Kamis, 22 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Yohanes 13:34-35
“Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu
adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh 13:35)
Tanda Kita adalah Murid Tuhan: Kasih
Setiap orang yang bekerja pada suatu instansi ataupun setiap orang yang
sekolah atau kuliah di tempat tertentu, pasti ingin memiliki sesuatu tanda yang
menunjukkan bahwa ia bekerja di instansi tersebut atau bersekolah dan berkuliah
di sekolah atau kampus tersebut. Contohnya saya sendiri, ketika waktu itu saya
kuliah, saya langsung mencari stiker-stiker bertemakan kampus saya, fakultas
saya, dan juga jurusan saya. Saat itu saya senang menempelkan stiker tersebut
di mana-mana sebagai tanda bahwa saya adalah mahasiswa dari perguruan tinggi
tersebut. Tidak lupa saya membeli gantungan kunci yang menandakan saya adalah
mahasiswa di kampus saya, dan juga beberapa kaos dan jaket yang menampilkan
ciri-ciri khusus dari kampus saya.
Jika orang dunia saja bisa begitu senang memiliki pernak-pernik yang
menandakan bahwa mereka berasal dari instansi A, atau mereka bersekolah di
sekolah B, atau berkuliah di kampus C, bukankah kita sebagai orang-orang
Kristen juga harus memiliki tanda khusus bahwa kita adalah murid-murid Tuhan?
Tanda yang saya maksud bukan sekedar kita menempel stiker di kendaraan kita,
atau memakai kalung salib, atau membawa Alkitab kemana-mana, tetapi seharusnya
lebih kepada tanda di hati dan perilaku kita, yang membedakan kita dengan
orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan.
Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang kasih sebagai tanda yang
harus dimiliki oleh orang-orang percaya. Berbicara tentang kasih, tentu saja
bukan sekedar kasih sayang muda-mudi saja, tetapi kasih yang dimaksud di sini
tentu jauh lebih dalam daripada sekedar kasih yang dilakukan dua sejoli yang
sedang kasmaran. Definisi kasih yang sangat jelas dapat kita lihat pada 1
Korintus 13:1-13. Saya tidak akan terlalu membahas tentang definisi kasih pada
hari ini, tetapi lebih kepada mengapa Tuhan meminta murid-muridNya untuk
menjadikan kasih sebagai tanda bahwa mereka adalah murid-murid Tuhan.
Pertama, kasih itu berasal dari Tuhan, dan bukan dari dunia. Dalam ayat 34a
dikatakan bahwa Tuhan memberikan perintah baru kepada murid-muridNya. Mengapa
Tuhan mengatakan bahwa itu adalah perintah yang “baru”? Bukankah dunia juga
mengenal kasih? Ya memang dunia mengenal kasih, tetapi kasih dunia berbeda
dengan kasih surgawi. Kasih surgawi ditunjukkan melalui mengasihi orang lain
tanpa syarat, sama seperti Allah yang sampai rela memberikan AnakNya yang
tunggal untuk mati di kayu salib dan menebus dosa dunia, agar manusia dapat
selamat (Yoh 3:16).
Kedua, Tuhan Yesus telah memberikan teladan mengasihi (ay. 34b). Tuhan Yesus
tidak pernah mengajarkan sesuatu tanpa tidak memberi teladan terlebih dahulu.
Ketika Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk saling mengasihi, Yesus
terlebih dulu menunjukkan teladan secara simbolis yaitu dengan cara membasuh
kaki murid-muridNya (Yoh 13:1-17). Tuhan Yesus juga pernah berkata bahwa Ia
sangat mengasihi murid-muridNya, sehingga Ia rela memberikan nyawanya untuk
murid-muridNya (Yoh 15:13).
Ketiga, kasih adalah hal yang paling tidak mungkin tak terlihat oleh orang-orang
yang belum percaya (ay. 35). Bayangkan jika Tuhan menyuruh kita untuk memakai
kalung salib dari emas sebagai tanda bahwa kita adalah murid-muridNya.
Bagaimana bisa orang yang belum percaya melihat kalung salib dari emas tersebut
di balik pakaian yang kita kenakan? Bagaimana juga bila kita tidak mampu
membeli kalung salib dari emas tersebut? Tetapi karena kasih adalah sesuatu
yang dapat dilakukan semua orang, dari anak kecil hingga orang yang sudah jompo
sekalipun. Pada zaman Romawi, ketika terjadi penganiayaan terhadap jemaat
Tuhan, cara paling mudah untuk menyatakan kasih adalah ketika mereka tidak
membalas aniaya tersebut dengan aniaya, tetapi justru mendoakan orang yang
menganiaya mereka. Itulah perwujudan kasih yang luar biasa oleh jemaat
mula-mula, sehingga kekristenan menyebar begitu cepat di antara orang-orang
yang belum mengenal Tuhan.
Tuhan tidak minta kita untuk membuat stiker, gantungan kunci, pin, atau
apapun sebagai tanda bahwa kita adalah milik Tuhan. Memang sah-sah saja
menempel stiker-stiker yang bernuansa Kristiani pada harta benda kita. Tetapi
akan menjadi bumerang jika kita hanya menempel stiker tersebut tetapi kelakuan
kita justru tidak mencerminkan kasih Kristus. Jika demikian, maka kehidupan rohani
kita hanyalah kehidupan slogan saja, tanpa kasih di dalamnya. Rasul Paulus pun
mengatakan bahwa jika dirinya melayani begitu hebat tetapi ia tidak memiliki kasih
maka semuanya itu akan menjadi sia-sia (1 Kor 13:1-2). Jadi, sudahkah kita
menjadikan kasih sebagai tanda bahwa kita adalah murid-murid Tuhan?
Bacaan
Alkitab: Yohanes 13:34-35
13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku,
yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.