Minggu, 2 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
“Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari
manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia
itu.” (Kej 2:22)
Pasangan Hidup Bukan Kita Beli, tetapi Diberikan Tuhan
Saat saya menulis
renungan ini, sedang marak pemberitaan tentang seorang pejabat di suatu daerah
yang menikahi seorang wanita dan kemudian menceraikannya dalam waktu empat
hari. Hal ini menjadi isu yang sangat hangat dan ramai walaupun si pejabat
sudah berkata bahwa ia sudah memberikan sejumlah uang kepada wanita tersebut,
yang jumlahnya cukup besar (puluhan juta). Sayangnya, dalam beberapa suatu
wawancara di televisi, pejabat tersebut berkata bahwa baginya, menikah itu
seperti membeli baju. Ia harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli baju
dan jika ternyata baju tersebut tidak cocok, ya ia bisa membuangnya atau
melakukan apapun karena baju tersebut sudah ia beli dan sudah menjadi miliknya.
Saya merenung,
memang pejabat tersebut bukanlah seorang Kristen. Dan memang dalam Alkitab,
tidak pernah disebutkan pernikahan itu adalah suatu “jual beli”. Memang dalam Alkitab
pernah disebutkan bahwa ketika hamba Abraham mencari isteri bagi Ishak,
dikatakan bahwa hamba tersebut memberikan sejumlah perhiasan emas dan perak
kepada Ribka (Kej 24:53), akan tetapi hal tersebut tidak ada kaitannya dengan “membeli”
Ribka. Hal ini terlihat bahwa pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya keputusan apakah
Ribka mau menikah dengan Ishak (Kej 24:58).
Alkitab
menuliskan “pernikahan” pertama, yaitu antara Adam dengan Hawa ketika mereka
masih di taman Eden. Awalnya, Tuhan menciptakan manusia seorang diri, sedangkan
Tuhan menciptakan binatang secara berpasang-pasangan. Manusia tersebut (Adam)
melihat segala binatang yang diciptakan Tuhan, memberi nama kepada mereka,
tetapi ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia (ay. 20). Ini
menunjukkan bahwa memang manusia secara kodrat diciptakan sempurna tetapi membutuhkan
pendamping. Adam adalah manusia paling sempurna, karena dia adalah manusia
pertama yang diciptakan langsung oleh Tuhan. Akan tetapi dalam segala
kesempurnaannya itu, Adam tetap membutuhkan pendamping yang sepadan dengannya.
Oleh karena itu,
atas inisiatif Allah sendiri (bukan atas inisiatif Adam), Allah membuat Adam
tertidur dan mengambil salah satu rusuknya dan menciptakan seorang perempuan
(ay. 21-22a). Allah sendiri yang membawa perempuan kepada manusia (ay. 22b),
bukan Adam yang datang dan mencari perempuan tersebut. Kedua hal ini
menunjukkan bahwa dalam pernikahan Adam dan Hawa, Allahlah yang berinisiatif.
Saat melihat Hawa, barulah Adam berkata, “inilah dia, tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku” (ay. 23). Adam berkata demikian karena sadar bahwa
pasangan hidupnya ini memang adalah bagian dari dirinya. Adam dan Hawa bukan
lagi dua manusia yang berbeda, tetapi sudah menjadi satu kesatuan, yaitu satu
daging (ay. 24). Bahkan dalam pernikahan yang kudus, seharusnya sudah tidak ada
lagi rasa malu dan juga sudah tidak ada lagi hal yang ditutup-tutupi, semuanya
harus terbuka satu sama lain (ay. 25).
Pernikahan dalam Kekristenan
bukan hanya sekedar seorang pria membeli seorang wanita dan setelah itu wanita
tersebut harus tunduk sepenuhnya kepada suaminya karena ia sudah menjadi milik
suaminya. Betul bahwa seorang isteri harus tunduk kepada suaminya (Ef 5:22),
tetapi ketundukan itu karena ia menyadari posisi suaminya sebagai kepala
keluarga. Akan tetapi walaupun sebagai kepala, seorang suami juga tidak boleh
semena-mena terhadap isteri, tetapi harus mengasihi isterinya (Ef 5:25). Justru
seorang suami sebagai kepala harus didukung dengan penolong yang sepadan
sehingga seorang kepala dapat memimpin keluarganya dengan baik.
Perenungan bagi
kita saat ini, bagaimana pandangan kita tentang pernikahan? Apakah sudah sesuai
dengan Firman Tuhan ataukah justru masih seperti pola pikir dunia pada umumnya?
Bagi kita yang sudah menikah, saatnya menunjukkan kasih kepada pasangan kita
dan keluarga kita, bahkan jika pasangan kita bukan merupakan orang percaya
sekalipun (1 Kor 7:13-15). Bagi kita yang belum menikah, saatnya kita harus
mengerti kebenaran Firman Tuhan ini, agar ketika nanti kita menikah, kita
menikah dengan dasar iman yang benar dan dasar Firman Tuhan yang kuat, tidak
sama seperti pandangan dunia, tetapi harus sesuai dengan pandangan Tuhan.
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
2:20 Manusia itu
memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada
segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang
sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN
Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari
rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka
keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.