Jumat, 19 April 2013

Pentingnya Silsilah Keluarga



Minggu, 21 April 2013
Bacaan Alkitab: Matius 1:1-17
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.” (Mat 1:17)


Pentingnya Silsilah Keluarga


Pernahkah kita menyadari mengapa kitab Perjanjian Baru (yaitu kitab Matius), dimulai dengan silsilah Tuhan Yesus? Mengapa Perjanjian Baru tidak dimulai dengan kitab Yohanes misalnya, sehingga Perjanjian Baru diawali oleh kata-kata “Pada mulanya adalah Firman” (Yoh 1:1)? Memang dalam adat istiadat bangsa Yahudi pada waktu Yesus hidup, silsilah keluarga sangatlah penting. Mengapa? Mari kita merujuk ke ratusan tahun sebelumnya, dimana saat itu bangsa Israel setelah Salomo mati kemudian pecah menjadi 2 kerajaan, yaitu kerajaan Israel (10 suku) dan kerajaan Yehuda (2 suku). Kemudian kerajaan Israel diserahkan kepada raja Asyur dan kesepuluh suku tersebut terbuang entah kemana, atau minimal kawin campur dengan bangsa lain sehingga mereka tidak murni lagi merupakan keturunan Yakub. Sedangkan Kerajaan Yehuda, walaupun sempat dibuang ke Babel, namun mereka akhirnya dapat kembali lagi ke tanah perjanjian dan sekarang menjadi bangsa Yahudi.

Bangsa Yahudi setelah pembuangan ke Babel sangat menjaga sekali “darah biru” mereka. Mereka mencatat siapa ayah mereka, siapa kakek mereka, dan begitu seterusnya hingga dapat ditelusuri ke anak-anak Yakub. Silsilah mereka sangat penting karena mereka harus tahu apakah mereka benar-benar keturunan Yakub atau tidak. Itulah mengapa Matius saat menulis kitab Injil yang terutama ditujukan kepada bangsa Yahudi sendiri, memulai tulisannya dengan silsilah Yesus Kristus. Yesus Kristus memang anak Daud dan anak Abraham (ay. 1). Anak Daud karena memang janji bahwa Mesias haruslah anak Daud, sementara anak Abraham karena Abraham adalah bapa dari segala orang beriman.

Matius menulis silsilah Yesus Kristus dengan sangat rinci. Ada 14 keturunan dari Abraham hingga ke Daud (ay. 2-6a), 14 keturunan dari Daud hingga pembuangan ke Babel (ay. 6b-11) dan 14 keturunan dari setelah pembuangan ke Babel hingga kepada kelahiran Yesus Kristus (ay. 12-16). Hal ini dipertegas lagi dalam ayat selanjutnya yang menyimpulkan hal tersebut (ay. 17).

Ada hal yang cukup menarik, yaitu dalam silsilah Yesus Kristus, Matius tidak “menyembunyikan fakta” bahwa ada beberapa nama orang-orang yang berdosa yang masuk ke dalam silsilah tersebut. Ada Yehuda dan Tamar yang berzinah padahal mereka adalah mertua dan menantu. Ada pula Rut, janda wanita dari Moab yang akhirnya menjadi isteri Boas. Ada pula Rahab, pelacur dari Yerikho yang akhirnya diselamatkan dan bergabung dengan bangsa Israel. Ada pula isteri Uria (Batsyeba) yang berzinah dengan Daud dan melahirkan Salomo. Matius menulis silsilah Yesus apa adanya, lengkap dengan orang-orang yang “benar” dan juga orang-orang yang “berdosa”.

Lalu, apa yang dapat kita pelajari dari silsilah Yesus Kristus ini? Walaupun budaya di negara kita berbeda dengan budaya di bangsa Yahudi, tetapi satu hal yang harus kita pahami, yaitu kita pun harus berusaha menjaga silsilah kita dan generasi di bawah kita dengan sebaik-baiknya. Apa maksudnya? Usahakan agar ketika generasi di bawah kita (entah anak, cucu, atau generasi-generasi selanjutnya) merasa bangga memiliki kita sebagai ayah, ibu, kakek, nenek, atau nenek moyangnya. Apa yang kita bisa berikan bagi mereka selain nama baik kita yang dapat mereka banggakan suatu saat nanti?

Walaupun demikian, mungkin ada di antara kita yang memiliki silsilah yang “kurang bagus”. Mungkin ada di antara kita yang (mohon maaf) adalah anak di luar pernikahan, sehingga tidak jelas siapa orang tua kita. Atau mungkin ada di antara kita yang orang tua kita bercerai. Atau mungkin juga ada di antara kita yang memiliki nenek moyang yang adalah seorang penjahat atau koruptor. Memang hal itu tidak akan dapat dihapus begitu saja. Tetapi ada 1 hal yang dapat kita lakukan, yaitu mencoba mengabaikan apa yang sudah lalu, dan berusaha sebaik-baiknya agar hidup kita boleh menjadi teladan yang baik bagi generasi selanjutnya. Di samping itu, kita pun perlu mendidik generasi di bawah kita untuk dapat menjaga hidup mereka sehingga silsilah generasi-generasi selanjutnya tetap baik. Sudahkah kita melakukannya?


Bacaan Alkitab: Matius 1:1-17
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.