Kamis, 15 Maret 2012

Ketika Tuhan Menuntun Kita Melalui Jalan yang Tidak Biasanya


Minggu, 18 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Keluaran 13:17-18
Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun.” (Im 10:9)


Ketika Tuhan Menuntun Kita Melalui Jalan yang Tidak Biasanya


Pernahkah kita naik taksi dan kemudian supir taksi tersebut mengantarkan kita melewati jalan yang tidak biasanya? Apa yang kita rasakan saat itu? Kesal karena kita terpaksa harus memutar jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tujuan kita? Marah karena kita harus membayar lebih mahal dari tarif yang biasanya? Takut karena barangkali supir taksi mempunyai niat jahat terhadap kita? Atau mencoba menenangkan diri dan menikmati suasana jalan yang berbeda dari apa yang sering kita lihat?
Saya tidak tahu jawaban anda apa, dan saya juga tidak tahu jawaban mana yang terbaik bagi kita, tetapi  satu hal yang saya perhatikan, bahwa seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan membawa kita melewati jalan-jalan yang tidak biasa kita lalui. Ketika kita sudah berada dalam zona nyaman kita,  tiba-tiba Tuhan melakukan sesuatu yang tidak biasanya. Kita biasanya protes karena kita harus keluar dari zona nyaman kita, padahal jika kita mau jujur, pasti ada rencana Tuhan ketika Dia mengajak kita berjalan melewati jalan yang tidak biasa kita lewati.

Demikian juga yang dialami oleh bangsa Israel. Mereka sudah hidup 430 tahun di Mesir (Kel 12:40), dan tentunya mereka mungkin sudah merasa nyaman dengan kondisi di Mesir, walaupun mereka harus menjadi budak di sana. Mereka sudah merasa nyaman dengan suasana di padang Gosyen, mereka mungkin sudah merasa nyaman tinggal di tengah-tengah budaya Mesir, dengan penyembahan banyak dewa yang dilakukan oleh masyarakat Mesir, mereka mungkin sudah nyaman untuk paham dan mengerti bahasa Mesir dan hal-hal lainnya yang berbau Mesir.

Tetapi ketika Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan tidak membawa bangsa Israel melalui jalur yang biasa, yaitu jalan yang melewati negeri orang Filistin, walaupun jalan ini merupakan jalur perdagangan utama, jalur yang paling pendek jaraknya, dan jalur yang paling mulus (ay. 17a). Tuhan justru membawa bangsa Israel berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau atau Laut Merah (ay. 18a). Saya berpikir, tentulah ada alasan Tuhan mengapa Tuhan justru seakan-akan memutar-mutarkan jalur perjalanan bangsa Israel, dan Alkitab kita dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak ingin bangsa Israel menyesal ketika mereka harus bertempur dan menghadapi peperangan, sehingga mereka meminta kembali ke Mesir (ay. 17b). Memang Alkitab juga mengatakan bahwa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan siap sedia berperang (ay. 18b), tetapi menurut saya kelihatan siap berperang dan memiliki mental siap berperang merupakan dua hal yang jauh berbeda, dan itulah alasan utama Tuhan akhirnya membiarkan bangsa Israel melewati jalan berputar.

Bisa dikatakan bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi bangsa Israel. Walaupun harus berputar-putar lebih dari 40 tahun lamanya (Bil 32:13), tetapi akhirnya bangsa Israel memiliki mental yang siap untuk merebut tanah Kanaan. Bisa dikatakan bahwa di padang gurun inilah Tuhan mengubah mental bangsa Israel dari mental budak menjadi mental prajurit, yang siap untuk merebut tanah yang dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka. Demikian juga dengan kita, di saat Tuhan sepertinya sedang membawa kita berputar-putar tanpa tujuan yang jelas, justru di situ pasti ada maksud Tuhan untuk membentuk kita. Rancangan Tuhan tidak pernah gagal. Justru kita yang sering tidak mengerti apa maksud Tuhan bagi kita, karena rancanganNya terlalu dalam untuk kita selami (Mzm 92:6). Oleh karena itu, mari kita tetap percaya kepada Tuhan, ketika Tuhan membawa kita melalui jalan berputar, karena kita tahu bahwa segala sesuatu pasti mendatangkan kebaikan bagi kita, ketika kita mau taat kepada Tuhan (Rm 8:28).


Bacaan Alkitab: Keluaran 13:17-18
13:17 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."
13:18 Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.