Sabtu, 24
Desember 2011
Bacaan
Alkitab: Matius 2:9-12
"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan
melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun
membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu
emas, kemenyan dan mur." (Mat 2:11)
Hadiah Apa yang Kita Berikan Menyambut Kelahiran
Yesus?
Sudah menjadi kebiasaan yang berlaku umum bahwa ketika seseorang merayakan
hari-hari spesialnya, misalkan ulang tahun, menikah, atau pada saat hari raya,
tentunya orang-orang terdekatnya akan memberikan semacam kado atau hadiah
kepada orang yang merayakan. Pada hari raya biasanya anak-anak kecil akan
mendapatkan “angpao”, sementara pada hari pernikahan, akan banyak orang yang datang
mengucapkan selamat kepada kita dan memberikan hadiah atau jika mau lebih
praktis lagi berupa “amplop” kepada kedua mempelai. Pada saat ulang tahun,
tentunya orang-orang terdekat akan memberikan hadiah kepada kita. Nah,
menyambut kelahiran Tuhan Yesus yang kita akan rayakan esok hari, pernahkah
kita merenungkan, kira-kira hadiah apa yang akan kita berikan kepada Tuhan
Yesus yang berulang tahun besok?
Memang Tuhan Yesus sendiri adalah Tuhan di atas segala Tuhan, yang tidak
membutuhkan apapun dari manusia. Ia sebenarnya tidak memerlukan kado yang
bersifat duniawi dari kita. Tetapi kembali lagi ke sikap hati kita kepada
Tuhan. Sebenarnya ketika kita memberikan kado kepada orang lain, mungkin belum
tentu orang lain itu memerlukan kado yang kita berikan, tetapi karena kita
mengasihi orang tersebut, atau kita sudah dekat dan karib dengan orang
tersebut, maka kita pun memberi sesuatu kepadanya sebagai wujud kasih kita
kepada orang itu. Demikian juga seharusnya sikap hati kita saat kita menyambut
hari Natal ini.
Firman Tuhan berkata bahwa ketika orang majus itu mengikuti bintang di
langit, mereka akhirnya menemukan tempat di mana Yesus berada (ay. 9). Alkitab
mengatakan bahwa mereka sangat bersukacita ketika menemukan lokasi Yesus
Kristus (ay. 10). Mereka mungkin tidak menemukan Yesus di istana yang megah,
atau di rumah bangsawan yang mewah, tetapi walaupun mereka hanya menjumpai
Yesus di dalam sebuah rumah yang sederhana, mereka tetap bersukacita. Sukacita
orang majus itu bukan timbul karena lokasi dimana Yesus dilahirkan, tetapi
mereka bersukacita karena mereka melihat seorang Raja, bahkan Mesias yang akan
menyelamatkan dunia. Itulah sukacita yang sejati yang tidak tergantung kepada
kondisi lingkungan yang ada di sekitar kita.
Ketika orang majus tersebut menemui Yesus dan ibuNya, Maria, mereka pun
memberikan persembahan kepada Yesus berupa emas, kemenyan, dan mur (ay. 11). Alkitab
tidak mengatakan berapa banyak emas, kemenyan, dan Mur yang dipersembahkan
kepada Yesus. Alkitab tidak pernah menilai kualitas persembahan seseorang
berdasarkan berapa banyak persembahan yang diberi, tetapi Alkitab melihat
bagaimana sikap hati orang yang memberi persembahan tersebut.
Alkitab mengatakan bahwa pernah pada suatu saat Yesus duduk di depan peti
persembahan dan mengamati orang yang memberi persembahan, banyak orang kaya
yang memberikan persembahan dalam jumlah yang besar, tetapi ada seorang janda
miskin yang hanya mempersembahkan dua peser saja. Tetapi apa kata Tuhan Yesus?
Yesus berkata bahwa janda miskin itu sesungguhnya memberi lebih banyak daripada
semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan, karena orang lain
memberi dari kelimpahannya, tetapi janda tersebut memberi persembahan dari
seluruh kekurangannya (Mrk. 12:41-44). Tuhan tidak pernah menilai kualitas persembahan
kita dari berapa banyak perpuluhan yang kita berikan kepada Tuhan, atau berapa
banyak kita maju ke depan untuk memberikan persembahan Natal, tetapi Tuhan lebih melihat bagaimana sikap
hati kita dalam memberi persembahan tersebut.
Kembali kepada hari Natal, apa yang sudah kita siapkan dalam menyambut
ulang tahun Tuhan Yesus? Bukan hanya soal materi tentang berapa banyak kita
sudah memberi persembahan untuk perayaan Natal, tetapi yang terpenting lagi
bagaimana kita memberi hadiah kepada Yesus berupa hati kita yang mau mengasihi
Tuhan dengan lebih lagi. Kalau orang majus saja rela membawa hadiah-hadiah yang
telah mereka siapkan sebelumnya di tanah kelahiran mereka nun jauh di timur,
menempuh perjalanan ribuan kilometer menuju tanah Yudea, dan akhirnya menemukan
Yesus dan mempersembahkan hadiah yang telah mereka siapkan itu kepada Yesus,
bukankah kita juga harus bersikap seperti itu? Bukankah kita seharusnya memberi
hadiah yang terbaik kepada Yesus? Saya rindu kita semua bisa merayakan Natal
ini sambil berkata, “Tuhan, aku memang tidak bisa memberikan hadiah seperti
emas, kemenyan, dan mur yang diberikan orang majus kepadaMu. Tetapi apa yang
aku punya saat ini hanyalah hati dan hidupku, dan aku mau memberikannya
kepadaMu sebagai hadiah dariku untukMu. Mari Tuhan, pakailah hati dan hidupku
sesuai dengan apa yang Engkau ingini, sehingga aku pun dapat menyenangkan
hatiMu. Semoga hadiah yang kuberikan di hari Natal ini boleh berkenan di
hadapanMu”. Saya sangat yakin bahwa itulah salah satu hadiah terindah yang
dapat kita berikan kepada Tuhan menyambut hari Natal ini. Maukah kita
memberikan hadiah tersebut kepada Tuhan Yesus?
Bacaan
Alkitab: Matius 2:9-12
2:9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan
lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba
dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan
mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada
Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.