Minggu, 18
Desember 2011
Bacaan
Alkitab: Mat 17:24-27
"Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan
bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing,
tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat
dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan
bagimu juga." (Mat 17:27)
Yesus pun Membayar Bea Bait Allah
Dalam ibadah raya pada hari Minggu, biasanya Gereja memberikan semacam
tabloid kecil yang berisi informasi-informasi tentang jadwal ibadah Gereja,
termasuk beberapa tulisan renungan atau khotbah yang ditulis agar dapat dibaca
jemaat. Di kebanyakan Gereja, memang tabloid tersebut gratis dan dibagikan
kepada jemaat-jemaat. Tetapi di beberapa Gereja, ada yang “menjual” tabloid
semacam itu, karena memang tabloid yang diterbitkan adalah tabloid yang tebal,
hampir mirip seperti koran dengan gambar yang full color. Saya pernah datang ke Gereja dimana dalam tabloid
tersebut tertulis harganya adalah Rp1.500,- per eksemplarnya. Saya rasa ini
adalah harga yang wajar mengingat tabloidnya terdiri dari sekitar 16 halaman
dan full colour. Tetapi saya
perhatikan, ada saja jemaat yang langsung mengambil tanpa membayar, padahal
sudah disediakan kotak untuk menaruh uang di samping tempat tabloid tersebut
diletakkan.
Saya berpikir, kenapa ya kok ada jemaat yang bersikap seperti itu? Toh
menurut saya, isi dari tabloid tersebut juga cukup berbobot dengan
renungan-renungan yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan yang terkenal. Saya yakin
harga yang dicantumkan sebenarnya bertujuan untuk membantu meringankan ongkos
cetak saja, tidak untuk mencari keuntungan. Tetapi cukup banyak jemaat yang
tidak mau mengganti biaya cetak tersebut, padahal saya yakin sekali mereka
bukan jemaat-jemaat yang kekurangan, malah mungkin ada beberapa yang datang ke
Gereja dengan mengendarai mobil pribadi.
Saya menceritakan hal ini bukan untuk menghakimi mereka dan berkata bahwa
saya lebih baik daripada mereka, tetapi saya ingin membandingkan dengan sikap
Tuhan Yesus saat ia akan masuk ke Bait Allah bersama Petrus, tetapi petugas
yang menjaga Bait Allah meminta agar Tuhan Yesus membayar bea Bait Allah. Besarnya
bea yang harus dibayar adalah dua dirham per orang (ay. 24). Dalam kamus
Alkitab yang berada di bagian belakang Alkitab, dikatakan bahwa dirham adalah
mata uang Yunani yang nilainya hampir sama dengan satu dinar, atau upah seorang
pekerja dalam satu hari. Dengan demikian, Yesus dan Petrus harus membayar bea Bait
Allah sebear empat dirham.
Entah dari mana peraturan tersebut mulai berlaku dan ditetapkan, tetapi yang
jelas pada saat itu Yesus meminta Petrus untuk memancing dan mengambil uang
dari mulut ikan yang pertama kali dipancing oleh Petrus untuk membayar bea Bait
Allah itu (ay. 27). Walaupun Yesus adalah Anak Allah, dan Ia pun pernah menyucikan
Bait Allah dari para pedagang-pedagang (Yoh 2:13-17), tetapi akhirnya Yesus pun
memutuskan untuk membayar bea tersebut.
Apa yang kita pelajari di sini adalah bahwa Tuhan Yesus pun mau taat
terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan di Bait Allah, termasuk membayar
apa yang menjadi kewajibannya. Tuhan Yesus melakukan hal tersebut bukan tanpa
alasan, tetapi karena Tuhan Yesus tidak ingin menjadi batu sandungan (ay. 27a).
Tuhan Yesus ingin agar kehidupanNya pun tidak menjadi batu sandungan terutama
bagi orang-orang yang imannya tidak kuat.
Bagaimana dengan kita? Saya tidak tahu bagaimana sistem di Gereja anda.
Mungkin saja Gereja anda sedang mengumpulkan dana untuk acara Natal, sehingga
setiap jemaat diminta kontribusinya untuk membantu dana Natal. Atau mungkin ada
semacam iuran bulanan untuk dana sosial di Gereja anda. Walaupun mungkin kita sendiri
tidak pernah memanfaatkan dana sosial tersebut, tak ada salahnya kita pun ikut
membayar iuran tersebut. Mari kita belajar dari Tuhan Yesus yang tetap mau
membayar bea Bait Allah, walaupun Ia adalah Anak Allah itu sendiri. Mari kita
belajar untuk tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, tetapi kita mau
melalui tindakan kita, orang lain dapat memuliakan Tuhan. Marilah kita menjadi
teladan bagi orang lain, melalui perkataan dan tindakan kita, dalam hal-hal
yang kecil terlebih dahulu, dan juga dalam hal-hal yang besar kemudian (1 Tim
4:12).
Bacaan
Alkitab: Mat 17:24-27
17:24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut
bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar
bea dua dirham itu?"
17:25 Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah,
Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari
siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari
orang asing?"
17:26 Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus
kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya.
17:27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka,
pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan
bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di
dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu
juga."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.