Senin, 19 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 35:20-27
“Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya,
melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata
Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido.” (2 Taw 35:22)
Pesan Allah Melalui Orang-orang yang Tidak
Mengenal Allah
Yosia adalah salah satu raja Yehuda yang dikatakan sebagai raja yang “baik”.
Dalam kitab sejarah raja-raja Israel dan Yehuda (Kitab Raja-raja dan Kitab
Tawarikh), salah satu kriteria yang menentukan apakah raja tersebut merupakan
raja yang “baik” atau “jahat” adalah melihat saat kematiannya. Penulis kitab
tersebut biasanya menjelaskan bahwa sang raja adalah raja yang baik dan takut
akan Tuhan, dan dimakamkan di pekuburan raja-raja, di sebelah nenek moyangnya.
Sedangkan untuk raja yang jahat, biasanya penulis menjelaskan bahwa raja
tersebut adalah raja yang tidak takut akan Tuhan dan dimakamkan di luar
pekuburan raja-raja, bahkan di luar kota Daud, yaitu Yerusalem.
Jika kita perhatikan kisah hidup raja Yosia, maka sesungguhnya raja Yosia termasuk
dalam golongan raja yang “baik”. Hal ini terlihat pada ayat 27 dan 28, dimana
penulis kitab Tawarikh ini menyatakan bahwa Yosia melakukan perbuatan-perbuatan
yang saleh. Sebagai tambahan, ketika wafat pun raja Yosia dikuburkan di
pekuburan nenek moyangnya di Yerusalem, serta dikatakan pula bahwa seluruh
Yehuda dan Yerusalem berkabung atas kematian Yosia (ay. 24). Bahkan, nabi
Yeremia, salah satu nabi besar dalam sejarah bangsa Israel dan Yehuda, membuat
suatu syair ratapan mengenai raja Yosia (ay. 25).
Sebenarnya apa yang terjadi dengan raja Yosia? Bukankah Ia adalah seorang
raja yang besar? Bahkan di masa pemerintahannya, Yosia menghidupkan kembali
ibadah Paskah, yang selama ini tidak pernah dirayakan oleh raja-raja
sebelumnya. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa ibadah dan perayaan Paskah seperti
yang dilakukan oleh raja Yosia belum pernah dilakukan sejak zaman nabi Samuel,
dan raja-raja lainnya pun tidak ada yang pernah merayakan Paskah seperti apa
yang raja Yosia rayakan (2 Taw 35:18). Alkitab pun bahkan mengatakan bahwa
Yosia juga memperbaiki rumah Tuhan (ay. 20a).
Tetapi sangat disayangkan, walaupun raja Yosia merupakan raja yang takut
akan Tuhan, tetapi ia terpancing untuk berperang menghadapi Nekho, raja Mesir,
yang hendak berperang di Karkemis di tepi sungai Efrat (ay. 20b). Jika kita perhatikan
peta Alkitab di bagian belakang Alkitab kita masing-masing, kita akan mengerti
bahwa lokasi bangsa Yehuda terletak di jalan yang menghubungkan Mesir dengan daerah
sekitar sungai Efrat. Logikanya, raja Mesir tentu akan membawa tentaranya
melewati daerah Yehuda untuk menuju daerah Karkemis, yang terletak jauh di
sebelah utara Yehuda, di dekat hulu sungai Efrat. Dan sebetulnya tidak ada
masalah jika saja raja Yosia membiarkan raja Mesir tersebut lewat, toh raja
Mesir juga sudah mengatakan bahwa saat itu ia sedang tidak melawan raja Yosia
dan bangsa Yehuda, dan hanya bertujuan untuk melawan musuhnya yang ada di
Karkemis tersebut (ay. 21a).
Yosia ternyata tidak sadar bahwa ucapan raja Mesir tersebut merupakan suara
Tuhan. Walaupun raja Mesir berkata kepada Yosua, “Allah memerintahkan aku
supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku,
supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya!” (ay. 21b), namun entah kenapa Yosia
tidak mengindahkannya dan tetap berperang melawan Nekho (ay. 22). Akibatnya
fatal, Yosia akhirnya tewas terbunuh di medan perang (ay. 23-24). Hal tersebut
terjadi karena raja Yosia tidak mengindahkan pesan Allah, yang disampaikan oleh
raja Mesir tersebut (ay. 22).
Memang sulit membedakan mana yang merupakan pesan Allah dan mana yang bukan
merupakan pesan Allah. Apalagi ketika yang menyampaikan pesan itu merupakan
orang-orang yang tidak mengenal Allah. Bagaimanakah kita tahu bahwa apa yang
disampaikan orang tersebut memang benar-benar pesan Allah dan bukan sekedar
pesan manusia yang penuh dengan tipu muslihat? Memang saya akui sulit, tetapi
ketika kita dekat dengan Tuhan, kita akan peka untuk mendengar mana suara Tuhan
dan mana yang bukan merupakan suara Tuhan. Mungkin saja Tuhan memakai
orang-orang yang belum percaya untuk menyampaikan maksud Tuhan. Oleh karena
itu, mari kita meminta hikmat dari Tuhan agar kita dapat mengetahui maksud
Tuhan. Mari kita menjadi domba-domba Tuhan yang taat, karena seekor domba
pastilah mengenal suara gembalanya, sama seperti kita yang harus mengenal suara
Tuhan (Yoh 10:4), walaupun itu disampaikan melalui orang-orang yang tidak
mengenal Tuhan.
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 35:20-27
35:20 Kemudian dari pada semua ini, setelah Yosia memperbaiki rumah TUHAN,
majulah Nekho, raja Mesir, hendak berperang di Karkemis di tepi sungai Efrat.
Yosia keluar menghadapinya.
35:21 Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: "Apakah urusanmu
dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi
melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya
segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku, supaya
engkau jangan dimusnahkan-Nya!"
35:22 Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk
berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan
pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido.
35:23 Maka pemanah-pemanah menembaki raja Yosia, dan raja berseru kepada
orang-orangnya: "Bawa aku dari sini, karena aku luka parah!"
35:24 Orang-orangnya mengangkatnya dari keretanya, lalu mengangkutnya
dengan kereta cadangannya lalu membawanya ke Yerusalem. Kemudian matilah ia,
lalu dikuburkan di pekuburan nenek moyangnya. Seluruh Yehuda dan Yerusalem
berkabung karena Yosia.
35:25 Yeremia membuat suatu syair ratapan mengenai Yosia. Dan sampai
sekarang ini semua penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan menyanyikan
syair-syair ratapan mengenai Yosia, dan mereka jadikan itu suatu kebiasaan di
Israel. Semuanya itu tertulis dalam Syair-syair Ratapan.
35:26 Selebihnya dari riwayat Yosia dan perbuatan-perbuatannya yang saleh
yang sesuai dengan yang ada tertulis dalam Taurat TUHAN,
35:27 yakni, riwayatnya dari awal sampai akhir, sesungguhnya semuanya itu
tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.