Sabtu, 27 April
2013
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
“Tetapi kami, saudara-saudara, yang seketika
terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh,
dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.” (1 Tes
2:17)
Jauh di Mata,
Dekat di Hati
Bagi orang-orang yang sedang berjauhan dengan
orang yang dikasihinya, entah seorang bapak yang harus pergi merantau
meninggalkan keluarganya, atau seseorang yang sedang berjauhan dengan pacar
atau kekasihnya, pasti sangat suka dengan istilah “jauh di mata, dekat di
hati”. Istilah ini sudah populer sejak lama, bahkan sejak saya masih kecil.
Memang dalam beberapa hal, kita harus mengalami hal yang tidak enak, yaitu
harus berpisah sementara dengan orang yang kita kasihi, entah karena pekerjaan
kita, studi kita, pelayanan kita, ataupun hal-hal lain yang kita tidak bisa
prediksi sebelumnya.
Memang berjauhan itu tidak enak, apalagi
berjauhan dengan orang yang sangat kita kasihi. Adalah lebih baik untuk bisa
berdekatan dengan orang-orang yang kita kasihi. Paulus pun demikian halnya.
Akan tetapi rasa kasih yang dirasakan Paulus itu sedikit berbeda dengan apa
yang kita rasakan. Jika kebanyakan dari kita biasanya merindukan beberapa orang
yang jauh dari kita (mungkin maksimal 10 orang), akan tetapi Paulus merindukan
begitu banyak orang, yaitu jemaat-jemaat di setiap kota yang pernah
dikunjunginya.
Jemaat Tesalonika sendiri mungkin bukan
jemaat yang paling dikasihi Paulus. Tetapi jemaat Tesalonika adalah salah satu
dari jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus. Paulus hanya sebentar saja
berada di Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain untuk meneruskan
pelayanannya. Itulah mengapa dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus
mengatakan bahwa walaupun Paulus seketika terpisah dengan mereka, yaitu jauh di
mata, akan tetapi mereka selali dekat di hati (ay. 17a). Bahkan Paulus sendiri
mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk ingin bertemu kembali dengan jemaat
Tesalonika dan telah berusaha untuk datang menjenguk mereka (ay. 17). Keinginan
Paulus ini sangat kuat bahkan ia sudah beberapa kali berniat untuk datang ke
Tesalonika, tetapi Iblis selalu mencegah Paulus untuk datang (ay. 18).
Rasa kasih dan rindu ini memang tidak datang
begitu saja. Ada suatu chemistry antara
Paulus dengan jemaat-jemat yang dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat Tuhan
adalah pengharapan dan sukacita bagi Paulus. Mereka adalah mahkota kemegahan
bagi Paulus ketika Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya (ay. 19).
Bagaimana tidak, ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, sebenarnya
hanya ada dua pertanyaan inti yang diajukan Tuhan kepada kita: Pertama, apakah
kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus? Dan yang kedua, apa yang sudah kita
lakukan bagi Tuhan Yesus?. Berbahagialah orang-orang seperti Paulus karena
mereka akan mampu menjawab pertanyaan kedua dengan kepala yang tegak, karena
mereka memiliki bukti nyata yaitu jemaat-jemaat yang telah mereka layani.
Merekalah kemuliaan dan sukacita bagi Paulus di hadapan Tuhan (ay. 20).
Mungkin saat ini ada di antara kita yang
merindukan keluarga kita, kekasih kita, atau teman dekat kita. Itu tidak salah.
Akan tetapi alangkah baiknya jika kita juga merindukan orang-orang yang kita dahulu
pernah kita layani, atau merindukan para pemimpin rohani kita. Bukan tanpa
alasan kita merindukan mereka, karena kita pun harus selalu mendoakan mereka
karena merekalah sukacita bagi kita di hadapan Tuhan. Walaupun kita harus
berjauhan secara jarak, tetapi doa mampu menembus segala jarak dan membuat kita
yang jauh menjadi dekat. Sudahkah kita mendoakan mereka, sehingga mereka yang jauh di mata tetap dekat di hati kita?
Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 2:17-20
2:17 Tetapi kami, saudara-saudara, yang
seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di hati,
sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk
kamu.
2:18 Sebab kami telah berniat untuk datang
kepada kamu -- aku, Paulus, malahan lebih dari sekali --, tetapi Iblis telah
mencegah kami.
2:19 Sebab siapakah pengharapan kami atau
sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada
waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
2:20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan
sukacita kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.