Kamis, 08 Desember 2011

Mempercayakan kepada Orang yang Dapat Dipercaya


Kamis, 8 Desember 2011
Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:1-7
" Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Tim 2:2)


Mempercayakan kepada Orang yang Dapat Dipercaya


Pernahkah kita menonton film kungfu yang menceritakan kisah pendekar kungfu di Cina? Dalam film tersebut kita dapat melihat bagaimana pada zaman dahulu orang-orang Cina memiliki ilmu kungfu yang luar biasa. Mereka bisa memukul dengan tenaga dalam, mereka bisa memiliki ilmu yang memperingan tubuh sehingga bisa meloncat atau “terbang” menghindari musuhnya, bahkan dalam beberapa film digambarkan bahwa si tokoh jagoan dapat melawan puluhan orang tanpa terluka sedikitpun. Saya sangat yakin bahwa memang jaman dulu memang para jagoan kungfu tersebut pernah hidup, tetapi pertanyaannya, kemana para jagoan kungfu tersebut? Seharusnya jika orang-orang Cina memiliki ilmu yang setinggi itu, tidak akan mungkin mereka bisa dijajah oleh bangsa-bangsa lain.

Menurut saya, jawabannya cukup menarik. Ilmu kungfu biasanya diturunkan secara turun temurun kepada murid-muridnya. Ketika sang guru memiliki sepuluh ilmu, mereka biasanya hanya akan menurunkan sembilan ilmu kepada murid-muridnya, sisanya yang satu ilmu digunakan sebagai ilmu pamungkas untuk berjaga-jaga apabila sang murid mencoba untuk melawan gurunya. Jadi sang guru masih memiliki ilmu yang lebih tinggi dari muridnya jika muridnya ternyata berkhianat. Murid yang memperoleh sembilan ilmu  tersebut juga hanya akan menurunkan delapan ilmu kepada murid generasi selanjutnya, dan begitu seterusnya hingga lama kelamaan ilmu kungfu yang awalnya sangat sakti akan menjadi hilang satu persatu dan lama-lama pun akan punah.

Syukurlah bahwa Tuhan tidak menurunkan FirmanNya seperti ilmu kungfu tersebut. Tuhan Yesus ketika memberitakan Kabar Baik, tidak pernah menyembunyikan satu hal pun kepada murid-muridNya. Bahkan sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Tuhan memerintahkan murid-muridNya agar memberitakan menjadikan bangsa-bangsa menjadi muridNya dan mengajar mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Tuhan perintahkan kepada murid-muridNya (Mat 28:19-20). Perhatikan frasa “segala sesuatu”, hal ini berarti bahwa Tuhan ingin agar murid-muridNya tidak menyembunyikan sejumlah ajaran Tuhan Yesus, tetapi Tuhan ingin agar murid-muridNya mengajar orang lain sama seperti Tuhan Yesus telah mengajar murid-muridNya.

Demikian juga Paulus menasihatkan Timotius, anak rohaninya, agar mempercayakan apa yang telah ia peroleh dari Paulus kepada orang lain yang dapat dipercaya, yang juga cakap untuk mengajar orang lain (ay. 2). Paulus ingin agar Timotius mempercayakan Firman Tuhan dan ajaran Tuhan kepada orang lain. Tentunya, Paulus dan juga Tuhan menginginkan agar Firman Tuhan itu tidak berhenti hanya di satu generasi saja, sehingga Paulus mengingatkan Timotius juga mencari orang yang dapat dipercaya dan yang juga cakap mengajar orang lain.

Paulus menekankan agar Timotius melakukan semuanya itu bukan karena terpaksa, tetapi karena Timotius sadar akan panggilannya dalam pelayanan. Paulus mengibaratkan Timotius sebagai seorang prajurit, olahragawan atau atlet, dan juga sebagai seorang petani. Sebagai seorang prajurit, berarti Paulus ingin agar Timotius hanya memfokuskan diri pada apa yang diinstruksikan oleh komandannya (au. 4). Ketika bertugas, seorang prajurit seharusnya hanya melakukan instruksi komandannya, untuk hal-hal lainnya, komandan itulah yang bertanggung jawab, termasuk untuk hal-hal kecil seperti makanan, gaji, dan lain-lain. Apalagi jika komandan kita adalah Tuhan Yesus sendiri (ay. 3), pasti Tuhan akan memberikan yang lainnya ketika kita mau sungguh-sungguh melakukan apa yang Tuhan mau (Mat 5:33). Sama juga dengan seorang atlet. Ketika akan bertanding, atlet yang baik seharusnya akan berlatih keras serta memfokuskan diri untuk bertanding. Urusan lain-lainnya tentunya bukan menjadi urusan atlet tersebut, tetapi sudah diurus oleh pelatihnya atau panitia pertandingan. Seorang petani pasti akan bersukacita ketika tanamannya akhirnya dipanen (ay. 6), dan tentunya ini menggambarkan Paulus yang akan sangat bersukacita jika ia memiliki anak rohani seperti Timotius, dan pastinya akan lebih bersukacita ketika Timotius dapat mempercayakan Firman Tuhan tersebut kepada orang lain.

Kita semua juga merupakan orang-orang yang telah dipercayakan Firman Tuhan dari orang lain. Mungkin orang yang mempercayakan Firman Tuhan kepada kita adalah kedua orang tua kita, atau mungkin saja kita menjadi orang percaya karena jasa dari orang lain yang mengabarkan Injil kepada kita. Sudahkah kita bersyukur kepada Tuhan atas hal itu? Atau pernahkah kita mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mempercayakan Firman Tuhan itu kepada kita? Pertanyaan yang lebih penting lagi adalah apakah kita mau mempercayakan Firman Tuhan yang telah kita terima itu kepada orang lain? Mungkin kita mengelak dengan alasan belum siap, tidak berani, atau alasan-alasan yang lainnya. Tetapi ingatlah janji Tuhan bahwa Tuhan akan memberi kekuatan kepada kita melalui kasih karuniaNya (ay. 1), dan akan memberi pengertian kepada kita dalam segala sesuatu (ay. 7). Jadi seharusnya tidak ada alasan bagi kita untuk berkata tidak, melainkan kita harus berkata “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8).


Bacaan Alkitab: 2 Timotius 2:1-7
2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.
2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.
2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2:5 Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
2:6 Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.