Minggu, 11 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: 2 Petrus 1:19-21
“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.” (2 Ptr 1:20)
Menghormati Firman Tuhan
Kalau kita perhatikan, saat ini banyak sekali beredar renungan-renungan
harian dengan berbagai judul dan memiliki karakteristik yang berbeda. Ada yang
mengklaim bahwa renungan harian A adalah renungan harian khusus pemuda remaja,
renungan harian B adalah renungan harian yang paling banyak dibaca se-dunia,
renungan harian C adalah renungan harian yang paling lengkap dengan tambahan
humor dan pendalaman Alkitab, renungan harian D adalah renungan harian yang
paling bermutu, dan seterusnya. Saya tidak mau membanding-bandingkan dan
berkomentar mana renungan yang terbaik, tetapi manakah yang menurut kita adalah
renungan yang paling baik, gunakanlah itu sebagai bahan untuk membantu kita
mengerti kehendak Allah dalam saat-saat teduh kita setiap hari.
Mungkin ada di antara kita yang membaca tulisan saya hari ini dan berkata, “Ah,
ini sih penulis blognya ingin bilang kalau tulisan di blog ini juga nggak kalah
dengan renungan-renungan tadi”. Bukan begitu, karena saya sendiri mengakui
bahwa tulisan saya ini masih jauh dari sempurna, bahkan jika mau jujur mungkin kualitas
tulisan saya tidak sampai 1% dari tulisan hamba-hamba Tuhan dalam renungan
tersebut. Mengapa saya katakan demikian, karena memang saya tidak pernah
mengenyam pendidikan formal dalam bidang teologi, sehingga jujur, saya agak
takut jika apa yang saya tulis sebenarnya bertentangan dengan ajaran-ajaran
yang benar.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini berkata bahwa setiap Firman yang
disampaikan oleh nabi (hamba-hamba Tuhan) memang berguna untuk meneguhkan iman
kita (ay. 19a). Itulah mengapa setiap orang yang telah percaya kepada Tuhan mau
tidak mau harus mau membaca dan mendengar Firman Tuhan setiap hari, karena
Firman itulah makanan rohani bagi kita (Mat 4:4). Jika kita sudah mengaku bahwa
kita adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan tetapi kita tidak pernah mau
membaca Firman Tuhan, maka kita sebetulnya adalah orang-orang yang menipu diri
sendiri, menipu orang lain, dan juga mungkin menipu Tuhan. “Ngakunya kok orang
Kristen tapi nggak pernah baca Alkitab? Apa kata dunia?”
Walaupun demikian, kita pun perlu tetap mengerti, bahwa ketika kita membaca
Firman Tuhan, kita perlu meminta hikmat dari Roh Kudus agar saat kita membaca
Firman Tuhan, kita tidak menggunakan Firman Tuhan itu untuk kepentingan diri
kita sendiri. Kita tidak boleh menafsirkan ayat-ayat yang ada di Alkitab
menurut kehendak sendiri (ay. 20). Apa maksudnya hal ini? Firman Tuhan yang
tertulis di Alkitab adalah Firman yang diilhamkan Allah kepada para
penulis-penulis Alkitab itu sendiri. Segala tulisan-tulisan di Alkitab itu
ditulis bukan karena kehendak manusia yang menulisnya, tetapi karena dorongan
Roh Kudus sehingga ia dapat menulis kata-kata yang ada di Alkitab (ay. 21). Segala
tulisan yang diilhamkan Allah itu memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran (2 Tim 3:16).
Jadi, bagaimana seharusnya kita memperlakukan Alkitab kita dengan benar?
Saya sendiri pun masih banyak belajar tentang bagaimana memahami Alkitab secara
seharusnya. Tetapi saya akan memberikan beberapa prinsip praktis tentang
bagaimana membaca Alkitab yang seharusnya.
Pertama, kita harus membaca ayat-ayat Alkitab sesuai dengan konteksnya.
