Senin, 15 April
2013
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:1-3
“Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu
akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol
mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan
kebinasaan tidak akan tertunda.” (2 Ptr 2:3)
Gereja yang Mirip
Seminar MLM
Saya sendiri dilahirkan dari keluarga dengan
latar belakang gereja aliran pentakosta. Kemudian saya tumbuh dan besar di
gereja aliran karismatik. Bahkan saat ini pun saya masih melayani di salah satu
gereja dengan aliran karismatik tersebut. Ciri khas aliran karismatik adalah
menekankan pada pujian dan penyembahan (praise
and worship) dan juga tanda-tanda dari Roh Kudus seperti bahasa Roh,
nubuatan, serta mujizat seperti mujizat kesembuhan.
Saya sendiri tidak mempermasalahkan apakah
para pembaca renungan ini berasal dari kategori gereja yang mana? Pentakosta atau
non pentakosta? Karismatik atau non karismatik? Katolik atau non Katolik?
Bahkan orang yang ateis dan beragama lain pun dipersilahkan untuk membaca
renungan ini, karena ini terbuka untuk siapa saja yang ingin sama-sama belajar
Firman Tuhan.
Akan tetapi belakangan saya melihat ada
kecenderungan bahwa ibadah-ibadah gereja (khususnya yang beraliran karismatik)
semakin menyerupai seminar multi level marketing (MLM). Apa contohnya? Saya
pernah datang ke salah satu gereja karismatik (bukan gereja tempat biasa saya
beribadah) dan disana sang pemimpin pujian seringkali meminta jemaat untuk
memberikan tepuk tangan bagi Tuhan. Hal ini dilakukan berulang-ulang kali
sepanjang kebaktian. Pendeta yang menyampaikan khotbah juga seringkali
mengucapkan kata-kata seperti itu, bahkan seringkali meminta jemaat untuk
berkata “Amin”, “Yes”, “Luar biasa”, atau mengulang apa yang diucapkan pendeta
tersebut.
Sepintas hal ini mirip dengan seminar MLM
dimana dalam seminar itu seringkali pembicara mengucapkan kata-kata positif
seperti di atas. Lalu saya berpikir, ini sebenarnya gereja yang mengikuti pola
seminar MLM atau seminar MLM yang justru mengikuti pola gereja? Atau mungkin jangan-jangan
para pendeta dan para pelayan Tuhan di gereja itu juga adalah anggota MLM
sehingga mereka menerapkan cara yang sama ketika mereka melayani Tuhan di
gereja dengan ketika mereka ikut dalam MLM tersebut.
MLM itu tidak salah, itu adalah salah satu
jenis usaha atau bisnis yang ada di dunia ini. Akan tetapi menjadi salah
apabila gaya MLM itu diterapkan di dalam gereja. Ingat bahwa di seminar MLM
kita memang memotivasi para peserta untuk sukses dengan cara mencapai target-target
yang sudah ditetapkan perusahaan. Tetapi di gereja tidak bisa diterapkan begitu
saja. Ibadah adalah cara bagi kita jemaat Tuhan untuk dapat menyembah Tuhan. Di
gereja, kita harus mengikuti cara-cara Tuhan dalam beribadah. Mencampurkan cara
dunia dengan cara Tuhan di dalam ibadah adalah suatu kekejian di hadapan Tuhan.
Mari kita baca bagian Alkitab kita hari ini. Rasul
Petrus dalam tulisannya sekitar 2.000 tahun yang lalu sudah mengingatkan jemaat
agar hati-hati karena banyak nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu yang akan
tampil di tengah-tengah umat Allah (ay. 1a). Apa yang mereka lakukan? Sekilas
mungkin mereka dan ajaran mereka tidak tampak sebagai ajaran yang menyimpang,
tetapi jika kita mau hati-hati dan membandingkan ajaran mereka dengan Firman Tuhan,
maka sesungguhnya ajaran-ajaran mereka benar-benar tidak sesuai dengan Firman
Tuhan. Apa saja ciri dari ajaran-ajaran para nabi palsu dan guru palsu itu?
