Kamis, 4 April 2013
Bacaan Alkitab: Galatia 2:7-10
“Dan setelah melihat kasih karunia yang
dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai
sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda
persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan
mereka kepada orang-orang yang bersunat.” (Gal 2:9)
Membagi-bagi
Tugas Pelayanan bagi Tuhan
Saya cukup sedih ketika melihat cukup banyak
hamba-hamba Tuhan yang mencoba melakukan segala pelayanannya seorang diri. Mungkin
memang ia memiliki kemampuan dan kekuatan untuk melakukan segala macam
pelayanannya, mulai dari berkhotbah, memberitakan Injil, mengajar, melakukan
kunjungan ke rumah-rumah, membuat buku, menjadi pemimpin pujian, dan lain
sebagainya. Memang seakan-akan ia terlihat sebagai seseorang yang hebat, multi tasking, dan apalah istilah
lainnya. Akan tetapi sikap one man show ini
akan menyulitkan kita di masa yang akan datang.
Salah satu contoh hamba Tuhan yang luar biasa
dalam Alkitab adalah Paulus. Sejak ia bertobat, ia memberikan waktunya kepada
Tuhan dengan cara memberitakan Injil dan menulis surat-surat kepada
jemaat-jemaat. Sekitar setengah dari isi kitab Perjanjian Baru ditulis oleh
Paulus. Doktrin-doktrin kekristenan yang mendasar salah satunya juga adalah
karya Paulus. Banyak orang menunjuk Paulus sebagai hamba Tuhan yang mengerjakan
segala sesuatunya sendirian, dan mereka pun mencoba mencontoh Paulus, sehingga
seluruh pelayanan mereka coba lakukan sendiri.
Tetapi hari ini kita mau belajar bahwa Paulus
pun tidak serta merta mengambil alih jatah pelayanan orang lain. Paulus
misalnya, sadar bahwa selama ini ia telah dipercayakan Tuhan untuk memberitakan
Injil kepada bangsa-bangsa non Yahudi, yaitu orang-orang yang tak bersunat (ay.
7a). Sebaliknya, Paulus sadar bahwa awalnya, Injil memang ditujukan kepada
orang-orang Yahudi, karena itulah yang telah dilakukan Petrus dan rasul-rasul
lainnya, bahkan sebelum Saulus bertobat (ay. 7b).
Paulus sadar bahwa walaupun orang-orang yang
Paulus dan Petrus layani berbeda, yang satu melayani orang-orang tak bersunat
dan yang satunya lagi melayani orang-orang bersunat, tetapi Firman Tuhan yang
mereka sampaikan adalah sama. Tuhan yang mereka beritakan juga adalah sama.
Yesus yang mereka beritakan juga adalah sama (ay. 8). Oleh karena itu, Paulus
tidak menganggap hal tersebut sebagai suatu perbedaan yang harus diperdebatkan.
Semua pelayanan yang Paulus dan Petrus
lakukan justru sama. Semua hanya dapat mereka lakukan di dalam kasih karunia
Tuhan (ay. 9).
Ketika Paulus membagi segmen pelayanan mereka
sepert ini, mereka bukan membuat pelayanan itu menjadi terpecah-pecah. Apa yang
mereka lakukan justru membuat jangkauan pelayanan mereka semakin bertambah
luas, dan semakin banyak jiwa yang bisa dimenangkan bagi kerajaan Tuhan. Mereka
tidak mementingkan ego dan harga diri mereka. Mereka siap mengalah, asal nama Tuhan
semakin ditiinggikan. Walaupun mereka melayani segmen jemaat yang berbeda,
tetapi mereka tetap ingat visi yang Tuhan berikan kepada mereka, yaitu untuk mengingat
dan melayani orang-orang miskin, entah dari golongan bersunat maupun dari
golongan tidak bersunat (ay. 10).
Mungkin banyak orang yang tidak sependapat
dengan saya. Mungkin ada yang bilang “Ya, kalau hamba Tuhan itu memang mampu
melakukan banyak hal sekaligus, mengapa harus dilarang?”. Menurut pendapat
saya, hal tersebut bisa dilihat dari dampaknya. Jika hamba Tuhan itu dapat
membagi-bagi pelayanannya kepada orang lain (tentunya dengan standar yang harus
dijaga juga), maka hamba Tuhan itu mendapatkan banyak keuntungan. Ia bisa lebih
fokus lagi melayani pekerjaan Tuhan yang benar-benar penting atau benar-benar
merupakan panggilannya. Ia juga bisa memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk melayani. Menurut saya jauh lebih banyak manfaatnya jika seorang hamba
Tuhan mendelegasikan pelayanan-pelayanannya kepada orang lain. Jangan sampai
hamba Tuhan itu menjadi hamba Tuhan yang one
man show. Ia bisa berkhotbah di gereja A jam 07.00, lalu di gereja B jam
08.00, dan begitu seterusnya hingga satu hari ia bisa berkhotbah di mana-mana.
Ingat bahwa ketika kita melayani Tuhan, bukan nama Tuhan yang kita tinggikan,
bukan kepentingan kita yang kita utamakan, tetapi kita harus meninggikan Tuhan
dan mengutamakan kepentingan Tuhan dalam segala-galanya, termasuk dalam
pelayanan kita.
Bacaan Alkitab: Galatia 2:7-10
2:7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat
bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak
bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
2:8 -- karena Ia yang telah memberikan
kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga
yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
2:9 Dan setelah melihat kasih karunia yang
dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai
sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda
persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan
mereka kepada orang-orang yang bersunat;
2:10 hanya kami harus tetap mengingat
orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan
melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.