Rabu, 12 Desember 2012

Kerjakan Selagi Bisa



Selasa, 11 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 9:10-12
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.” (Pkh 9:10)


Kerjakan Selagi Bisa


Manusia, terutama orang Indonesia, cenderung memiliki sifat malas dalam dirinya. Bangsa kita cenderung untuk menunda-nunda melakukan sesuatu, misalnya dalam pekerjaan di kantor atau bahkan tugas di sekolah atau kampus, kita cenderung mengerjakannya menjelang deadline. Ketika kita belajar menghadapi ujian misalnya, kita cenderung belajar mendadak menjelang ujian. Itulah mengapa dikenal sistem belajar SKS yang merupakan kepanjangan dari “Sistem Kebut Semalam”. Budaya ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu ketika Salomo menulis kitab Pengkhotbah. Sayangnya, budaya ini sangat kental dan melekat dengan image bangsa Indonesia yang memang suka menunda-nunda pekerjaan, terutama jika dibandingkan dengan bangsa lain yang lebih rajin seperti bangsa Jepang.

Dalam kitab Pengkhotbah, Raja Salomo menulis suatu ayat yang sangat luar biasa, yaitu agar manusia melakukan apa yang bisa ia kerjakan dengan sekuat tenaga (ay. 10a). Sekuat tenaga di sini berarti melakukan dengan penuh totalitas. Mengapa Salomo menulis demikian? Karena sebagai orang yang paling berhikmat dari orang lainnya, Salomo sadar bahwa masa hidup kita di dunia ini sangat terbatas, sehingga Salomo ingin agar manusia dapat sebaik-baiknya melakukan apa yang dapat ia kerjakan sebelum akhirnya manusia mati, karena setelah mati sudah tidak ada lagi yang dapat dikerjakan manusia (ay. 10b).

Salomo sadar bahwa manusia di dunia ini sebenarnya mendapatkan kesempatan yang sama dari Tuhan. Setiap manusia sama-sama memperoleh waktu 24 jam setiap harinya (ay. 11), hanya sayangnya ada sejumlah manusia yang tidak mampu memanfaatkan waktu yang ada sehingga waktu itu terbuang sia-sia. Sedangkan manusia yang sadar dan memanfaatkan waktu dengan baik, maka  ia akan mendapatkan banyak keuntungan. Seringkali perbedaan antara orang yang sukses dengan orang yang gagal adalah berapa banyak waktu yang diinvestasikan dan bagaimana mereka menginvestasikan waktu yang mereka miliki. Dalam hal ini berlaku hukum tabur tuai, yaitu berapa banyak waktu yang kita tabur, maka sebanyak itulah hasil yang akan kita tuai. Seorang pelajar yang menginvestasikan waktunya dengan belajar sungguh-sungguh maka nantinya ia akan menuai hasilnya, yaitu nilai bagus dan ilmu yang didapat. Sama halnya dengan berapa banyak kita menginvestasikan waktu kita untuk Tuhan, dalam saat teduh pribadi kita, dalam ibadah dan pelayanan yang kita lakukan, maka sebanyak itulah Tuhan akan mengembalikan kepada kita. Jangan harap Tuhan mau memberkati kita ketika kita saja tidak mau memberikan waktu kita kepada Tuhan.

Ini adalah kebenaran yang tegas dan keras. Gunakan waktu yang ada sebaik-baiknya, tentunya dengan prioritas yang benar sesuai dengan Firman Tuhan. Akan tiba waktunya dimana kita sudah tidak dapat lagi mengerjakan apa-apa, yaitu ketika kita dipanggil Tuhan (ay. 12). Bagi orang-orang dunia, kematian itu bagaikan jerat yang menakutkan, sedangkan bagi anak-anak Tuhan, kematian itu adalah sesuatu yang menggembirakan, karena kita akan bertemu dengan Bapa di Surga.

Oleh karena itu benarlah Firman Tuhan yang mengatakan agar kita memperhatikan bagaimana kita hidup, supaya kita tidak hidup seperti orang-orang bebal, tetapi seperti orang yang arif atau bijaksana (Ef 5:15). Hidup kita haruslah bertujuan untuk memuliakan Tuhan, dan kita lakukan dengan segenap hati dan sekuat tenaga (Kol 3:23). Kerjakan apa yang bisa kita lakukan selagi bisa, termasuk dalam pelayanan kita kepada Tuhan, selagi masih ada kesempatan untuk melakukannya (Yoh 9:4). Lakukan yang benar selama kita hidup di dunia ini, karena ketika kita sudah mati, maka semua penyesalan akibat tidak melakukan yang seharusnya kita bisa lakukan itu tidak akan ada gunannya lagi.


Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 9:10-12
9:10 Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.
9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.
9:12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.