Sabtu, 17 Maret
2012
Bacaan
Alkitab: Imamat 10:8-11
“Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras,
engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya
jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu
turun-temurun.” (Im 10:9)
Menjaga Kekudusan sebelum Melayani Tuhan
Saya tidak tahu apakah ayat Alkitab dalam bacaan kita hari ini masih
relevan bagi sebagian besar orang Kristen atau tidak, tetapi saya melihat bahwa
Firman Tuhan yang ditulis dalam Alkitab tentunya masih relevan dengan kondisi
di zaman ini, sepanjang kita dapat menarik makna dari ayat Alkitab tersebut.
Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, dikatakan bahwa Tuhan berfirman kepada
Harun agar Harun dan anak-anaknya tidak minum anggur atau minuman keras
(minuman beralkohol) sebelum masuk ke dalam kemah pertemuan (ay. 8-9a). Saya
berpikir, ya kalau di Indonesia, rasa-rasanya nggak ada gereja yang punya
peraturan seperti itu ya, mungkin kalau di Amerika atau Eropa baru ada, toh
minum anggur pun kan bisa untuk menghangatkan badan.
Tetapi jika kita perhatikan, bahwa sesungguhnya apa yang diinginkan Tuhan
bukanlah sekedar tidak minum anggur dan minuman keras lainnya, tetapi dalam
arti luas adalah menjaga kekudusan sebelum melakukan pelayanan bagi Tuhan. Hal
ini terlihat jelas dalam ayat selanjutnya yang mengatakan bahwa Tuhan ingin
agar Harun dan anak-anaknya (yang akan melayani Tuhan dalam kemah pertemuan) dapat
mengetahui dan membedakan antara yang kudus dan yang tidak kudus, antara yang
najis dan yang tidak najis (ay. 10). Hal ini terutama terkait kenyataan bahwa
mereka akan melayani Tuhan yang kudus, dan tentunya mereka juga harus menjaga
kekudusan agar mereka dapat layak di hadapan Tuhan, sebab tanpa kekudusan,
tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan (Ibr 12:14).
Hal tersebut berarti pantangan Harun dan anak-anaknya sebelum melayani
Tuhan sebetulnya bukan hanya soal minuman keras, tetapi juga hal-hal lainnya
yang tidak kudus di hadapan Tuhan. Intinya, Tuhan ingin Harun dan anak-anaknya menjaga
diri mereka sebelum mereka menggunakan diri mereka untuk melayani Tuhan. Tidak
hanya cukup sampai di situ, Tuhan juga meminta Harun mengajarkan prinsip ini
kepada orang-orang Israel, sehingga prinsip tersebut tidak hanya dimengerti
oleh Harun, tetapi juga dipahami oleh seluruh bangsa Israel (ay. 11).
Bayangkan saja, misalkan kita diundang oleh Presiden dan akan bertemu
dengan beliau di Istana Negara, apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita akan
datang dengan pakaian yang kumal dan kucel, apakah kita akan datang dengan
kondisi belum mandi selama tiga hari? Bukankah kita akan memakai pakaian kita
yang terbaik dan menyisir rambut kita agar rapi, atau bahkan ke salon terlebih
dahulu agar kita terlihat lebih ganteng atau lebih cantik dari biasanya? Jika
untuk bertemu dengan manusia saja kita sampai melakukan hal-hal seperti itu,
mengapa jika untuk menghadap Tuhan kita tidak mau menyiapkan diri kita dan
menjaga kekudusan?
Pada zaman dahulu, orang-orang yang tidak menghormati hadirat dan kekudusan
Tuhan, hukumannya adalah mati (ay. 9b). Nadab dan Abihu, anak-anak Harun juga
harus mati karena mereka tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan cara membawa
api yang asing ke dalam kemah pertemuan (Im 10:1-2), Miryam kena kusta ketika
mengatai Musa di hadapan Tuhan (Bil 12:10), Raja Uzia tidak menghormati Tuhan
dengan membakar ukupan yang seharusnya dilakukan oleh Imam sehingga raja Uzia
terkena penyakit kusta (2 Taw 26:19). Memang mungkin Tuhan tidak langsung
membunuh orang tersebut, tetapi memberikan hukuman penyakit kusta dan masih
memberikan kesempatan kedua.
Bagaimana dengan kita? Ketika kita melayani Tuhan sudahkah kita menjaga
kekudusan kita? Menjaga kekudusan bukan hanya berarti menjauhkan diri dari
dosa-dosa kita, tetapi juga mempersiapkan pelayanan kita dengan sebaik-baiknya.
Melalaikan mempersiapkan pekerjaan Tuhan juga bisa berarti kita tidak
menguduskan diri kita untuk melayani Tuhan. Bagaimana mungkin seorang pendeta
dapat berkhotbah dengan baik jika ia tidak mempersiapkan khotbahnya terlebih
dahulu? Bagaimana mungkin tim musik bisa memainkan musik dengan indah jika
mereka tidak pernah berlati sebelumnya? Jagalah kekudusan sebelum kita melayani
Tuhan, karena Tuhan sendiri telah berfirman “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1
Ptr 1:16).
Bacaan
Alkitab: Imamat 10:8-11
10:8 TUHAN berfirman kepada Harun:
10:9 "Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta
anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati.
Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun.
10:10 Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak
kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis,
10:11 dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala
ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan
Musa."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.