Selasa, 06 Desember 2011

Ketika Doa Tuhan Yesus Tidak Dijawab Allah Bapa

Senin, 5 Desember 2011
Bacaan Alkitab: Lukas 22:39-42
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Luk 22:42)

Ketika Doa Tuhan Yesus Tidak Dijawab Allah Bapa

Sebagai Anak Allah yang turun ke dunia dan menjadi manusia, tentunya Tuhan Yesus punya kuasa yang luar biasa. Ia dapat menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, membuat mujizat mengubah air menjadi anggur, dan bahkan membangkitkan orang mati. Bahkan ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah mati empat hari lamanya, Tuhan Yesus berkata kepada Allah Bapa: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (Yoh 11:41-42). Perhatikan frase “Engkau [Allah Bapa] selalu mendengarkan Aku [Tuhan Yesus]”. Kita bisa melihat bahwa adanya hubungan yang sangat dekat antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa sehingga dikatakan bahwa Allah Bapa selalu mendengarkan doa Tuhan Yesus, bahkan beberapa kali Allah Bapa berkata “Inilah AnakKu yang Kukasihi”, yaitu pada saat Tuhan Yesus dibaptis (Mat 3:17), dan pada saat Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat 17:5).

Akan tetapi, ternyata pernah sekali di mana doa Tuhan Yesus tidak dijawab oleh Allah Bapa, yaitu ketika ia meminta agar Bapa mengambil “cawan” yang harus diminum oleh Yesus (ay. 42). Cawan tersebut menggambarkan penderitaan Tuhan Yesus yang harus menderita dan mati di atas kayu salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Tuhan Yesus yang adalah Anak Allah itu sendiri harus mengalami terpisah hubungan dengan Allah Bapa sehingga Ia pun berseru “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang artinya: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat 27:46). Bayangkan, Yesus yang selalu disertai Allah Bapa yang dalam kehidupan Yesus, sejak saat pembaptisannya hingga saat Yesus membuat mujizat, tiba-tiba harus terputus hubungan dengan Allah Bapa. Suatu keadaan yang sangat sulit bagi Yesus, sehingga Ia pun berdoa agar Allah Bapa mengambil “cawan” tersebut.

Walaupun demikian, sesungguhnya Tuhan Yesus pun tahu bahwa bagaimanapun juga “cawan” itu tetap harus diminum oleh Tuhan Yesus. Yesus pun sadar bahwa kehendak Allah Bapa adalah agar Tuhan Yesus mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia. Itulah sebabnya akhirnya Tuhan Yesus berkata, “Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”. Tuhan Yesus menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah Bapa, dan membiarkan Allah Bapa menggenapi rencanaNya dalam kehidupan Tuhan Yesus. Yesus sadar bahwa Ia turun dari surga untuk melakukan kehendak Allah Bapa yang telah mengutusNya (Yoh 6:38-40)

Bagaimana dengan kita? Tentunya kita sering berdoa kepada Tuhan. Tentunya kita pun sering meminta sesuatu kepada Tuhan, mulai dari berkat, rejeki, jodoh, anak, dan segala hal-hal lainnya. Tapi pernahkah kita berdoa seperti Tuhan Yesus? Sudahkah kita berdoa meminta agar kehendak Allah yang terjadi? Kita pun harus belajar agar semakin hari kita semakin mengerti kehendak Allah dalam kehidupan kita (Rm 12:2). Marilah kita tidak menjadi orang-orang yang bodoh, tetapi kita harus menjadi orang-orang yang mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:17), dan kita memanfaatkan waktu yang masih ada ini untuk bertindak sesuai dengan kehendak Allah, dan bukan menuruti kehendak manusia (1 Pet 4:2). Jangan sampai kita berdoa tetapi kita memaksakan kehendak kita sendiri, untuk memenuhi hawa nafsu kita sendiri (Yak 4:2-3). Tetapi ketika kita mencari kehendak Tuhan, kita mengutamakan apa yang menjadi kehendak Allah, maka Tuhan akan menambah-nambahkan hal yang lain kepada kita. Firman Tuhan berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33).



Bacaan Alkitab: Lukas 22:39-42
22:39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
22:41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.