Minggu, 18 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Keluaran 13:17-18
“Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras,
engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya
jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu
turun-temurun.” (Im 10:9)
Ketika Tuhan Menuntun Kita Melalui Jalan yang
Tidak Biasanya
Pernahkah kita naik taksi dan kemudian supir taksi tersebut mengantarkan
kita melewati jalan yang tidak biasanya? Apa yang kita rasakan saat itu? Kesal
karena kita terpaksa harus memutar jauh dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
mencapai tujuan kita? Marah karena kita harus membayar lebih mahal dari tarif
yang biasanya? Takut karena barangkali supir taksi mempunyai niat jahat
terhadap kita? Atau mencoba menenangkan diri dan menikmati suasana jalan yang
berbeda dari apa yang sering kita lihat?
Saya tidak tahu jawaban anda apa, dan saya juga tidak tahu jawaban mana
yang terbaik bagi kita, tetapi satu hal
yang saya perhatikan, bahwa seringkali dalam kehidupan kita, Tuhan membawa kita
melewati jalan-jalan yang tidak biasa kita lalui. Ketika kita sudah berada
dalam zona nyaman kita, tiba-tiba Tuhan
melakukan sesuatu yang tidak biasanya. Kita biasanya protes karena kita harus
keluar dari zona nyaman kita, padahal jika kita mau jujur, pasti ada rencana
Tuhan ketika Dia mengajak kita berjalan melewati jalan yang tidak biasa kita
lewati.
Demikian juga yang dialami oleh bangsa Israel. Mereka sudah hidup 430 tahun
di Mesir (Kel 12:40), dan tentunya mereka mungkin sudah merasa nyaman dengan
kondisi di Mesir, walaupun mereka harus menjadi budak di sana. Mereka sudah
merasa nyaman dengan suasana di padang Gosyen, mereka mungkin sudah merasa
nyaman tinggal di tengah-tengah budaya Mesir, dengan penyembahan banyak dewa
yang dilakukan oleh masyarakat Mesir, mereka mungkin sudah nyaman untuk paham
dan mengerti bahasa Mesir dan hal-hal lainnya yang berbau Mesir.
Tetapi ketika Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan tidak
membawa bangsa Israel melalui jalur yang biasa, yaitu jalan yang melewati negeri
orang Filistin, walaupun jalan ini merupakan jalur perdagangan utama, jalur
yang paling pendek jaraknya, dan jalur yang paling mulus (ay. 17a). Tuhan
justru membawa bangsa Israel berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke
Laut Teberau atau Laut Merah (ay. 18a). Saya berpikir, tentulah ada alasan
Tuhan mengapa Tuhan justru seakan-akan memutar-mutarkan jalur perjalanan bangsa
Israel, dan Alkitab kita dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan tidak ingin bangsa
Israel menyesal ketika mereka harus bertempur dan menghadapi peperangan,
sehingga mereka meminta kembali ke Mesir (ay. 17b). Memang Alkitab juga
mengatakan bahwa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan siap sedia berperang
(ay. 18b), tetapi menurut saya kelihatan siap berperang dan memiliki mental siap
berperang merupakan dua hal yang jauh berbeda, dan itulah alasan utama Tuhan
akhirnya membiarkan bangsa Israel melewati jalan berputar.
Bisa dikatakan bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi bangsa Israel.
Walaupun harus berputar-putar lebih dari 40 tahun lamanya (Bil 32:13), tetapi
akhirnya bangsa Israel memiliki mental yang siap untuk merebut tanah Kanaan.
Bisa dikatakan bahwa di padang gurun inilah Tuhan mengubah mental bangsa Israel
dari mental budak menjadi mental prajurit, yang siap untuk merebut tanah yang
dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka. Demikian juga dengan kita, di saat
Tuhan sepertinya sedang membawa kita berputar-putar tanpa tujuan yang jelas,
justru di situ pasti ada maksud Tuhan untuk membentuk kita. Rancangan Tuhan
tidak pernah gagal. Justru kita yang sering tidak mengerti apa maksud Tuhan
bagi kita, karena rancanganNya terlalu dalam untuk kita selami (Mzm 92:6). Oleh
karena itu, mari kita tetap percaya kepada Tuhan, ketika Tuhan membawa kita
melalui jalan berputar, karena kita tahu bahwa segala sesuatu pasti
mendatangkan kebaikan bagi kita, ketika kita mau taat kepada Tuhan (Rm 8:28).
Bacaan
Alkitab: Keluaran 13:17-18
13:17 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun
mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling
dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila
mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."
13:18 Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang
gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang
Israel dari tanah Mesir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.