Kamis, 11 April 2013
Bacaan Alkitab: Ibrani 10:19-22
“Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.” (Ibr 10:22)
Menghadap Tuhan
dengan Benar
Saya mau bertanya kepada para pembaca setia
renungan ini, apakah kita sudah sungguh-sungguh menyiapkan diri dan hati kita
ketika kita datang kepada Tuhan untuk beribadah kepadaNya? Ambil contoh paling
sederhana saja, ketika kita beribadah setiap hari Minggu di gereja kita
masing-masing, apa yang kita lakukan ketika kita datang ke gereja? Apakah saat
kita datang kita benar-benar fokus ketika kita memuji Tuhan dan ketika kita
mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta? Atau kita malah masih
sibuk SMS-an, BBM-an, meng-update status,
atau sibuk bercanda dengan teman-teman kita?
Sayangnya masih cukup banyak orang Kristen
yang seperti ini. Mereka tidak sadar bahwa ketika mereka datang beribadah di
gereja, sesungguhnya kita sedang masuk ke tempat yang kudus, bahkan maha kudus
(ay. 19b). Bangsa Israel di zaman Perjanjian Lama, mereka tidak dapat
sembarangan masuk ke tempat kudus. Hanya para imam yang boleh masuk ke tempat
kudus. Bahkan hanya Imam Besar yang boleh masuk ke tempat maha kudus di kemah
pertemuan maupun di Bait Allah. Ada persyaratan-persyaratan tertentu bagi imam
itu yaitu mereka harus menguduskan diri sebelum mereka boleh masuk ke sana dan
tidak sembarang orang yang boleh menghadap Tuhan di tempat kudusNya.
Akan tetapi, di masa Perjanjian Baru, dengan
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, maka darah Yesus itulah yang
menguduskan kita dan membuat kita dapat masuk ke dalam tempat kudus (ay. 19a).
Yesus Kristus menjadi perantara antara kita dan Tuhan, yang dalam ayat
selanjutnya dikatakan bahwa Yesus Kristus dilambangkan sebagai tabir yang
membuka jalan bagi kita untuk boleh langsung menghadap Allah (ay. 20). Yesus
Kristus juga digambarkan sebagai Imam Besar yang menjadi perantara antara kita
dengan Allah (ay. 21).
Jika kita mau sungguh-sungguh renungkan,
sebenarnya ini adalah anugerah dan karunia Tuhan yang luar biasa, bahwa kita
boleh datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu ayat
selanjutnya mengatakan bahwa kita harus menghadap Allah dengan hati yang tulus
ikhlas dan keyakinan iman yang teguh (ay. 22a). Hati yang tulus ikhlas
menggambarkan sikap hati kita yang bersih dari motivasi yang tidak benar dalam
menghadap Tuhan. Keyakinan iman yang teguh menggambarkan pentingnya memiliki
iman yang sungguh-sungguh harus kita miliki dalam menghadap Tuhan. Intinya kita
tidak bisa main-main dalam menghadap hadirat Tuhan. Kita harus membersihkan
diri kita dari hal-hal yang jahat dan dibasuh dalam air yang murni (ay. 22b).
Dalam hal ini, saya rasa kita harus banyak
belajar dari umat-umat agama lain. Kita tidak akan pernah melihat ada orang
Muslim yang sholat sambil bermain HP atau sambil bercanda dengan teman di kiri
dan di kanannya. Kita juga tidak akan pernah melihat ada orang yang beribadah
di kelenteng sambil meng-update statusnya
di FB maupun di Twitter. Bandingkan dengan jemaat Kristen di gereja. Bahkan di
gereja-gereja yang mengaku gereja dengan urapan Roh Kudus sekalipun, saya
melihat banyak jemaat-jemaat Tuhan yang asyik dan sibuk dengan gadget-nya sendiri padahal di depan
pendetanya sedang berkhotbah.
Ini menjadi perhatian dan peringatan bagi
kita, agar kita sungguh-sungguh memiliki sikap hati yang benar dan kudus ketika
kita datang ke hadirat Tuhan. Jangan sembarangan menghadap hadirat Tuhan. Jangan
mau kalah dengan umat-umat agama lain yang justru lebih sungguh-sungguh beribadah.
Jadilah anak-anak Tuhan yang hidup sungguh-sungguh di hadapan Tuhan,
sungguh-sungguh beribadah dan sungguh-sungguh melayani Tuhan. Jika tidak,
jangan salahkan Tuhan jika Tuhan pun tidak mau sungguh-sungguh menolong kita.
Bacaan Alkitab: Ibrani 10:19-22
10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus
kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru
dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar
sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.