Rabu, 21
Desember 2011
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
6:1-7
"Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu
memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas,
karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu,
saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan
yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan
supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan
Firman."" (Kis 6:2-4)
Pelayanan yang Berbasis pada Panggilan
Dalam permainan sepakbola, masing-masing pemain memiliki perannya
masing-masing. Ada yang menjadi penjaga gawang, ada yang menjadi bek, ada yang
menjadi gelandang, penyerang, dan juga ada yang menjadi pemain cadangan.
Masing-masing harus dapat bermain di posisi yang ditempati dengan sebaik
mungkin. Seorang pelatih yang baik tentunya tidak akan menempatkan seseorang
penyerang untuk menjadi penjaga gawang. Bisa-bisa justru gawang sendiri yang
dibobol. Seorang pelatih akan melihat posisi apa yang paling pas ditempati oleh
pemain tersebut. Ia harus melihat kemampuan dan potensi yang ada dalam diri
mereka masing-masing. Demikian juga pemain yang baik harus sadar dengan
kemampuannya dan harus terus melatih diri agar menjadi lebih baik lagi. Seorang
pemain yang baik harus tahu posisinya dalam tim tersebut dan saling mendukung
sehingga timnya dapat bermain bagus dan memenangkan pertandingan.
Demikian juga dalam pelayanan, setiap orang percaya memiliki peranan
masing-masing dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, sesuai dengan panggilan
masing-masing. Ada yang terpanggil menjadi gembala, ada yang terpanggil menjadi
penginjil, ada yang terpanggil menjadi pemusik, dan lain sebagainya.
Masing-masing orang percaya harus tahu panggilan mereka sehingga dapat saling
mendukung pekerjaan Tuhan.
Bacaan Alkitab kita pada hari ini menunjukkan kondisi pada jemaat
mula-mula, di mana jumlah orang percaya bertumbuh sangat cepat, hingga terjadi
sedikit konflik di antara orang percaya, yang disebabkan karena pelayan kepada
janda-janda mulai diabaikan (ay. 1). Apa yang dilakukan oleh kedua belas rasul
sebagai pemimpin Gereja pada saat itu? Mereka tidak memasang sikap defensif dan
bersikap tidak mau tahu, tetapi mereka justru membuka diri dan mengevaluasi apa
yang salah (ay. 2). Kedua belas rasul tersebut sadar bahwa mereka terpanggil
untuk memberitakan Injil sesuai dengan perintah Yesus kepada mereka (Mat
28:16-20). Oleh karena itu, kedua belas rasul memutuskan untuk memilih
orang-orang yang khusus untuk melayani jemaat (ay. 3).
Apakah kedua belas rasul tersebut mencoba melarikan diri dari pelayanan
terhadap jemaat? Saya rasa tidak, tetapi hal tersebut dilakukan kedua belas
rasul agar mereka dapat memusatkan pelayanan mereka dalam doa dan pelayanan
Firman Tuhan (ay. 4). Apa yang dilakukan kedua belas Rasul tersebut adalah
memikirkan apa yang lebih baik bagi jemaat Tuhan, bukan untuk kepentingan
sendiri. Hal tersebut terlihat dari sikap jemaat yang tidak memprotes usulan
tersebut, tetapi justru mendukung sepenuhnya usulan dari kedua belas rasul
tersebut (ay. 5a). Akhirnya terpilihlah tujuh orang yang memiliki tugas khusus
untuk melayani jemaat (ay. 5b). Ketujuh orang ini pun didoakan oleh rasul-rasul
dengan penumpangan tangan yang menjadi simbol berkat dan penugasan dari Tuhan
(ay. 6). Ketujuh orang tersebut sadar bahwa mereka dapat melayani hanya karena
anugerah Tuhan semata dan mereka pun sadar bahwa secara hierarki, mereka masih
berada di bawah kedua belas rasul, sehingga mereka pun mau menundukkan diri di
hadapan para rasul.
Apa akibat dari keputusan ini? Alkitab mengatakan bahwa Firman Allah makin
tersebar dan jumlah murid di Yerusalem semakin bertambah banyak, bahkan
sejumlah besar imam (yang dulunya adalah mereka yang tidak percaya kepada Yesus
Kristus), akhirnya menyerahkan diri mereka dan percaya kepada Yesus Kristus
(ay. 7). Ada dampak yang luar biasa dari keputusan rasul-rasul untuk
menyerahkan pelayanan jemaat kepada ketujuh orang tersebut.
Dari bacaan di atas kita melihat bahwa pelayanan pun tidak boleh dilakukan
dengan asal-asalan. Para rasul bisa saja tetap memaksakan diri untuk melayani
pemberitaan Firman Tuhan dan juga melayani jemaat, tetapi saya yakin dengan
semakin banyaknya jumlah orang percaya pada saat itu, pelayanan mereka pun
menjadi tidak maksimal. Saya tidak mengatakan bahwa kita seharusnya mengambil
pelayanan yang sedikit saja tetapi dapat maksimal, tetapi seharusnya kita
mengerti apa panggilan Tuhan bagi diri kita masing-masing. Sering kali omongan
orang lain membuat kita untuk mengerjakan apa yang bukan merupakan panggilan
kita, atau sebaliknya, membuat kita untuk tidak mengerjakan apa yang sebenarnya
merupakan panggilan kita. Oleh karena itu, marilah kita mengintropeksi diri
kita sendiri, apakah panggilan Tuhan dalam kehidupan kita? Dan sudahkah kita
melakukan panggilan kita? Salah satu ciri bahwa kita telah melakukan panggilan
Tuhan adalah pelayanan kita menjadi
berdampak bagi orang lain. Pelayanan kita tidak hanya dilihat dari
berapa banyak jemaat yang kita layani atau berapa banyak ibadah hari Minggu
yang kita ikut ambil bagian di dalamnya, tetapi pelayanan kita dilihat dari
berapa banyak panggilan Tuhan yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita.
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul
6:1-7
6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah
sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap
orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam
pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid
berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan
Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal
baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas
itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan
pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih
Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus,
Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari
Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun
berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin
bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.