Kamis, 13 Desember 2012
Bacaan Alkitab: Markus 9:43-48
“Di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan
apinya tidak akan padam.” (Mrk 9:44)
Tidak Habis-Habis
Suatu saat, melihat saya sedang main game di komputer, teman saya bertanya
kepada saya, “Game apa yang nggak pernah ada tamatnya alias nggak selesai-selesai?”. Mendapat
pertanyaan seperti itu, saya menjawab “Ya semua game juga bisa nggak tamat-tamat.
Game sepak bola misalnya, bisa
dimainkan terus-terusan sampai bosan, atau game
balap mobil juga bisa dimainkan terus-menerus”. Akan tetapi teman saya
menjawab, “Salah, jawaban yang benar adalah game
tetris (game menyusun balok-balok
yang berjatuhan ke bawah). Game tetris
itu nggak akan pernah tamat, sejago apapun kita pasti balok-balok tetrisnya
tetap jatuh ke bawah, dan justru semakin lama semakin cepat dan semakin susah”.
Ini hanyalah percakapan biasa, tetapi dari
percakapan tersebut saya diingatkan Tuhan tentang sesuatu yang tidak akan
pernah habis. Bicara tentang hal ini, tentu berbicara tentang kekekalan, yaitu
surga atau neraka. Di surga, tidak akan ada lagi ratap dan air mata. Semuanya
adalah sukacita karena Tuhan sendiri yang akan menjadi Raja kita. Akan tetapi,
bagi mereka yang masuk ke dalam neraka, maka isinya adalah kesengsaraan kekal.
Alkitab menggambarkan neraka sebagai suatu
tempat dimana orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan akan dibuang, yaitu
orang-orang yang melakukan kesesatan (ay. 43, 45, 46). Apa artinya sesat? Sesat
berarti tidak menempuh jalan yang benar. Orang yang tersesat adalah orang yang
salah jalan, sehingga alih-alih menempuh jalan yang benar, ia justru menempuh
jalan yang salah sehingga tidak mencapai tujuannya. Demikian juga dengan
manusia. Manusia yang sesat adalah manusia yang tidak menempuh jalan yang
benar. Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan bahwa Dialah Jalan, dan Kebenaran,
dan Hidup (Yoh 14:6), oleh karena itu orang yang tidak melalui Jalan yang benar
itu, maka orang tersebut tidak akan menuju kepada hidup yang kekal, melainkan
menuju kebinasaan yang kekal.
Memang sangat jarang ada pendeta atau hamba
Tuhan di masa sekarang ini yang mengulas tentang neraka begitu rinci sama
seperti mereka mengulas tentang surga dan segala berkat-berkat surgawi. Padahal
menurut saya, Firman Tuhan yang disampaikan kepada jemaat harus seimbang, tidak
boleh melulu menyampaikan Firman tentang berkat, tetapi di sisi lain juga harus
disampaikan tentang dosa dan dampaknya, termasuk tentang neraka. Alkitab
menggambarkan neraka sebagai tempat dimana banyak ulat (dan ulatnya tidak akan
mati) dan juga penuh dengan api yang panas (yang apinya tidak akan padam). Hal ini
disebutkan dalam tiga ayat yang isinya sama persis yaitu ayat 44, 46, dan 48.
Hal ini menarik karena jika kita membaca
Alkitab, sesuatu yang diulang sampai tiga kali, apalagi di pasal yang sama, menunjukkan
bahwa hal tersebut adalah hal yang penting. Mengapa ulat yang tidak mati-mati
dan api yang tidak padam-padam sampai disebutkan tiga kali dalam satu pasal
ini? Hal itu tidak lain adalah karena Tuhan ingin menekankan hal tersebut. Sama
seperti permainan tetris yang tidak akan ada habisnya, demikian juga siksaan di
neraka yang juga tidak akan ada habisnya. Bayangkan tubuh kita digerogoti dan
dimakan ulat terus menerus, akan tetapi
kita tidak bisa membunuh ulat tersebut, dan ulat tersebut selalu ada. Atau
bayangkan kita merasakan panas api yang luar biasa, tetapi kita tidak akan bisa
mati (karena kita sudah masuk ke dalam kekekalan) dan kita akan terus tersiksa
dengan panas tersebut selama-lamanya tanpa bisa kita padamkan. Itulah kengerian
di neraka yang Tuhan ingin tekankan kita semua.
Hal ini ditulis dalam Alkitab bukan hanya
untuk menakut-nakuti, tetapi agar kita sadar dan bertobat dari segala cara
hidup kita yang sia-sia. Satu-satunya jalan agar kita tidak merasakan neraka
yang mengerikan tersebut adalah dengan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai
satu-satunya Juru selamat kita secara pribadi. Jika tidak, maka mohon maaf
karena tidak ada jalan lain selain melalui Yesus Kristus (Kis 4:12). Bagi kita
yang sudah percaya, saatnya kita juga harus memiliki belas kasihan kepada
orang-orang yang kita kasihi. Sudahkah kita berdoa untuk orang-orang terdekat
kita yang terancam masuk neraka karena belum percaya kepada Yesus? Padahal mungkin
saja orang-orang tersebut adalah sahabat kita, saudara kita, anak kita, orang
tua kita, anggota keluarga kita yang lain atau bahkan pasangan kita. Sudahkah
kita merampas mereka dari api neraka yang kekal? Saya rindu minimal kita beroda
untuk mereka saat ini, agar Tuhan menjamah hati mereka dan mereka pun bisa
percaya kepada Tuhan. Jangan sampai kita membiarkan mereka masuk ke dalam
siksaan neraka yang tidak habis-habis tersebut.
Bacaan Alkitab: Markus 9:43-48
9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung
dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang
tak terpadamkan;
9:44 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati,
dan apinya tidak akan padam.]
9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau,
penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari
pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
9:46 [di tempat itu ulatnya tidak akan mati,
dan apinya tidak akan padam.]
9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau,
cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan
bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka,
9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan
api tidak padam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.