Pertama, mereka mengajarkan cara hidup yang
dikuasai hawa nafsu (ay. 2). Ajaran yang dikuasai hawa nafsu dapat diartikan
tentang bagaimana mereka mengajarkan bahwa kita harus “ngotot” untuk
mendapatkan berkat Tuhan. Sayangnya berkat yang dimaksud oleh mereka lebih
banyak diarktikan sebagai berkat secara materi daripada berkat rohani. Mereka
berkata bahwa yang penting itu adalah harta. Anak-anak Tuhan harus
berkelimpahan secara harta. Memang ada benarnya juga bahwa Tuhan memang sangat
rindu memberkati kita, tetapi harta itu bukan tujuan utama dan tujuan akhir,
melainkan hanya sarana untuk memuliakan Tuhan.
Kedua, mereka berusaha mencari untung dari
jemaat (ay. 3a). Saya tidak tahu apakah ada pendeta yang mencoba mencari untung
dari jemaatnya, misal dengan mengatakan bahwa jemaat harus memberikan
persembahan yang lebih banyak untuk pelayanan Tuhan (baca: untuk pendeta
tersebut) agar jemaat juga semakin diberkati. Ada benarnya juga bahwa kita
harus belajar menabur bagi pekerjaan Tuhan, akan tetapi nabi palsu dan guru
palsu akan mencoba “memutarbalikkan” hal ini sehingga uang dari jemaat dapat
mereka gunakan untuk kepentingan mereka sendiri dan bukannya kepentingan
pekerjaan Tuhan. Contohnya: ada pendeta yang “memaksa” jemaatnya menjadi downline MLM dengan mengutip Firman
Tuhan. Ini sudah salah karena pendeta justru mengambil keuntungan dari jemaat,
padahal Tuhan Yesus mengajarkan bahwa seorang hamba Tuhan justru tidak boleh
minta dilayani, melainkan seharusnya melayani jemaat.
Ketiga, mereka menyangkal Yesus Kristus
sebagai juruselamat mereka (ay. 1b). Untuk poin ketiga ini memang tidak akan
terlalu terlihat secara kasat mata. Akan tetapi dalam jangka panjang, hal ini
akan semakin terlihat. Para nabi palsu dan guru palsu ini semakin hari akan menyampaikan
pengajaran yang menyimpang. Yesus Kristus bukan menjadi pusat dari pemberitaan
mereka. Mereka mengganti Yesus dengan diri mereka sendiri, dengan pengalaman
mereka sendiri, dan lain sebagainya, sehingga bukan nama Yesus yang ditinggikan
tetapi justru nama mereka sendiri yang ditinggikan.
Saya tidak bilang bahwa gereja saat ini sudah
menyimpang (khususnya gereja aliran karismatik), tetapi saya mengingatkan agar
kita semua berhati-hati. Khususnya bagi para hamba Tuhan, jangan sampai
mencampuradukkan cara dunia dengan cara rohani di gereja. Memang cara paling
mudah untuk membuat jemaat termotivasi adalah dengan menggunakan cara-cara
seperti dalam seminar MLM, tetapi alangkah baiknya jika hamba Tuhan juga benar-benar
menyiapkan Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya sehingga hamba Tuhan tersebut
dapat menyampaikan Firman Tuhan yang bisa dimengerti oleh jemaat Tuhan.
Sekali lagi saya tidak anti MLM, tetapi saya anti
jika cara-cara MLM digunakan di dalam
gereja. Ini menjadi peringatan bagi kita, khususnya pada hamba Tuhan
yang melayani sebagai pengkhotbah, nabi, atau guru (termasuk guru sekolah
minggu dan guru agama Kristen) agar benar-benar menyampaikan pengajaran yang
sehat sesuai dengan Firman Tuhan. Jangan mencampuradukkan cara dunia sehingga
ibadah terasa seperti seminar-seminar dunia atau seminar MLM. Jangan sampai
karena kesalahan kita tersebut, kita yang menyampaikan Firman Tuhan justru
ditolak Tuhan dan binasa di neraka (ay. 1c & 3b, bandingkan dengan Mat
7:21-23). Mari kita jadikan ibadah kita semakin berkenan di hadapan Tuhan,
penuh dengan pujian dan penyembahan yang tulus keluar dari hati, serta Firman
Tuhan yang kuat yang boleh menjadi benih yang tumbuh subur dalam hati kita
serta berbuah banyak dan menjadi berkat bagi orang lain.
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:1-3
2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil
di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru
palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,
bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan
jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.
2:2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup
mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan
dihujat.
2:3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu
akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol
mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan
kebinasaan tidak akan tertunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.