Minggu, 28 April
2013
Bacaan Alkitab: Yesaya 45:9-11
“Celakalah orang yang berbantah dengan
Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata
kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya:
"Engkau tidak punya tangan!"” (Yes 45:9)
Protes kepada
Pencipta?
Ketika doa kita tidak dijawab-jawab Tuhan,
atau ketika kita mengalami hal yang tidak mengenakkan menurut kita, pernahkah
kita protes kepada Tuhan? Jika kita mau jujur, pada saat kita protes kepada
Tuhan itulah kita acapkali melakukan kesalahan kepada Tuhan. Apa maksudnya? Ketika
kita protes karena kita mengalami sesuatu yang seharusnya tidak kita alami, terkadang
kita berkata, “Duh Tuhan, kok hasilnya malah seperti ini sih? Kok malah aku
yang jadi menderita? Masa Tuhan nggak ngerti? Yang salah itu kan dia, kenapa
kok malah aku yang kena? Masa Tuhan nggak bisa bersikap adil sih?”. Seringkali
justru seperti itulah perkataan kita di hadapan Tuhan. Kita merasa diri kita
lebih pintar dari Tuhan.
Yesaya menggambarkan orang yang seperti ini
sama dengan pecahan (beling) periuk saja (ay. 9a). Kita semua adalah tanah liat
yang dibentuk oleh Tuhan sebagai tukang periuk kita (Yer 18:6). Tukang periuk
tentu saja adalah orang yang lebih dari kita karena ialah yang menciptakan
kita. Oleh karena itu, ketika kita yang adalah tanah liat berkata kepada Tuhan
yang adalah pembentuk kita, “Apakah yang Kauperbuat?” atau “Engkau tidak punya
tangan?”, maka itu sama saja dengan menghujat Tuhan (ay. 9).
Yesaya menyejajarkan orang seperti ini dengan
seorang anak yang berkata kepada ayahnya, “Apakah yang kauperanakkan?” dan
kepada ibunya, “Apakah yang kaulahirkan?” (ay. 10). Ini merupakan sikap yang sangat
kurang ajar. Jika kepada orang tua saja kita tidak boleh bersikap seperti itu,
tetapi tanpa kita sadari kita justru sering bersikap seperti itu kepada Tuhan.
Kita merasa bahwa sudut pandang kita jauh lebih baik dari sudut pandang Tuhan.
Kita merasa bahwa kita jauh lebih tahu daripada Tuhan. Padahal apakah mungkin
terjadi bahwa kita lebih baik daripada Tuhan? Bukankah kita itu hanyalah
ciptaan Tuhan? Kita hanyalah debu tanah yang diberi nafas hidup oleh Tuhan. Apakah
kita patut untuk mempertanyakan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita?
Sama sekali kita tidak punya hak melakukan
seperti itu. Justru Tuhanlah yang memiliki hak penuh atas hidup kita. Ia
berkuasa memberi kita hidup dan mengambil kembali kehidupan kita. Ia berkuasa
memberi kita kesehatan, harta kekayaan, dan berkat-berkat dalam kehidupan kita,
tetapi Ia juga berhak mengambil kembali segala yang ia telah berikan. Oleh
karena itu, kita sama sekali tidak memiliki hak apapun untuk mempertanyakan apa
yang telah kita alami kepada Tuhan, yaitu segala sesuatu yang telah dibuat oleh
tangan Tuhan (ay. 11).
Belajarlah dari Ayub, dimana ketika ia
mengalami masalah yang begitu berat, anak-anaknya meninggal, segala harta
bendanya habis, dan juga ia mengalami penyakit yang sangat menyakitkan, ia sama
sekali tidak mengucapkan kata-kata yang mempertanyakan maksud Tuhan. Ia percaya
sepenunya ke dalam tangan Tuhan. Bahkan ia berani berkata, “Tuhan yang memberi,
Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayb 1:21).
Bagaimana dengan kita, sudahkah kita memiliki
sikap yang benar di hadapan Tuhan? Seringkali ketika masalah datang, itu bukan
Tuhan yang salah tetapi kita yang salah. Bahkan ketika kita tidak salah tetapi
ada masalah, itu pun adalah rencana Tuhan bagi kita agar kita semakin dewasa di
hadapan Tuhan. Saya percaya bahwa ketika kita sudah hidup benar tetapi ada saja
masalah yang datang, maka itu adalah saat Tuhan menguji kita. Dan ketika kita
mampu untuk berserah sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, maka Tuhan akan membuat
kita naik tingkat ke tingkatan selanjutnya. Oleh karena itu, mari kita belajar
berserah sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Masalah yang kita hadapi jangan
dilihat dari sudut pandang negatif, tetapi jadikan itu kesempatan untuk tetap
memuliakan nama Tuhan.
Bacaan Alkitab: Yesaya 45:9-11
45:9 Celakalah orang yang berbantah dengan
Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata
kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah
dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"
45:10 Celakalah orang yang berkata kepada
ayahnya: "Apakah yang kauperanakkan?" dan kepada ibunya: "Apakah
yang kaulahirkan?"
45:11 Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus,
Allah dan Pembentuk Israel: "Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku
mengenai anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat
tangan-Ku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.