Selasa, 30 April
2013
Bacaan Alkitab: Yosua 1:1-4
“Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak
kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.” (Yos
1:3)
Malas untuk
Melangkah
Suatu saat saya memutuskan untuk berjalan
kaki dari stasiun tempat saya biasa datang ke tempat saya bekerja. Sebetulnya
bisa saja saya naik ojek atau angkutan umum lainnya, tetapi dengan berjalan
kaki, saya dapat lebih melihat kondisi sekitar yang seringkali terabaikan jika
saya menggunakan angkutan lain. Saat berjalan itulah, tiba-tiba Tuhan ingatkan
saya untuk berdoa bagi kota saya dan daerah tempat saya berjalan tersebut.
Memang ada sejumlah gereja yang mengadakan acara doa keliling, tetapi
kebanyakan gereja mengadakan dengan menumpang mobil. Saat itu sambil berdoa
bagi kesejahteraan kota saya, tiba-tiba saya diingatkan Tuhan tentang salah satu
ayat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa setiap tempat yang diinjak oleh
telapak kaki kita akan Tuhan berikan kepada kita (ay. 3). Memang saya juga
tidak berdoa secara khusus karena saya juga berdoa dan memuji Tuhan sambil
berjalan. Akan tetapi, jauh di dalam lubuk hati saya, ada iman yang kuat bahwa
apa yang saya lakukan, walaupun kecil, tetapi pasti berarti bagi kerajaan
Tuhan.
Ketika diingatkan Tuhan tentang ayat
tersebut, saya langsung mencoba mencari di mana ayat tersebut berada dalam
Alkitab. Dan ternyata saya menemukan salah satunya di dalam kitab Yosua ini.
Yosua adalah orang yang memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian
setelah Musa mati (ay. 1). Apa yang dipesankan Tuhan kepada Yosua dengan
tanggung jawab yang begitu berat? Tuhan hanya mengatakan perkataan yang
sederhana. Tuhan hanya meminta Yosua untuk melakukan langkah pertamanya sebagai
seorang pemimpin bangsa Israel untuk bersiap-siap memimpin seluruh bangsa Israel
menyeberangi sungai Yordan untuk menuju negeri yang telah dijanjikan Tuhan
kepada mereka (ay. 2).
Kelihatannya ini adalah tugas yang mudah.
Tetapi kenyataannya, pada waktu itu cukup sulit menyeberangi sungai Yordan,
apalagi tanpa menggunakan perahu. Arus sungai sangat deras dan rasa-rasanya
mustahi untuk menyeberangkan seluruh bangsa dalam waktu yang cepat, terlebih
bagi anak-anak dan segala ternak serta harta benda yang dibawa oleh seluruh
bangsa itu. Akan tetapi Tuhan pun mengingatkan
Yosua, bahwa Yosua memiliki suatu keistimewaan berupa janji Tuhan yang
mengatakan bahwa setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu akan
diberikan Tuhan kepadanya (ay. 3), sama
seperti apa yang dijanjikan Tuhan kepada Musa (Ul 11:24).
Begitu besarnya janji Tuhan itu sehingga
sebenarnya daerah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel sangat luas: dari
padang gurun di sebelah selatan, Lebanon di sebelah utara, sungai Efrat di
sebelah Timur, bahkan hingga tanah orang Het (yang saya sendiri masih
belum tahu di sebelah mana) hingga laut
tengah di sebelah barat (ay. 4). Ini adalah wilayah yang sangat luas bahkan di
zaman ini, karena mencakup negara-negara tetangga Israel hingga ke sungai Efrat
yang merupakan sebagian daerah Irak pada masa kini.
Ini adalah suatu janji Tuhan yang sangat
diperhatikan oleh Yosua. Yosua sangat mengimani janji tersebut, sehingga jika
kita perhatikan dalam perjalanan memasuki tanah perjanjian, bangsa Israel
melakukannya dengan berjalan kaki karena mereka tahu bahwa kaki mereka penuh
kuasa dan setiap tempat yang diinjak oleh mereka, maka itu akan diberikan Tuhan
kepada bangsa Israel. Perhatikan bagaimana arus sungai Yordan berhenti ketika kaki
para imam pengangkut tabut perjanjian masuk ke dalam air sungai Yordan (Yos
3:13), atau ketika bangsa Israel berjalan mengelilingi kota Yerikho sebanyak 13
kali kemudian kota itu diserahkan Tuhan kepada mereka (Yos 6:1-15). Ingat bahwa
tabut perjanjian selalu dibawa oleh bangsa Israel dengan diangkut oleh para
imam. Mereka tidak meletakkan tabut ke atas kereta yang ditarik kuda atau
lembu. Para imamlah yang membawa tabut tersebut, walau mereka harus bergantian
karena beratnya tabut itu.
Apa yang dapat kita pelajari dari hal ini? Dalam
banyak hal, Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak instan. Memang betul bahwa Tuhan
sudah memberi banyak janji kepada kita, tetapi janji tersebut bukanlah janji
yang gampangan. Sebagai contoh, Tuhan menjanjikan kepada Musa dan Yosua bahwa
setiap tempat yang mereka injak maka itu akan diberikan Tuhan kepada mereka. Bangsa
Israel sebetulnya punya hak untuk menduduki tanah yang dijanjikan Tuhan hingga
ke sungai Efrat. Tetapi karena mereka tidak mau melangkah, maka tanah mereka
hanya seluas daerah yang kita kenal. Demikian juga dengan kita. Begitu banyak
janji Tuhan yang sudah diberikan kepada kita, tetapi berapa banyak yang sudah
kita alami? Bukankah itu semua karena kita “malas” melangkah sehingga banyak
janji Tuhan yang belum kita alami? Sampai kapan kita mau malas untuk melangkah
dan melewatkan kesempatan menerima janji-janji Tuhan?
Bacaan Alkitab: Yosua 1:1-4
1:1 Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati,
berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian:
1:2 "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu
bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa
ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.
1:3 Setiap tempat yang akan diinjak oleh
telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada
Musa.
1:4 Dari padang gurun dan gunung Libanon yang
sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah
orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan
menjadi daerahmu.