Memang banyak sekali khotbah atau tulisan yang hanya didasarkan pada satu ayat
saja. Memang tidak salah, apalagi bagi hamba-hamba Tuhan yang memang telah
belajar teologi atau ketika Tuhan berbicara secara khusus tentang satu ayat
tersebut. Tetapi menurut saya, minimal kita pun harus membaca ayat sebelum dan sesudahnya
agar kita mendapatkan gambaran yang utuh mengenai ayat tersebut, karena
berbahaya bagi kita untuk hanya melihat satu ayat saja dan menganggap hal itu
adalah kebenaran. Contohnya, ketika ada seseorang pria ingin mencari jodoh dari
Tuhan, lalu ia membaca Alkitab dan menemukan ayat di Hosea 1:2 yang berbunyi, “Ketika
TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea:
"Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak
sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN"”. Apa
iya karena ayat Alkitab berkata demikian lalu orang itu langsung pergi dan
mengawini perempuan sundal? Bukankah orang itu juga perlu melihat konteks dari Firman
Tuhan tersebut?
Kedua, kita tidak boleh menjadikan Alkitab sebagai “Buku Pintar”. Seringkali
ketika kita mengalami masalah, kita baru membuka Alkitab dan mencari-cari
jawaban Tuhan dalam Alkitab tersebut. Jika kita dalam keadaan seperti itu, apa
yang akan kita lakukan? Bukankah kita seringkali langsung membuka Alkitab dan
membaca ayat di bagian Alkitab yang terbuka itu? Lalu, jika kita melakukan hal
tersebut, apa bedanya Alkitab dengan buku primbon Jawa? Justru seharusnya kita
membaca Alkitab kita secara rutin setiap harinya sehingga ketika ada masalah
yang sedang kita hadapi, kita dapat ingat akan ayat-ayat yang dulu pernah kita
baca. Ayat-ayat itu akan muncul dan menguatkan kita dan memampukan kita
mengatasi permasalahan kehidupan kita.
Seringkali kita tidak memperlakukan Alkitab sebagaimana kedudukannya
sebagai Firman Tuhan. Padahal Firman Tuhan adalah Firman yang berkuasa sangat
besar, hingga mampu memisahkan jiwa dan roh manusia (Ibr 4:12). Masa iya kita
mau bermain-main dengan Firman Tuhan yang begitu mulia tersebut? Firman Tuhan
berkata, bahwa kita sebagai orang-orang percaya wajib memperhatikan dan
memperlakukan Firman Tuhan sama seperti pelita yang bercahaya di tempat yang
gelap (ay. 19b). Di tempat yang gelap, pelita itu sangat berguna untuk menjadi
penerang di ruangan tersebut, dan kita tidak mungkin akan membuang pelita
tersebut atau meletakkannya di kolong tempat tidur. Pasti kita akan menempatkan
pelita itu di tempat yang seharusnya, yaitu di atas, agar dapat menerangi seisi
ruangan hingga nantinya matahari terbit. Demikian juga apa yang harus kita
lakukan terhadap Firman Tuhan. Kita wajib menempatkan Firman Tuhan di posisi
yang seharusnya. Karena Firman Tuhan itu adalah Tuhan sendiri (Yoh 1:1), maka
kita wajib menghormati Firman Tuhan. Bukan hanya menghormati Firman Tuhan
dengan membeli Alkitab yang bagus, melapisinya dengan sampul yang
berwarna-warni agar terlihat indah. Bukan, bukan itu yang Tuhan inginkan, akan
tetapi kita harus menghormati Firman Tuhan dengan membaca Firman Tuhan setiap
hari dan melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kehidupan kita
adalah kehidupan yang sesuai dengan Firman Tuhan, tidak menyimpang ke kanan
maupun ke kiri.
Bacaan
Alkitab: 2 Petrus 1:19-21
1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar
menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
1:20 Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam
Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi
oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.