Minggu, 21 April
2013
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-17
“Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan
dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke
Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.” (Mat
1:17)
Pentingnya
Silsilah Keluarga
Pernahkah kita menyadari mengapa kitab
Perjanjian Baru (yaitu kitab Matius), dimulai dengan silsilah Tuhan Yesus?
Mengapa Perjanjian Baru tidak dimulai dengan kitab Yohanes misalnya, sehingga
Perjanjian Baru diawali oleh kata-kata “Pada mulanya adalah Firman” (Yoh 1:1)?
Memang dalam adat istiadat bangsa Yahudi pada waktu Yesus hidup, silsilah
keluarga sangatlah penting. Mengapa? Mari kita merujuk ke ratusan tahun
sebelumnya, dimana saat itu bangsa Israel setelah Salomo mati kemudian pecah
menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan Israel (10 suku) dan kerajaan Yehuda (2
suku). Kemudian kerajaan Israel diserahkan kepada raja Asyur dan kesepuluh suku
tersebut terbuang entah kemana, atau minimal kawin campur dengan bangsa lain
sehingga mereka tidak murni lagi merupakan keturunan Yakub. Sedangkan Kerajaan
Yehuda, walaupun sempat dibuang ke Babel, namun mereka akhirnya dapat kembali
lagi ke tanah perjanjian dan sekarang menjadi bangsa Yahudi.
Bangsa Yahudi setelah pembuangan ke Babel
sangat menjaga sekali “darah biru” mereka. Mereka mencatat siapa ayah mereka,
siapa kakek mereka, dan begitu seterusnya hingga dapat ditelusuri ke anak-anak
Yakub. Silsilah mereka sangat penting karena mereka harus tahu apakah mereka
benar-benar keturunan Yakub atau tidak. Itulah mengapa Matius saat menulis
kitab Injil yang terutama ditujukan kepada bangsa Yahudi sendiri, memulai
tulisannya dengan silsilah Yesus Kristus. Yesus Kristus memang anak Daud dan
anak Abraham (ay. 1). Anak Daud karena memang janji bahwa Mesias haruslah anak
Daud, sementara anak Abraham karena Abraham adalah bapa dari segala orang
beriman.
Matius menulis silsilah Yesus Kristus dengan
sangat rinci. Ada 14 keturunan dari Abraham hingga ke Daud (ay. 2-6a), 14
keturunan dari Daud hingga pembuangan ke Babel (ay. 6b-11) dan 14 keturunan
dari setelah pembuangan ke Babel hingga kepada kelahiran Yesus Kristus (ay. 12-16).
Hal ini dipertegas lagi dalam ayat selanjutnya yang menyimpulkan hal tersebut
(ay. 17).
Ada hal yang cukup menarik, yaitu dalam
silsilah Yesus Kristus, Matius tidak “menyembunyikan fakta” bahwa ada beberapa
nama orang-orang yang berdosa yang masuk ke dalam silsilah tersebut. Ada Yehuda
dan Tamar yang berzinah padahal mereka adalah mertua dan menantu. Ada pula Rut,
janda wanita dari Moab yang akhirnya menjadi isteri Boas. Ada pula Rahab,
pelacur dari Yerikho yang akhirnya diselamatkan dan bergabung dengan bangsa Israel.
Ada pula isteri Uria (Batsyeba) yang berzinah dengan Daud dan melahirkan
Salomo. Matius menulis silsilah Yesus apa adanya, lengkap dengan orang-orang
yang “benar” dan juga orang-orang yang “berdosa”.
Lalu, apa yang dapat kita pelajari dari
silsilah Yesus Kristus ini? Walaupun budaya di negara kita berbeda dengan
budaya di bangsa Yahudi, tetapi satu hal yang harus kita pahami, yaitu kita pun
harus berusaha menjaga silsilah kita dan generasi di bawah kita dengan
sebaik-baiknya. Apa maksudnya? Usahakan agar ketika generasi di bawah kita
(entah anak, cucu, atau generasi-generasi selanjutnya) merasa bangga memiliki
kita sebagai ayah, ibu, kakek, nenek, atau nenek moyangnya. Apa yang kita bisa
berikan bagi mereka selain nama baik kita yang dapat mereka banggakan suatu
saat nanti?
Walaupun demikian, mungkin ada di antara kita
yang memiliki silsilah yang “kurang bagus”. Mungkin ada di antara kita yang (mohon
maaf) adalah anak di luar pernikahan, sehingga tidak jelas siapa orang tua
kita. Atau mungkin ada di antara kita yang orang tua kita bercerai. Atau
mungkin juga ada di antara kita yang memiliki nenek moyang yang adalah seorang
penjahat atau koruptor. Memang hal itu tidak akan dapat dihapus begitu saja.
Tetapi ada 1 hal yang dapat kita lakukan, yaitu mencoba mengabaikan apa yang
sudah lalu, dan berusaha sebaik-baiknya agar hidup kita boleh menjadi teladan
yang baik bagi generasi selanjutnya. Di samping itu, kita pun perlu mendidik
generasi di bawah kita untuk dapat menjaga hidup mereka sehingga silsilah
generasi-generasi selanjutnya tetap baik. Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-17
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud,
anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak
memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari
Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab
memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab,
Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud
memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam
memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat
memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam
memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye
memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan
saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya
memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud
memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok
memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar
memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang
melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai
pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai
Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.