Jumat, 26 April 2013

Jauh di Mata, Dekat di Hati



Sabtu, 27 April 2013
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.” (1 Tes 2:17)


Jauh di Mata, Dekat di Hati


Bagi orang-orang yang sedang berjauhan dengan orang yang dikasihinya, entah seorang bapak yang harus pergi merantau meninggalkan keluarganya, atau seseorang yang sedang berjauhan dengan pacar atau kekasihnya, pasti sangat suka dengan istilah “jauh di mata, dekat di hati”. Istilah ini sudah populer sejak lama, bahkan sejak saya masih kecil. Memang dalam beberapa hal, kita harus mengalami hal yang tidak enak, yaitu harus berpisah sementara dengan orang yang kita kasihi, entah karena pekerjaan kita, studi kita, pelayanan kita, ataupun hal-hal lain yang kita tidak bisa prediksi sebelumnya.

Memang berjauhan itu tidak enak, apalagi berjauhan dengan orang yang sangat kita kasihi. Adalah lebih baik untuk bisa berdekatan dengan orang-orang yang kita kasihi. Paulus pun demikian halnya. Akan tetapi rasa kasih yang dirasakan Paulus itu sedikit berbeda dengan apa yang kita rasakan. Jika kebanyakan dari kita biasanya merindukan beberapa orang yang jauh dari kita (mungkin maksimal 10 orang), akan tetapi Paulus merindukan begitu banyak orang, yaitu jemaat-jemaat di setiap kota yang pernah dikunjunginya.

Jemaat Tesalonika sendiri mungkin bukan jemaat yang paling dikasihi Paulus. Tetapi jemaat Tesalonika adalah salah satu dari jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus. Paulus hanya sebentar saja berada di Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain untuk meneruskan pelayanannya. Itulah mengapa dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus mengatakan bahwa walaupun Paulus seketika terpisah dengan mereka, yaitu jauh di mata, akan tetapi mereka selali dekat di hati (ay. 17a). Bahkan Paulus sendiri mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk ingin bertemu kembali dengan jemaat Tesalonika dan telah berusaha untuk datang menjenguk mereka (ay. 17). Keinginan Paulus ini sangat kuat bahkan ia sudah beberapa kali berniat untuk datang ke Tesalonika, tetapi Iblis selalu mencegah Paulus untuk datang (ay. 18).

Rasa kasih dan rindu ini memang tidak datang begitu saja. Ada suatu chemistry antara Paulus dengan jemaat-jemat yang dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat Tuhan adalah pengharapan dan sukacita bagi Paulus. Mereka adalah mahkota kemegahan bagi Paulus ketika Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya (ay. 19). Bagaimana tidak, ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, sebenarnya hanya ada dua pertanyaan inti yang diajukan Tuhan kepada kita: Pertama, apakah kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus? Dan yang kedua, apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan Yesus?. Berbahagialah orang-orang seperti Paulus karena mereka akan mampu menjawab pertanyaan kedua dengan kepala yang tegak, karena mereka memiliki bukti nyata yaitu jemaat-jemaat yang telah mereka layani. Merekalah kemuliaan dan sukacita bagi Paulus di hadapan Tuhan (ay. 20).

Mungkin saat ini ada di antara kita yang merindukan keluarga kita, kekasih kita, atau teman dekat kita. Itu tidak salah. Akan tetapi alangkah baiknya jika kita juga merindukan orang-orang yang kita dahulu pernah kita layani, atau merindukan para pemimpin rohani kita. Bukan tanpa alasan kita merindukan mereka, karena kita pun harus selalu mendoakan mereka karena merekalah sukacita bagi kita di hadapan Tuhan. Walaupun kita harus berjauhan secara jarak, tetapi doa mampu menembus segala jarak dan membuat kita yang jauh menjadi dekat. Sudahkah kita mendoakan mereka, sehingga mereka yang jauh di mata tetap dekat di hati kita?

 

Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.
2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu -- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali --, tetapi Iblis telah mencegah kami.
2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.