Senin, 22 April
2013
Bacaan Alkitab: Mazmur 104:22-23
“Apabila matahari terbit, berkumpullah
semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; manusia pun keluarlah ke
pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang.” (Mzm 104:22-23)
Bekerja dan
Berusaha
Saat ini, saya sedang mencari seorang
pembantu rumah tangga untuk meringankan beban keluarga saya. Sebenarnya saya
juga tidak mencari pembantu rumah tangga dengan persyaratan yang tinggi. Rumah
saya pun tidak terlalu besar. Saya hanya mencari orang yang mau sungguh-sungguh
bekerja, itu saja. Sayangnya hingga saat
ini, saya masih belum menemukan orang yang bersedia. Bahkan ketika saya mencoba
mencari di kota tempat isteri saya tinggal, tidak ada orang yang mau pindah ke
Jakarta untuk menjadi pembantu rumah tangga. Mereka lebih suka bekerja di
pabrik atau sebagai penjaga toko, walaupun mungkin sebenarnya gaji bersih yang
didapatkan hampir sama dengan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Hanya
mereka lebih suka pekerjaan yang “gengsinya” lebih baik daripada pembantu rumah
tangga, walau sebagian besar gaji mereka akan habis untuk membayar kontrakan
atau kos, biaya transportasi, makan, dan belanja lainnya.
Saya tidak menyalahkan orang-orang seperti
itu. Hanya saja, manusia memang memiliki kecenderungan untuk mau enaknya saja
tanpa mau bekerja dan berusaha. Seringkali manusia terjebak pada pemikiran
bahwa ketika kita berdoa kepada Tuhan maka Tuhan akan mencukupi kebutuhan kita.
Memang mungkin ada waktunya Tuhan dapat bertindak seperti itu, tetapi
perhatikan bahwa bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang bagaimana
ketika matahari terbit (yang artinya menandakan hari yang baru telah tiba),
maka para binatang malam pun berkumpul dan tidur (ay. 22), sedangkan pada saat matahari
terbit tersebut, justru keluar dari rumah dan pergi kepada pekerjaannya dan kepada
usahanya sampai dengan petang hari (ay. 23).
Dua ayat yang cukup dan sangat singkat bukan?
Akan tetapi ketika saya membaca ayat ini, saya diingatkan Tuhan bahwa kodrat
manusia memang harus bekerja dan berusaha, dari pagi sampai petang. Pagi digambarkan
dengan saat matahari terbit, sementara petang digambarkan dengan saat matahari
terbenam. Dengan demikian, sesungguhnya Alkitab menyarankan agar manusia
bekerja kira-kira 12 jam sehari, sejak matahari terbit sampai dengan matahari
terbenam.
Kemudian menjadi pertanyaan apakah kita
memang harus bekerja 12 jam sehari, ataukah itu hanya gambaran saja? Bagaimana
dengan orang yang harus bekerja di malam hari, apakah hal tersebut tidak
alkitabiah? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut (dan juga
pertanyaan-pertanyaan lain yang sejenis), kita perlu melihat konteks ayat-ayat ini.
Secara historis, memang waktu paling mudah
untuk bekerja adalah ketika ada matahari (yaitu dari pagi hingga petang).
Mengapa demikian? Karena matahari memberikan terang yang cukup sehingga manusia
dapat melakukan pekerjaannya. Walaupun demikian, seiring perkembangan zaman,
kita juga membutuhkan orang-orang yang harus bekerja malam hari, sehingga
sebenarnya ayat ini tidak berbicara tentang manusia yang harus bekerja pada
siang hari saja, tetapi lebih menekankan pada inti bahwa manusia harus bekerja
dan berusaha.
Jika kita mau jujur, mungkin kita
menghabiskan waktu sekitar 12 jam di tempat kerja atau di tempat usaha kita masing-masing.
Kita mungkin berkilah, “Ah jam kantor saya hanya 8 jam kok”. Tetapi jika
dihitung dengan waktu istirahat dan waktu perjalanan pergi pulang, mungkin
total waktu kita untuk bekerja dan berusaha memang sekitar 12 jam. Para murid
sekolah dan mahasiswa yang mungkin hanya belajar “setengah hari”, sebenarnya
juga harus menghabiskan banyak waktu untuk belajar secara mandiri. Seorang
hamba Tuhan full timer yang mungkin
hanya berkhotbah beberapa kali dalam satu minggu, juga harus menghabiskan
banyak waktu untuk mempersiapkan khotbahnya. Ini menunjukkan bahwa memang kita
harus menyediakan waktu bagi bekerja dan berusaha.
Ketika Tuhan menciptakan manusia dan
menempatkannya di taman Eden, Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk
bersenang-senang dan menikmati keindahan taman. Tuhan menciptakan manusia untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu (Kej 2:15). Ini adalah bukti nyata bahwa
Tuhan tidak menghendaki manusia menjadi manusia yang pemalas dan pasrah, hanya
meminta kepada Tuhan tanpa mau berusaha.
Dalam Perjanjian Baru bahkan ada ayat yang lebih tegas lagi yang menyatakan
bahwa jika seseorang tidak mau bekerja, jangan ia makan (2 Tes 3:10).
Tuhan tidak ingin anak-anakNya menjadi orang
yang malas. Kita harus rajin dan melakukan pekerjaan dan usaha kita dengan giat
dan sebaik-baiknya. Tetapi perlu diingat juga bahwa motivasi kita dalam bekerja
dan berusaha juga harus benar. Jangan sampai kita terjebak pada pekerjaan dan
usaha kita sehingga kita melupakan Tuhan. Ingat bahwa dalam segala apapun yang
kita lakukan, termasuk dalam pekerjaan dan usaha kita, kita harus melakukan
yang terbaik agar nama Tuhan dipermuliakan. Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Mazmur 104:22-23
104:22 Apabila matahari terbit, berkumpullah
semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya;
104:23 manusia pun keluarlah ke pekerjaannya,
dan ke usahanya sampai petang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.