Kamis, 06 Desember 2012

Pasangan Hidup Bukan Kita Beli, tetapi Diberikan Tuhan



Minggu, 2 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.” (Kej 2:22)


Pasangan Hidup Bukan Kita Beli, tetapi Diberikan Tuhan


Saat saya menulis renungan ini, sedang marak pemberitaan tentang seorang pejabat di suatu daerah yang menikahi seorang wanita dan kemudian menceraikannya dalam waktu empat hari. Hal ini menjadi isu yang sangat hangat dan ramai walaupun si pejabat sudah berkata bahwa ia sudah memberikan sejumlah uang kepada wanita tersebut, yang jumlahnya cukup besar (puluhan juta). Sayangnya, dalam beberapa suatu wawancara di televisi, pejabat tersebut berkata bahwa baginya, menikah itu seperti membeli baju. Ia harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli baju dan jika ternyata baju tersebut tidak cocok, ya ia bisa membuangnya atau melakukan apapun karena baju tersebut sudah ia beli dan sudah menjadi miliknya.

Saya merenung, memang pejabat tersebut bukanlah seorang Kristen. Dan memang dalam Alkitab, tidak pernah disebutkan pernikahan itu adalah suatu “jual beli”. Memang dalam Alkitab pernah disebutkan bahwa ketika hamba Abraham mencari isteri bagi Ishak, dikatakan bahwa hamba tersebut memberikan sejumlah perhiasan emas dan perak kepada Ribka (Kej 24:53), akan tetapi hal tersebut tidak ada kaitannya dengan “membeli” Ribka. Hal ini terlihat bahwa pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya keputusan apakah Ribka mau menikah dengan Ishak (Kej 24:58).

Alkitab menuliskan “pernikahan” pertama, yaitu antara Adam dengan Hawa ketika mereka masih di taman Eden. Awalnya, Tuhan menciptakan manusia seorang diri, sedangkan Tuhan menciptakan binatang secara berpasang-pasangan. Manusia tersebut (Adam) melihat segala binatang yang diciptakan Tuhan, memberi nama kepada mereka, tetapi ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia (ay. 20). Ini menunjukkan bahwa memang manusia secara kodrat diciptakan sempurna tetapi membutuhkan pendamping. Adam adalah manusia paling sempurna, karena dia adalah manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Tuhan. Akan tetapi dalam segala kesempurnaannya itu, Adam tetap membutuhkan pendamping yang sepadan dengannya.

Oleh karena itu, atas inisiatif Allah sendiri (bukan atas inisiatif Adam), Allah membuat Adam tertidur dan mengambil salah satu rusuknya dan menciptakan seorang perempuan (ay. 21-22a). Allah sendiri yang membawa perempuan kepada manusia (ay. 22b), bukan Adam yang datang dan mencari perempuan tersebut. Kedua hal ini menunjukkan bahwa dalam pernikahan Adam dan Hawa, Allahlah yang berinisiatif. Saat melihat Hawa, barulah Adam berkata, “inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (ay. 23). Adam berkata demikian karena sadar bahwa pasangan hidupnya ini memang adalah bagian dari dirinya. Adam dan Hawa bukan lagi dua manusia yang berbeda, tetapi sudah menjadi satu kesatuan, yaitu satu daging (ay. 24). Bahkan dalam pernikahan yang kudus, seharusnya sudah tidak ada lagi rasa malu dan juga sudah tidak ada lagi hal yang ditutup-tutupi, semuanya harus terbuka satu sama lain (ay. 25).

Pernikahan dalam Kekristenan bukan hanya sekedar seorang pria membeli seorang wanita dan setelah itu wanita tersebut harus tunduk sepenuhnya kepada suaminya karena ia sudah menjadi milik suaminya. Betul bahwa seorang isteri harus tunduk kepada suaminya (Ef 5:22), tetapi ketundukan itu karena ia menyadari posisi suaminya sebagai kepala keluarga. Akan tetapi walaupun sebagai kepala, seorang suami juga tidak boleh semena-mena terhadap isteri, tetapi harus mengasihi isterinya (Ef 5:25). Justru seorang suami sebagai kepala harus didukung dengan penolong yang sepadan sehingga seorang kepala dapat memimpin keluarganya dengan baik.

Perenungan bagi kita saat ini, bagaimana pandangan kita tentang pernikahan? Apakah sudah sesuai dengan Firman Tuhan ataukah justru masih seperti pola pikir dunia pada umumnya? Bagi kita yang sudah menikah, saatnya menunjukkan kasih kepada pasangan kita dan keluarga kita, bahkan jika pasangan kita bukan merupakan orang percaya sekalipun (1 Kor 7:13-15). Bagi kita yang belum menikah, saatnya kita harus mengerti kebenaran Firman Tuhan ini, agar ketika nanti kita menikah, kita menikah dengan dasar iman yang benar dan dasar Firman Tuhan yang kuat, tidak sama seperti pandangan dunia, tetapi harus sesuai dengan pandangan Tuhan.


Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.