Rabu, 12 Desember 2012

Apa Hartamu yang Paling Berharga?



Rabu, 12 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Matius 6:19-21
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.” (Mat 6:19)


Apa Hartamu yang Paling Berharga?


Saat saya menulis renungan ini, ada dua “harta” saya yang sedang tidak dapat saya gunakan. “Harta” yang pertama adalah blackberry saya, yang saya sering gunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman melalui fitur BBM. Entah mengapa sejak hari Minggu blackberry saya rusak dan sampai dengan saat ini saya juga belum sempat memperbaikinya. Memang sepertinya ada sesuatu yang hilang, namun karena nomor telepon utama saya bukan di blackberry, sehingga saya pun tidak terlalu terganggu dengan urusan kantor karena masih ada fasilitas telepon atau SMS jika memang ada hal yang mendesak.

“Harta” yang kedua adalah Alkitab saya. Alkitab saya ini memang tidak rusak dan tidak hilang, tetapi tertinggal di kota lain. Memang saat ini dengan kemajuan zaman yang luar biasa, orang bisa membaca ayat Alkitab di internet, di telepon genggam, di gadget, dan di mana-mana. Akan tetapi, bagi saya yang terbiasa membaca Alkitab dalam bentuk buku, tentu agak terpengaruh. Biasanya saya menulis renungan ini setelah saya membaca beberapa bagian Alkitab pada hari tersebut. Inspirasi itu lebih kuat datang ketika saya membaca Firman Tuhan dalam Alkitab saya. Oleh karena itu saya merasa seperti ada sesuatu yang “hilang”. Memang sih ada Alkitab lain yang saya tinggal di rumah, tetapi rasanya masih berbeda jika dibandingkan dengan membaca Alkitab yang biasa kita baca.

Firman Tuhan hari ini berbicara tentang harta di bumi dan harta di surga. Perbedaan mendasar antara harta di bumi dan harta di surga sebenarnya hanya satu. Harta di bumi tidak kekal, bisa dicuri, dirampok, rusak, berkarat, dan lain sebagainya (ay. 19), sementara harta di surga itu bersifat kekal, tidak akan hilang dan tidak akan berkarat (ay. 20). Lalu, kalau sebenarnya kita sudah tahu perbedaan utama dan mendasar itu, mengapa kita tidak mau, atau minimal masih enggan dan ogah-ogahan untuk mengumpulkan harta di surga? Ketika saya merenungkan hal ini, saya melihat ada beberapa alasan mengapa kita masih belum mau sungguh-sungguh mengumpulkan harta di surga, yaitu:

Pertama, kita lupa bahwa bumi ini bukanlah tujuan akhir, sehingga kita terlalu asyik mengumpulkan harta di bumi daripada mengumpulkan harta di tujuan akhir kita yang sebenarnya, yaitu di surga. Hidup kita di bumi ini sesungguhnya hanya sementara. Alkitab menggunakan kata “menumpang” sebagai gambaran yang tepat tentang bagaimana kita harus melihat dunia ini (1 Ptr 1:17). Oleh karena itu, kita harus tetap berfokus kepada tanah air surgawi kita (Ibr 11:16), yaitu tempat tinggal yang disediakan Tuhan Yesus bagi kita (Yoh 14:2).

Kedua, kita terlalu terpengaruh dengan dunia dengan segala keindahannya sehingga kita mengikuti cara dan pola pikir dunia dimana segala sesuatunya diukur dengan harta duniawi. Firman Tuhan mengatakan bahwa dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannya, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16-17). Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memiliki pola pikir yang surgawi, yang selalu memikirkan perkara-perkara di atas (surga) nanti, dan bukan hanya yang ada di bumi (Kol 3:2).

Ketiga, kita kurang memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan di surga, sehingga kita tidak menganggap harta di surga sebagai sesuatu yang berharga. Seseorang yang logis tidak akan mungkin menginvestasikan uangnya di perusahaan yang tidak jelas. Minimal ia akan mencari tahu perusahaan macam apa yang akan menjadi tempat ia menginvestasikan hartanya tersebut. Demikian juga orang yang belum mengenal kerajaan surga tidak akan mau memiliki harta di surga. Orang yang mengumpulkan harta di surga adalah orang-orang yang sudah mengerti betul  bahwa Tuhanlah pemilik surga, dan tidak akan sia-sia mengumpulkan harta di surga. Jika kita tidak mengumpulkan harta di surga, berarti hati kita bukan di surga (ay. 21).

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah mengumpulkan harta di surga? Jika ya, berapa saldo harta kita di surga? Apakah jauh lebih banyak saldo di surga daripada di bumi, ataukah sebaliknya? Jika kita sadar bahwa hidup kita di bumi ini tidak sebanding dengan kekekalan yang nanti akan kita alami di surga, bukankah sudah seharusnya kita lebih banyak mengumpulkan harta kita di surga nanti? Jangan jadikan harta di dunia ini sebagai harta yang paling berharga, tetapi pandanglah jauh ke depan, dan jadikan harta di surga sebagai harta kita yang paling berharga.


Bacaan Alkitab: Matius 6:19-21
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.