Minggu, 4 Desember 2011
Bacaan Alkitab: Lukas 1:26-38
“Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."” (Luk 1:38)
Maria, Perempuan yang Disebutkan dalam Silsilah Yesus Kristus
Maria adalah perempuan keempat yang disebutkan dalam silsilah Yesus Kristus. Berbeda dengan tiga nama perempuan sebelumnya (Tamar, Rahab, dan Rut), Maria bukan berasal dari bangsa non Israel, tetapi merupakan keturunan asli bangsa Israel. Maria juga mendapatkan kekhususan karena Allah sendiri yang memilih Maria untuk menjadi ibu jasmani Yesus Kristus. Allah sendiri yang berinisiatif menyuruh malaikan Gabriel untuk menyampaikan kabar tersebut langsung kepada Maria (ay. 26). Mengapa Allah memilih Maria untuk menjadi ibu Yesus? Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Maria dalam bacaan kita kali ini.
Bacaan Alkitab: Lukas 1:26-38
“Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."” (Luk 1:38)
Maria, Perempuan yang Disebutkan dalam Silsilah Yesus Kristus
Maria adalah perempuan keempat yang disebutkan dalam silsilah Yesus Kristus. Berbeda dengan tiga nama perempuan sebelumnya (Tamar, Rahab, dan Rut), Maria bukan berasal dari bangsa non Israel, tetapi merupakan keturunan asli bangsa Israel. Maria juga mendapatkan kekhususan karena Allah sendiri yang memilih Maria untuk menjadi ibu jasmani Yesus Kristus. Allah sendiri yang berinisiatif menyuruh malaikan Gabriel untuk menyampaikan kabar tersebut langsung kepada Maria (ay. 26). Mengapa Allah memilih Maria untuk menjadi ibu Yesus? Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Maria dalam bacaan kita kali ini.
Pertama, Maria adalah perempuan yang menjaga kekudusan. Dalam ayat 27 dikatakan bahwa Maria adalah seorang perawan yang sedang bertunangan dengan Yusuf. Memang di zaman dahulu, keperawanan sangat penting bagi wanita, tetapi saya rasa hal ini juga seharusnya masih bersifat penting di masa kini. Terlebih dengan pergaulan anak muda saat ini, semakin sulit untuk menjaga kekudusan baik bagi pria dan wanita. Oleh karena itu, kita pun juga harus tetap menjaga kekudusan di hadapan Allah.
Kedua, Maria memiliki sikap kritis. Ketika malaikat Gabriel menyampaikan kabar bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Yesus, Maria justri bertanya, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (ay. 34). Pertanyaan Maria bukan berarti Maria tidak percaya akan Allah, tetapi Maria ingin memastikan bagaimana cara ia akan mengandung. Tentunya Maria juga tidak ingin ia mengandung karena dihamili oleh Yusuf. Maria tentu ingin mengandung Yesus karena memang Roh Kudus yang menaungi Maria (ay. 35). Sikap kritis Maria tersebut menunjukkan bahwa Maria pun sebenarnya tahu bahwa secara manusia memang hal tersebut tidak mungkin, tetapi sebenarnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang mustahil (ay. 37).
Ketiga, Maria memiliki sikap mau tunduk kepada kehendak Allah. Ketika mendengar kabar dari Gabriel, tentunya Maria dapat saja menolak untuk menyelamatkan “nama baiknya”. Bayangkan Maria yang memang adalah gadis baik-baik bisa saja dianggap sebagai perempuan yang “tidak baik” karena ternyata mengandung sebelum menikah. Bisa saja Yusuf kemudian lepas tanggung jawab sehingga Maria harus menanggungnya seorang diri. Akan tetapi, kita harus belajar dari Maria, yang berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Dengan berserah kepada apa yang Tuhan inginkan, maka Tuhan akan membentuk kita sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kita pun harus meneladani sikap Maria yang mau mengikuti rencana Tuhan tanpa kecuali. Apapun resikonya, ia pun siap menerimanya tanpa syarat. Tuhan pun akhirnya memakai Maria sebagai ibu dari Tuhan Yesus. Bahkan Maria diangkat menjadi orang suci dalam agama Katolik dan ajaran gereja Ortodoks. Di masa-masa kini, sulit menemukan orang-orang yang memiliki karakter sebagai Maria. Saatnya bagi kita untuk belajar memiliki sikap sebagai Maria. Ketika Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan, apakah kita sering menolak kehendakNya? Apakah kita sering menunda-nunda untuk melakukan sesuatu yang Tuhan minta? Ataukah kita mau bersikap seperti Maria yang berkata, “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”.
Bacaan Alkitab: Lukas 1:26-38
1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Bacaan Alkitab: Lukas 1:26-38
1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.