Minggu, 23 Desember 2012

Dimana Para Penduduk Betlehem Saat Tuhan Yesus Lahir?



Selasa, 25 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Lukas 2:1-7
Dan ia [Maria] melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” (Luk 2:7)


Dimana Para Penduduk Betlehem Saat Tuhan Yesus Lahir?


Semua orang pasti pernah membaca atau minimal mendengar tentang kisah Natal, dimana Tuhan Yesus lahir di dalam palungan di kota Betlehem, bukan di tempat yang hangat dan “normal” seperti bayi-bayi lainnya. Tetapi pernahkah kita membayangkan bagaimana latar belakang suasana saat kelahiran Tuhan Yesus Kristus itu? Pernahkah kita membayangkan kota Betlehem saat itu?

Kebanyakan orang menyangka bahwa Betlehem adalah kota yang kecil. Memang benar, jika dibandingkan dengan kota Yerusalem  yang begitu besar. Akan tetapi Betlehem saat Tuhan Yesus lahir sebenarnya tidak terlalu sepi, karena saat itu ada perintah dari Kaisar Agustus untuk melakukan sensus penduduk di seluruh kerajaan Romawi (ay. 1-2). Oleh karena itu, bangsa Yahudi yang saat itu sedang dijajah oleh bangsa Romawi, beruduyun-duyun mendaftarkan diri di kotanya masing-masing.

Bayangkan kejadian tersebut terjadi di Indonesia saat ini: Ada perintah dari Pemerintah bahwa semua penduduk harus mendaftarkan diri di kota asalnya masing-masing. Saya yakin kota Jakarta yang selama ini penuh dengan manusia, akan cukup lengang, karena semua orang justru akan kembali ke kota asalnya. Suasananya akan sama seperti saat Lebaran tiba. Kota-kota kecil justru akan penuh dengan manusia. Itulah gambaran Betlehem pada waktu kelahiran Yesus.

Betlehem pasti cukup ramai, dari yang semula hanya kota kecil dan kini menjadi kota yang penuh dengan manusia. Yusuf dan Maria, karena mereka adalah keturunan Daud, juga harus pergi ke kota Betlehem untuk mendaftarkan diri, sama seperti orang-orang yang lain (ay. 3-5). Sayangnya, saat tiba di Betlehem, ternyata semua penginapan penuh, sehingga Yusuf dan Maria, yang mungkin tidak mempunyai cukup uang atau terlambat memesan penginapan, tidak mendapatkan penginapan yang layak untuk tinggal (ay. 7b).

Saya tidak habis pikir, bagaimana para pemilik penginapan tidak mau membantu Maria yang jelas-jelas sedang hamil besar dan akan melahirkan (ay. 6). Saya rasa seharusnya, dari semua orang-orang yang ada di Betlehem masih ada yang memiliki hubungan saudara dengan Yusuf dan Maria (karena mereka sama-sama keturunan Daud). Saya rasa kalaupun para pemilik penginapan tidak mau menerima mereka, sebenarnya masih banyak para pemilik rumah yang sebetulnya bisa menampung Yusuf dan Maria di rumahnya. Akan tetapi mereka tidak mau repot dengan urusan orang lain dan menolak membantu Maria. Mungkin ada satu orang yang akhirnya membiarkan Maria tinggal di kandang dombanya, dan di tempat itulah Yesus lahir (ay. 7a).

Menarik melihat bagaimana Yesus lahir di tengah kesunyian malam, di tengah-tengah kota Betlehem yang begitu ramai dengan segala hiruk-pikuknya. Saya pun tidak habis pikir mengapa tidak ada orang di Betlehem yang sadar bahwa seorang Juruselamat telah lahir di kota mereka. Saya tidak habis pikir mengapa pemilik kandang domba, tempat dimana Tuhan Yesus lahir, juga tidak disebut dalam Alkitab. Mungkin saja pemilik kandang domba tersebut juga tidak mau peduli dengan Maria yang melahirkan di kandang domba miliknya. Sangat disayangkan karena jika saja orang tersebut mau menerima Yusuf dan Maria di rumahnya, mungkin saja orang tersebut akan diingat untuk selama-lamanya sebagai orang yang menerima kelahiran Yesus Kristus.

Jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, justru Tuhan mengirim malaikatNya untuk memberitahukan kabar keselamatan tersebut kepada para gembala di padang (Luk 2:9-14). Sungguh suatu ironi ketika orang-orang pertama yang hadir melihat kelahiran Yesus adalah para gembala yang ada di padang, bukan para penduduk kota Betlehem yang notabene lebih dekat dengan tempat Tuhan Yesus lahir. Yesus lahir di Betlehem, tetapi para penduduk Betlehem tidak tahu (atau tidak mau tahu dan tidak mau peduli) dan membiarkan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah manusia terlewat begitu saja.

Di hari Natal ini, saatnya kita instropeksi diri kita sendiri. Apakah kita saat ini seperti  para penduduk kota Betlehem yang sibuk dengan urusan masing-masing dan justru melupakan esensi Natal itu sendiri yaitu kedatangan Sang Juruselamat di dunia? Apakah kita justru sibuk dengan segala urusan-urusan perayaan Natal, sibuk dengan segala macam pernak-pernik Natal, sibuk dengan belanja keperluan Natal, dan hal-hal lainnya sehingga lupa dan kehilangan esensi Natal yang sebenarnya. Sangat disayangkan jika bulan Desember ini terlewat begitu saja tanpa kita memiliki waktu khusus merenungkan makna Natal dan kelahiran Yesus di dunia ini, karena jika kita tidak hati-hati, kita akan melewati bulan Desember ini dengan segala perayaan Natal yang menyita pikiran kita dan tahu-tahu kita sudah masuk ke bulan Januari tahun depan, dengan segala kesibukan di tahun yang baru itu. Janganlah menjadi sama dengan para penduduk Betlehem, tetapi jadilah seperti para gembala dan para orang Majus yang mau datang kepada Yesus, di tengah segala kesibukan mereka, dan mereka mau meninggalkan segala sesuatu hanya untuk datang melihat Yesus, menyembah Dia dan bersyukur kepada Allah.


Bacaan Alkitab: Lukas 2:1-7
2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --
2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.