Kamis, 29 Desember 2011

Tetap Membangun Walau Banyak Kritikan


Kamis, 29 Desember 2011
Bacaan Alkitab: Nehemia 4:1-6
Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati. (Neh 4:6)


Tetap Membangun Walau Banyak Kritikan


Beberapa waktu yang lalu, gereja tempat saya dulu pernah berjemaat berencana untuk membangun gerejanya menjadi lebih besar lagi. Awalnya gereja tersebut hanya terdiri dari satu lantai, tetapi kemudian Gembala Sidang memiliki visi untuk mengembangkan gereja menjadi empat lantai. Dari berita yang saya dengar, awalnya saya pun cukup heran mengapa kok gereja mau ditambah lantainya, sementara saat ini kondisi jemaat yang ada pun masih belum terlalu banyak. Awalnya saya berpikir, seharusnya pembangunan itu masih belum diperlukan, karena saat ini pun jumlah ibadah Minggu hanya dua kali saja. Menurut saya, andaikata jemaat bertambah pun masih dapat diantisipasi dengan penambahan jam ibadah Minggu.

Tetapi kemudian saya sadar, bahwa mungkin pandangan saya juga salah. Jika memang Tuhan yang berkehendak untuk membangun gereja tersebut, maka jika saya masih berpandangan seperti itu, saya akan menjadi lawan Tuhan. Berdasarkan informasi, dari jemaat yang cukup kecil, saat ini sudah terkumpul dana sebesar hampir setengah miliar rupiah. Memang masih jauh dari anggaran pembangunan, tetapi uang sebesar itu rasa-rasanya mustahil apabila dikumpulkan sendiri oleh jemaat yang menurut saya adalah jemaat-jemaat yang sederhana. Saya kemudian merubah pandangan saya akan rencana pembangunan tersebut. Menurut saya, jika memang itu adalah visi dari Tuhan, maka pasti akan terlaksana karena Tuhan sendiri yang menjadi pemimpin proyek. Tetapi jika itu hanyalah ambisi dari manusia saja (mungkin karena ingin memiliki gedung gereja yang besar seperti gereja-gereja lain), maka pastilah rencana itu tidak akan dapat terlaksana.

Apa yang saya alami hampir sama dengan apa yang dialami Nehemia ketika membangun tembok Yerusalem. Nehemia melihat keadaan kota Yerusalem yang tanpa tembok dan sangat prihatin, akibatnya Nehemia pun memutuskan untuk membangun tembok Yerusalem (Neh 2:17). Memang saat itu pembangunan tembok Yerusalem sangat mendesak untuk melindungi kota Yerusalem. Tetapi pada zaman dahulu pun, sudah ada pengkritik-pengkritik yang mencoba mengkritik usaha Nehemia tersebut. Salah satunya adalah Sanbalat (ay. 1) dan Tobia (ay. 3). Ketika Sanbalat mendengar rencana pembangunan tembok tersebut, ia pun mencoba mengolok-olok rencana tersebut, dan mencoba untuk melemahkan kondisi rakyat yang sedang membangun (ay. 2).

Kita tidak tahu apa motivasi Sanbalat dan Tobia melakukan hal tersebut, mungkin saja didasari oleh kepentingan politik atau kepentingan lain. Nehemia pun mendapat tekanan luar biasa dari kedua orang tersebut. Terkait sikap Sanbalat dan Tobia, Nehemia pun hanya menyerahkan kepada Tuhan. Nehemia tidak mengangkat tangan atas kedua orang tersebut, melainkan menyerahkan pembalasan kepada Tuhan (Rm 12:19). Nehemia tidak mau ikut campur terhadap ucapan-ucapan kedua orang tersebut, Tetapi Nehemia dan orang-orangnya tetap membangun tembok tersebut hingga akhirnya ujung tembok tersebut bertemu.

Apa yang menyebabkan akhirnya tembok Yerusalem dapat dibangun sempurna? Alkitab mengatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati (ay. 6). Ketika seseorang bekerja dengan sepenuh hati, terlebih apa yang dilakukannya itu memang adalah kehendak Tuhan, maka apa yang dikerjakannya pasti akan berhasil. Sedangkan jika orang mengerjakan sesuatu dengan tidak sepenuh hati atau mendua hati, maka ia pun tidak akan dapat tenang (Yak 1:8) sehingga apa yang dikerjakannya pun tidak akan maksimal.

Saya sendiri pernah berdiri di posisi orang-orang seperti Sanbalat dan Tobia, yang suka mengkritik orang lain, termasuk rencana-rencana dan program gereja. Tetapi saya kemudian berprinsip bahwa selama Tuhan yang punya visi, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, visi dan rencana Tuhan pasti akan terlaksana. Memang kadangkala gereja pun tetap perlu kritik yang membangun. Tetapi jika kritik tersebut hanya didasarkan atas iri hati maupun sikap hati yang tidak baik, maka kritik tersebut tidak akan membangun melainkan justru akan merugikan gereja itu sendiri. Oleh karena itu, saya rindu kita semua, dimanapun kita berjemaat, untuk tetap mendukung gereja kita masing-masing. Jika bukan kita, siapa lagi yang mau mendukungnya?


Bacaan Alkitab: Nehemia 4:1-6
4:1 Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi
4:2 dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?"
4:3 Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."
4:4 Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
4:5 Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.
4:6 Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.