Selasa, 20 Desember 2011

Pelayanan yang Berbasis pada Panggilan


Rabu, 21 Desember 2011
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 6:1-7
"Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."" (Kis 6:2-4)


Pelayanan yang Berbasis pada Panggilan


Dalam permainan sepakbola, masing-masing pemain memiliki perannya masing-masing. Ada yang menjadi penjaga gawang, ada yang menjadi bek, ada yang menjadi gelandang, penyerang, dan juga ada yang menjadi pemain cadangan. Masing-masing harus dapat bermain di posisi yang ditempati dengan sebaik mungkin. Seorang pelatih yang baik tentunya tidak akan menempatkan seseorang penyerang untuk menjadi penjaga gawang. Bisa-bisa justru gawang sendiri yang dibobol. Seorang pelatih akan melihat posisi apa yang paling pas ditempati oleh pemain tersebut. Ia harus melihat kemampuan dan potensi yang ada dalam diri mereka masing-masing. Demikian juga pemain yang baik harus sadar dengan kemampuannya dan harus terus melatih diri agar menjadi lebih baik lagi. Seorang pemain yang baik harus tahu posisinya dalam tim tersebut dan saling mendukung sehingga timnya dapat bermain bagus dan memenangkan pertandingan.

Demikian juga dalam pelayanan, setiap orang percaya memiliki peranan masing-masing dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, sesuai dengan panggilan masing-masing. Ada yang terpanggil menjadi gembala, ada yang terpanggil menjadi penginjil, ada yang terpanggil menjadi pemusik, dan lain sebagainya. Masing-masing orang percaya harus tahu panggilan mereka sehingga dapat saling mendukung pekerjaan Tuhan.

Bacaan Alkitab kita pada hari ini menunjukkan kondisi pada jemaat mula-mula, di mana jumlah orang percaya bertumbuh sangat cepat, hingga terjadi sedikit konflik di antara orang percaya, yang disebabkan karena pelayan kepada janda-janda mulai diabaikan (ay. 1). Apa yang dilakukan oleh kedua belas rasul sebagai pemimpin Gereja pada saat itu? Mereka tidak memasang sikap defensif dan bersikap tidak mau tahu, tetapi mereka justru membuka diri dan mengevaluasi apa yang salah (ay. 2). Kedua belas rasul tersebut sadar bahwa mereka terpanggil untuk memberitakan Injil sesuai dengan perintah Yesus kepada mereka (Mat 28:16-20). Oleh karena itu, kedua belas rasul memutuskan untuk memilih orang-orang yang khusus untuk melayani jemaat (ay. 3).

Apakah kedua belas rasul tersebut mencoba melarikan diri dari pelayanan terhadap jemaat? Saya rasa tidak, tetapi hal tersebut dilakukan kedua belas rasul agar mereka dapat memusatkan pelayanan mereka dalam doa dan pelayanan Firman Tuhan (ay. 4). Apa yang dilakukan kedua belas Rasul tersebut adalah memikirkan apa yang lebih baik bagi jemaat Tuhan, bukan untuk kepentingan sendiri. Hal tersebut terlihat dari sikap jemaat yang tidak memprotes usulan tersebut, tetapi justru mendukung sepenuhnya usulan dari kedua belas rasul tersebut (ay. 5a). Akhirnya terpilihlah tujuh orang yang memiliki tugas khusus untuk melayani jemaat (ay. 5b). Ketujuh orang ini pun didoakan oleh rasul-rasul dengan penumpangan tangan yang menjadi simbol berkat dan penugasan dari Tuhan (ay. 6). Ketujuh orang tersebut sadar bahwa mereka dapat melayani hanya karena anugerah Tuhan semata dan mereka pun sadar bahwa secara hierarki, mereka masih berada di bawah kedua belas rasul, sehingga mereka pun mau menundukkan diri di hadapan para rasul.

Apa akibat dari keputusan ini? Alkitab mengatakan bahwa Firman Allah makin tersebar dan jumlah murid di Yerusalem semakin bertambah banyak, bahkan sejumlah besar imam (yang dulunya adalah mereka yang tidak percaya kepada Yesus Kristus), akhirnya menyerahkan diri mereka dan percaya kepada Yesus Kristus (ay. 7). Ada dampak yang luar biasa dari keputusan rasul-rasul untuk menyerahkan pelayanan jemaat kepada ketujuh orang tersebut.

Dari bacaan di atas kita melihat bahwa pelayanan pun tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Para rasul bisa saja tetap memaksakan diri untuk melayani pemberitaan Firman Tuhan dan juga melayani jemaat, tetapi saya yakin dengan semakin banyaknya jumlah orang percaya pada saat itu, pelayanan mereka pun menjadi tidak maksimal. Saya tidak mengatakan bahwa kita seharusnya mengambil pelayanan yang sedikit saja tetapi dapat maksimal, tetapi seharusnya kita mengerti apa panggilan Tuhan bagi diri kita masing-masing. Sering kali omongan orang lain membuat kita untuk mengerjakan apa yang bukan merupakan panggilan kita, atau sebaliknya, membuat kita untuk tidak mengerjakan apa yang sebenarnya merupakan panggilan kita. Oleh karena itu, marilah kita mengintropeksi diri kita sendiri, apakah panggilan Tuhan dalam kehidupan kita? Dan sudahkah kita melakukan panggilan kita? Salah satu ciri bahwa kita telah melakukan panggilan Tuhan adalah pelayanan kita menjadi  berdampak bagi orang lain. Pelayanan kita tidak hanya dilihat dari berapa banyak jemaat yang kita layani atau berapa banyak ibadah hari Minggu yang kita ikut ambil bagian di dalamnya, tetapi pelayanan kita dilihat dari berapa banyak panggilan Tuhan yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita.


Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 6:1-7
6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu,
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
6:5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6:6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.