diucapkan mereka selain kedua kata tersebut menjadi gosip-gosip yang justru menjadikan mereka berdosa, karena telah membicarakan orang lain yang tidak seharusnya mereka lakukan.

Tidak gampang memang, tetapi itu pun merupakan salah satu bentuk apakah kita mampu mengendalikan diri kita. Permasalahan mengatakan “ya” dan “tidak” bukan terletak pada karakter seseorang apakah ia seorang yang ekstrovert atau introvert, tetapi terletak bagaimana kita mengendalikan kata-kata apa yang keluar dari mulut kita. Bukan berarti kita harus berbicara sesedikit mungkin, tetapi hal ini mengenai bagaimana setiap kata yang keluar dari mulut dan bibir kita itu dapat digunakan untuk memuliakan nama Tuhan (Ibr 13:15). Ingatlah, bahwa setiap kata-kata yang sia-sia pun harus kita pertanggungjawabkan pada saat hari penghakiman (Mat 12:36).


Bacaan Alkitab: Matius 5:33-37
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.