Rabu, 14 Maret 2012

Menjaga Kekudusan sebelum Melayani Tuhan


Sabtu, 17 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Imamat 10:8-11
Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun.” (Im 10:9)


 
Menjaga Kekudusan sebelum Melayani Tuhan


Saya tidak tahu apakah ayat Alkitab dalam bacaan kita hari ini masih relevan bagi sebagian besar orang Kristen atau tidak, tetapi saya melihat bahwa Firman Tuhan yang ditulis dalam Alkitab tentunya masih relevan dengan kondisi di zaman ini, sepanjang kita dapat menarik makna dari ayat Alkitab tersebut. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, dikatakan bahwa Tuhan berfirman kepada Harun agar Harun dan anak-anaknya tidak minum anggur atau minuman keras (minuman beralkohol) sebelum masuk ke dalam kemah pertemuan (ay. 8-9a). Saya berpikir, ya kalau di Indonesia, rasa-rasanya nggak ada gereja yang punya peraturan seperti itu ya, mungkin kalau di Amerika atau Eropa baru ada, toh minum anggur pun kan bisa untuk menghangatkan badan.

Tetapi jika kita perhatikan, bahwa sesungguhnya apa yang diinginkan Tuhan bukanlah sekedar tidak minum anggur dan minuman keras lainnya, tetapi dalam arti luas adalah menjaga kekudusan sebelum melakukan pelayanan bagi Tuhan. Hal ini terlihat jelas dalam ayat selanjutnya yang mengatakan bahwa Tuhan ingin agar Harun dan anak-anaknya (yang akan melayani Tuhan dalam kemah pertemuan) dapat mengetahui dan membedakan antara yang kudus dan yang tidak kudus, antara yang najis dan yang tidak najis (ay. 10). Hal ini terutama terkait kenyataan bahwa mereka akan melayani Tuhan yang kudus, dan tentunya mereka juga harus menjaga kekudusan agar mereka dapat layak di hadapan Tuhan, sebab tanpa kekudusan, tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan (Ibr 12:14).

Hal tersebut berarti pantangan Harun dan anak-anaknya sebelum melayani Tuhan sebetulnya bukan hanya soal minuman keras, tetapi juga hal-hal lainnya yang tidak kudus di hadapan Tuhan. Intinya, Tuhan ingin Harun dan anak-anaknya menjaga diri mereka sebelum mereka menggunakan diri mereka untuk melayani Tuhan. Tidak hanya cukup sampai di situ, Tuhan juga meminta Harun mengajarkan prinsip ini kepada orang-orang Israel, sehingga prinsip tersebut tidak hanya dimengerti oleh Harun, tetapi juga dipahami oleh seluruh bangsa Israel (ay. 11).

Bayangkan saja, misalkan kita diundang oleh Presiden dan akan bertemu dengan beliau di Istana Negara, apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan datang dengan pakaian yang kumal dan kucel, apakah kita akan datang dengan kondisi belum mandi selama tiga hari? Bukankah kita akan memakai pakaian kita yang terbaik dan menyisir rambut kita agar rapi, atau bahkan ke salon terlebih dahulu agar kita terlihat lebih ganteng atau lebih cantik dari biasanya? Jika untuk bertemu dengan manusia saja kita sampai melakukan hal-hal seperti itu, mengapa jika untuk menghadap Tuhan kita tidak mau menyiapkan diri kita dan menjaga kekudusan?

Pada zaman dahulu, orang-orang yang tidak menghormati hadirat dan kekudusan Tuhan, hukumannya adalah mati (ay. 9b). Nadab dan Abihu, anak-anak Harun juga harus mati karena mereka tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan cara membawa api yang asing ke dalam kemah pertemuan (Im 10:1-2), Miryam kena kusta ketika mengatai Musa di hadapan Tuhan (Bil 12:10), Raja Uzia tidak menghormati Tuhan dengan membakar ukupan yang seharusnya dilakukan oleh Imam sehingga raja Uzia terkena penyakit kusta (2 Taw 26:19). Memang mungkin Tuhan tidak langsung membunuh orang tersebut, tetapi memberikan hukuman penyakit kusta dan masih memberikan kesempatan kedua.

Bagaimana dengan kita? Ketika kita melayani Tuhan sudahkah kita menjaga kekudusan kita? Menjaga kekudusan bukan hanya berarti menjauhkan diri dari dosa-dosa kita, tetapi juga mempersiapkan pelayanan kita dengan sebaik-baiknya. Melalaikan mempersiapkan pekerjaan Tuhan juga bisa berarti kita tidak menguduskan diri kita untuk melayani Tuhan. Bagaimana mungkin seorang pendeta dapat berkhotbah dengan baik jika ia tidak mempersiapkan khotbahnya terlebih dahulu? Bagaimana mungkin tim musik bisa memainkan musik dengan indah jika mereka tidak pernah berlati sebelumnya? Jagalah kekudusan sebelum kita melayani Tuhan, karena Tuhan sendiri telah berfirman “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Ptr 1:16).


Bacaan Alkitab: Imamat 10:8-11
10:8 TUHAN berfirman kepada Harun:
10:9 "Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun.
10:10 Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis,
10:11 dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.