Jumat, 21 Desember 2012

Malu atau Mulia?



Minggu, 16 Desember 2012
Bacaan Alkitab: 1 Petrus 4:14-16
Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” (1 Ptr 4:16)


Malu atau Mulia?


Pernahkah kita memperhatikan orang di sekitar kita yang sedang hamil atau mengandung? Seorang wanita yang hamil dari suaminya yang sah pasti akan bangga dengan kehamilannya. Ia akan mengenakan baju hamil sehingga semua orang akan mengerti bahwa ia sedang hamil. Ia bangga dengan kehamilannya dan dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Berbeda dengan seorang wanita yang hamil karena “kecelakaan” alias hamil tanpa suami yang sah. Bagaimanapun caranya, ia akan berusaha untuk menutupi kehamilannya. Ia tidak bangga akan kehamilannya dan justru merasa malu akan keadaannya.

Malu dan mulia adalah dua hal yang saling bertentangan. Sama seperti gambaran wanita hamil di atas, dimana wanita yang hamil dengan mulia pasti tidak akan merasa malu. Sebaliknya wanita yang hamil dengan malu berarti ia tidak mulia. Dua hal ini akan terus menerus bertentangan, sama seperti apa yang dinasehatkan Rasul Petrus dalam bacaan Kitab Suci yang hari ini kita baca.

Rasul Petrus mengingatkan jemaat Tuhan bahwa mereka harus tetap berbahagia andaikata mereka mengalami penganiayaan oleh karena nama Kristus Yesus (ay. 14a). Mengapa demikian? Karena ketika kita dianiaya karena kebenaran, sesungguhnya Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, bahkan Roh Tuhan, yaitu Roh Kemuliaan ada di dalam diri dan hati kita (ay. 14b). Hal ini seharusnya menguatkan kita yang sedang mengalami penderitaan karena nama Kristus.

Lebih lanjut, Petrus mengatakan bahwa lebih baik orang yang menderita karena Kristus daripada menderita karena melakukan kesalahan atau kejahatan (ay. 15). Orang (bahkan orang yang mengaku dirinya Kristen) yang menderita karena melakukan kejahatan pasti akan malu. Berapa banyak orang yang mengaku Kristen tetapi justru melakukan kejahatan? Banyak bukan? Justru mungkin jauh lebih banyak orang yang mengaku Kristen di negara ini yang melakukan korupsi, atau yang menjual narkoba dan kejahatan lainnya.

Ini adalah kondisi yang nyata di dunia ini. Banyak orang yang mengaku Kristen tetapi justru menderita karena kejahatan yang mereka lakukan, bukan menderita karena Kristus. Padahal ketika seseorang menderita karena ia mengikut Kristus, maka itu adalah hal yang mulia. Kita tidak perlu malu karena penderitaan kita akibat kita mengiring Kristus, tetapi  kita harus memuliakan Allah dalam segala penderitaan kita (ay. 16). Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa dunia pasti akan membenci kita karena kita tidak berasal dari dunia, melainkan dari Allah (Yoh 15:19).

Itulah mengapa di satu sisi kita harus siap menanggung penderitaan sebagai pengikut Kristus, tetapi di sisi lain kita harus menjaga diri kita sendiri agar tidak menderita karena kebodohan kita. Ketika kita menderita karena kebenaran, itu adalah hal yang mulia di hadapan Tuhan, sementara ketika kita menderita karena kesalahan dan kebodohan kita, itu adalah hal yang memalukan, tidak hanya di hadapan manusia,  tetapi juga di hadapan Allah, bahkan adalah lebih memalukan lagi apabila kita juga mempermalukan nama Tuhan di antara manusia. Jangan sampai ada ucapan “Wah, katanya orang Kristen, tetapi kok kelakuannya begitu ya?”. Bukankah itu sama saja memalukan nama Tuhan? Lakukanlah hal-hal yang mulia dan benar, jangan sampai hidup kita justru memalukan nama Tuhan kita.


Bacaan Alkitab: 1 Petrus 4:14-16
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
4:15 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.
4:16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.