Jumat, 26 April 2013

Protes kepada Pencipta?



Minggu, 28 April 2013
Bacaan Alkitab: Yesaya 45:9-11
Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"” (Yes 45:9)


Protes kepada Pencipta?


Ketika doa kita tidak dijawab-jawab Tuhan, atau ketika kita mengalami hal yang tidak mengenakkan menurut kita, pernahkah kita protes kepada Tuhan? Jika kita mau jujur, pada saat kita protes kepada Tuhan itulah kita acapkali melakukan kesalahan kepada Tuhan. Apa maksudnya? Ketika kita protes karena kita mengalami sesuatu yang seharusnya tidak kita alami, terkadang kita berkata, “Duh Tuhan, kok hasilnya malah seperti ini sih? Kok malah aku yang jadi menderita? Masa Tuhan nggak ngerti? Yang salah itu kan dia, kenapa kok malah aku yang kena? Masa Tuhan nggak bisa bersikap adil sih?”. Seringkali justru seperti itulah perkataan kita di hadapan Tuhan. Kita merasa diri kita lebih pintar dari Tuhan.

Yesaya menggambarkan orang yang seperti ini sama dengan pecahan (beling) periuk saja (ay. 9a). Kita semua adalah tanah liat yang dibentuk oleh Tuhan sebagai tukang periuk kita (Yer 18:6). Tukang periuk tentu saja adalah orang yang lebih dari kita karena ialah yang menciptakan kita. Oleh karena itu, ketika kita yang adalah tanah liat berkata kepada Tuhan yang adalah pembentuk kita, “Apakah yang Kauperbuat?” atau “Engkau tidak punya tangan?”, maka itu sama saja dengan menghujat Tuhan (ay. 9).

Yesaya menyejajarkan orang seperti ini dengan seorang anak yang berkata kepada ayahnya, “Apakah yang kauperanakkan?” dan kepada ibunya, “Apakah yang kaulahirkan?” (ay. 10). Ini merupakan sikap yang sangat kurang ajar. Jika kepada orang tua saja kita tidak boleh bersikap seperti itu, tetapi tanpa kita sadari kita justru sering bersikap seperti itu kepada Tuhan. Kita merasa bahwa sudut pandang kita jauh lebih baik dari sudut pandang Tuhan. Kita merasa bahwa kita jauh lebih tahu daripada Tuhan. Padahal apakah mungkin terjadi bahwa kita lebih baik daripada Tuhan? Bukankah kita itu hanyalah ciptaan Tuhan? Kita hanyalah debu tanah yang diberi nafas hidup oleh Tuhan. Apakah kita patut untuk mempertanyakan apa yang Tuhan lakukan dalam hidup kita?

Sama sekali kita tidak punya hak melakukan seperti itu. Justru Tuhanlah yang memiliki hak penuh atas hidup kita. Ia berkuasa memberi kita hidup dan mengambil kembali kehidupan kita. Ia berkuasa memberi kita kesehatan, harta kekayaan, dan berkat-berkat dalam kehidupan kita, tetapi Ia juga berhak mengambil kembali segala yang ia telah berikan. Oleh karena itu, kita sama sekali tidak memiliki hak apapun untuk mempertanyakan apa yang telah kita alami kepada Tuhan, yaitu segala sesuatu yang telah dibuat oleh tangan Tuhan (ay. 11).

Belajarlah dari Ayub, dimana ketika ia mengalami masalah yang begitu berat, anak-anaknya meninggal, segala harta bendanya habis, dan juga ia mengalami penyakit yang sangat menyakitkan, ia sama sekali tidak mengucapkan kata-kata yang mempertanyakan maksud Tuhan. Ia percaya sepenunya ke dalam tangan Tuhan. Bahkan ia berani berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayb 1:21).

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita memiliki sikap yang benar di hadapan Tuhan? Seringkali ketika masalah datang, itu bukan Tuhan yang salah tetapi kita yang salah. Bahkan ketika kita tidak salah tetapi ada masalah, itu pun adalah rencana Tuhan bagi kita agar kita semakin dewasa di hadapan Tuhan. Saya percaya bahwa ketika kita sudah hidup benar tetapi ada saja masalah yang datang, maka itu adalah saat Tuhan menguji kita. Dan ketika kita mampu untuk berserah sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, maka Tuhan akan membuat kita naik tingkat ke tingkatan selanjutnya. Oleh karena itu, mari kita belajar berserah sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan. Masalah yang kita hadapi jangan dilihat dari sudut pandang negatif, tetapi jadikan itu kesempatan untuk tetap memuliakan nama Tuhan.



Bacaan Alkitab: Yesaya 45:9-11
45:9 Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya; dia tidak lain dari beling periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: "Apakah yang kaubuat?" atau yang telah dibuatnya: "Engkau tidak punya tangan!"
45:10 Celakalah orang yang berkata kepada ayahnya: "Apakah yang kauperanakkan?" dan kepada ibunya: "Apakah yang kaulahirkan?"
45:11 Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel: "Kamukah yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku mengenai anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku mengenai yang dibuat tangan-Ku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.