Jumat, 21 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-17
“Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar
serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan
semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang di gunung.” (Why 6:15)
Hore, Hari Ini Katanya Kiamat
Banyak orang takut menghadapi tanggal 20 atau
21 Desember 2012. Mengapa demikian? Karena katanya (saya sendiri juga tidak
tahu darimana sumber tersebut berasal), menurut ramalan suku Maya kiamat akan
datang pada tanggal tersebut. “Ramalan” ini begitu menakutkan banyak orang sehingga
saya yakin pada hari ini, saat tulisan ini saya tulis (21 Desember 2012),
banyak orang yang sudah bersiap-siap menghadapi “ramalan kiamat” tersebut
dengan berbagai cara. Ada yang bersiap-siap bersembunyi di tempat persembunyian
di bawah tanah lengkap dengan makanan yang melimpah, ada juga yang mungkin bingung
harus berbuat apa.
Saya sendiri, menyambut isu kiamat tersebut
dengan menulis status pada media sosial saya dengan kata-kata “Hore... Hari ini
katanya mau kiamat”. Agak nyeleneh?
Mungkin saja. Tetapi saya ingin menunjukkan bahwa bagi orang-orang yang telah
percaya kepada Tuhan, isu kiamat itu sebenarnya tidak terlalu berpengaruh.
Mengapa demikian? Karena bagi orang percaya, sesungguhnya tidak ada seorang pun
yang tahu kapan Tuhan akan datang kembali. Kalaupun Tuhan akan datang kembali
di tanggal 21 Desember 2012, maka sesungguhnya kita pasti akan diselamatkan,
entah bagaimana bentuk kiamat versi orang dunia (ada meteor atau asteroid jatuh
ke bumi, gempa bumi plus tsunami, atau bahkan perang nuklir sekalipun).
Akan tetapi bagi orang-orang yang tidak
percaya kepada Tuhan, pasti mereka akan takut menghadapi isu kiamat ini. Hal terlihat
dalam Firman Tuhan yang kita baca, ketika dibuka meterai keenam dan terjadi
gempa bumi yang dashyat, serta matahari menjadi hitam dan bulan menjadi merah, bintang-bintang
berjatuhan serta gunung-gunung dan pulau-pulau bergeser (ay. 12-14). Saat
itulah orang-orang yang ada di bumi, baik raja maupun rakyat biasa, orang kaya
dan juga orang miskin, akan ketakutan luar biasa dan bersembunyi ke dalam
gua-gua (ay. 15), bahkan meminta gunung untuk rubuh menimpa mereka (ay. 16).
Hal ini karena mereka sudah putus asa, dan segala sesuatunya sudah terlambat
bagi mereka (ay. 17).
Mengapa mereka bersembunyi? Tentu mereka
bersembunyi karena mereka takut. Sama seperti Adam dan Hawa yang bersembunyi
dari Tuhan karena mereka takut kepada Tuhan karena dosa-dosa mereka. Orang yang
di luar Tuhan akan ketakutan luar biasa menghadapi kiamat. Berbeda dengan
orang-orang di dalam Tuhan yang tentunya menyambut dengan sukacita kedatangana
Tuhan yang kedua kali, karena di dalam Yesus Kristus kita sudah yakin akan
keselamatan kekal kita. Coba kita perhatikan, siapa orang-orang yang tenang dan
adem ayem saja menghadapi isu kiamat? Saya yakin pasti adalah orang-orang
Kristen yang yakin dengan keselamatan mereka. Tidak peduli kapan kiamat datang,
yang pasti kita semua sudah memegang
tiket ke surga.
Saat ini saya ingin bertanya kepada para
pembaca renungan ini, apakah saat ini kita dilanda rasa takut dan kecemasan
yang luar biasa menyambut isu kiamat ini? Jika jawabannya adalah ya, berarti kita
belum yakin 100% tentang keselamatan kita. Bukan kebetulan hari ini saudara
membaca renungan ini, karena mungkin saja Tuhan sedang memberikan kesempatan
kepada saudara untuk menerima Yesus secara pribadi. Tidak ada nama lain di
kolong langit ini dimana kita bisa diselamatkan, selain dalam nama Tuhan Yesus
Kristus (Kis 4:12). Berdoalah sungguh-sungguh kepada Tuhan, meminta ampun atas
segala dosa-dosa kita dan terimalah Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita secara
pribadi. Hanya di dalam nama Tuhan Yesus ada keselamatan kekal.
Bagi kita yang sudah percaya namun masih takut menghadapi isu kiamat, mungkin
ada saatnya kita instropeksi diri kita masing-masing. Ketika kita masih takut,
mungkin kita belum sungguh-sungguh menerima Yesus atau kita belum
sungguh-sungguh mengiring Yesus. Lakukan bagian kita dengan sungguh-sungguh,
hidup dengan sungguh-sungguh dan penuh kekudusan di hadapan Tuhan. Ketika kita
takut, maka sesungguhnya Roh Tuhan belum ada di dalam diri kita, karena Tuhan
tidak pernah memberikan roh ketakutan (2 Tim 1:7). Hiduplah dengan
sungguh-sungguh di dalam waktu yang masih ada ini, agar hidup kita kudus dan
tak bercacat di hadapanNya, sehingga ketika Tuhan Yesus datang kembali untuk
yang kedua kalinya, kita pun siap menyambut Yesus.
Saya rindu semua orang yang membaca renungan
ini memiliki iman yang benar di dalam Yesus Kristus. Saya rindu kita semua
bertemu nanti di surga yang mulia. Oleh karena itu, jangan keraskan hati kita
saat ini. Percayalah kepada Tuhan dan terimalah Yesus sebagai Juruselamat
pribadi kita, sehingga dalam menanggapi isu kiamat, kita boleh berkata, “Hore,
kiamat sudah dekat, berarti sudah semakin dekat lagi kita masuk surga”.
Beranikah kita berkata seperti itu?
Bacaan Alkitab: Wahyu 6:12-17
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu
membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat
dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah
seluruhnya bagaikan darah.
6:13 Dan bintang-bintang di langit berjatuhan
ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila
ia digoncang angin yang kencang.
6:14 Maka menyusutlah langit bagaikan
gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari
tempatnya.
6:15 Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar
serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan
semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah
batu karang di gunung.
6:16 Dan mereka berkata kepada gunung-gunung
dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan
sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka
Anak Domba itu."
6:17 Sebab sudah tiba hari besar murka mereka
dan siapakah yang dapat bertahan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.