Minggu, 30 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Bilangan 27:12-17
“Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk,
mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk,
dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti
domba-domba yang tidak mempunyai gembala.” (Bil 27:16-17)
Doa Musa di Masa Akhir Hidupnya
Pernahkah kita berpikir, jika seorang
pemimpin (bisa presiden, gubernur, walikota, bupati, atau jabatan pemimpin
lainnya termasuk ketua sinode gereja) yang harus lengser dari jabatannya karena
masa jabatannya sudah habis dan ia tidak terpilih kembali, diminta untuk
mengucapkan sebuah doa di akhri masa jabatannya? Apalagi jika dalam acara
tersebut ternyata juga dihadiri oleh orang yang akan menggantikannya nantinya?
Tidak mudah lho untuk mengucapkan doa
yang benar-benar “ikhlas” dalam kondisi seperti itu. Mungkin doanya hanya
sekedar formalitas belaka alias “lain di bibir
lain di hati”.
Lain halnya dengan apa yang dilakukan Musa.
Musa adalah seorang hamba Tuhan dan juga pemimpin yang luar biasa. Ia memang
pernah membuat kesalahan sehingga Tuhan pun tidak mengizinkannya masuk ke dalam
tanah Kanaan (ay. 14). Oleh karena itu Tuhan pun berfirman kepada Musa agar
naik ke gunung dan hanya bisa memandang tanah perjanjian dari jauh (ay. 12).
Setelah Musa memandang tanah perjanjian tersebut, lalu Musa pun akan mati (ay.
13). Hal ini kemudian digenapi yaitu Musa akhirnya mati setelah ia memandang
tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut tanpa bisa masuk ke dalam tanah perjanjian
(Ul 34:1-5).
Menarik bahwa dalam kondisi seperti itu,
yaitu setelah diberitahu Tuhan bahwa ia akan mati dan tidak masuk ke dalam
tanah perjanjian, Musa tetap mengucapkan kata-kata positif dalam doanya.
Perhatikan doa Musa yang luar biasa tersebut: “Biarlah TUHAN, Allah dari roh
segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu
keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan
hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala” (ay. 15-17).
Musa meminta kepada Tuhan agar Tuhan
mengangkat seseorang yang bisa menjadi kepala bagi bangsa Israel menggantikan
dirinya. Musa tidak ingin penggantinya itu adalah seorang yang asal-asalan
memimpin sehingga bangsa Israel menjadi bangsa yang tidak terurus, seperti
domba-domba yang tidak bergembala. Musa ingin agar Tuhan tetap memimpin bangsa
Israel melalui penerusnya dan berharap Tuhan memberikan penerus yang lebih baik
daripada dirinya, karena Musa tahu bahwa apa yang akan dihadapi bangsa Israel
selanjutnya tidaklah mudah. Mereka harus menghalau bangsa-bangsa di Kanaan
sebelum mendudukinya, berbeda dengan tugas Musa yang “hanya” memimpin bangsa
Israel untuk keluar dari Mesir dan berada di padang gurun.
Jika kita ada di posisi Musa saat itu,
masihkah kita memiliki doa yang tulus seperti doa Musa? Masihkah kita berdoa
agar penerus kita lebih baik dari kita dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, atau justru kita berdoa yang sebaliknya? Jika kita memang adalah
pemimpin yang sejati, sudah saatnya kita lebih mementingkan kepentingan orang
banyak daripada kepentingan kita. Mungkin hati kita kesal karena posisi kita
digantikan oleh orang lain. Akan tetapi kita harus tetap legowo dan memikirkan yang terbaik bagi orang lain.
Alkitab penuh dengan prinsip-prinsip
regenerasi. Musa mewariskan kepemimpinannya kepada Yosua. Raja Daud mewariskan
kepemimpinannya kepada Salomo. Tuhan Yesus mewariskan kepemimpinannya kepada
murid-muridNya. Paulus pun mewariskan kepemimpinannya kepada Timotius. Semua
orang yang mewariskan kepemimpinannya tidak egois, tetapi justru lebih bahagia
dan lebih bangga ketika orang yang meneruskan jejaknya justru lebih sukses
daripada pendahulunya. Jika saat ini kita sedang menjadi pemimpin, tetap
naikkan doa Musa ini sesuai dengan konteks kepemimpinan kita, yaitu agar Tuhan
memberikan pengganti kita yang jauh lebih baik dari kita dan agar orang-orang
di bawah kita tidak terhilang. Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Bilangan 27:12-17
27:12 TUHAN berfirman kepada Musa:
"Naiklah ke gunung Abarim ini, dan pandanglah negeri yang Kuberikan kepada
orang Israel.
27:13 Sesudah engkau memandangnya, maka
engkau pun juga akan dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun,
abangmu, dahulu.
27:14 Karena pada waktu pembantahan umat itu
di padang gurun Zin, kamu berdua telah memberontak terhadap titah-Ku untuk
menyatakan kekudusan-Ku di depan mata mereka dengan air itu." Itulah mata
air Meriba dekat Kadesh di padang gurun Zin.
27:15 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN:
27:16 "Biarlah TUHAN, Allah dari roh
segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang
27:17 yang mengepalai mereka waktu keluar dan
masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya
seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.