Minggu, 17 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Matius 11:28-30
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.” (Mat 11:29)
Beban Berat atau Kuk Tuhan?
Banyak orang
kadang-kadang suka mencomot ayat dari satu bagian tertentu, kemudian mencoba
menghubungkan dengan ayat lain di bagian Alkitab lainnya tanpa memperhatikan
konteks dari ayat tersebut dengan ayat-ayat sebelumnya. Memang tidak sepenuhnya
salah, karena kadang-kadang Tuhan bisa berbicara dari satu ayat kepada kita.
Akan tetapi jika ingin mengerti makna sebenarnya dari suatu ayat, tentu kita
perlu membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Demikian juga dengan ayat
Alkitab yang kita baca hari ini. Banyak orang Kristen hanya mau membaca ayat
28: “Marilah kepada-Ku [Tuhan Yesus], semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku [Tuhan Yesus] akan memberi kelegaan kepadamu”. Ayat yang luar biasa bukan?
Memang Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa, ketika kita letih lesu dan
memiliki beban berat dalam kehidupan kita, maka Tuhan akan memberi kelegaan
kepada kita?
Banyak orang
hanya melihat kata “kelegaan” pada ayat 28 tersebut dan menganggap bahwa ketika
kita mengalami masalah dan datang kepada Tuhan Yesus, pasti masalah kita
selesai dan kita akan bisa menjalani hidup kita tanpa masalah lagi. Benarkah
demikian? Tentu jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, kita akan lebih
mengerti makna dari ayat 28 tersebut. Tuhan memang akan memberikan kelegaan
kepada kita, akan tetapi Tuhan juga meminta kita untuk memikul kuk dari Tuhan
dan belajar kepada Tuhan (ay. 29a). Kuk adalah semacam alat yang dipasang pada
hewan ternak (umumnya sapi, kerbau, kuda, atau keledai) sehingga hewan tersebut
dapat menarik sesuatu yang dipasang di belakangnya (umumnya bajak atau
gerobak).
Jika kita
perhatikan, sepertinya ada kontradiksi antara ajakan Tuhan kepada manusia untuk
mendapatkan kelegaan dari Tuhan (ay. 28), dengan perintah Tuhan agar kita
memikul kuk yang Tuhan pasang (ay. 29a). Walaupun demikian, jika kita
perhatikan dengan sungguh-sungguh, ada perbedaan antara memikul beban yang
bukan dari Tuhan dengan memikul kuk yang dari Tuhan. Kuk dari Tuhan itu adalah
kuk yang enak dan bebannya ringan (ay. 30). Inilah harga yang harus dibayar
oleh setiap orang percaya, yaitu sangkal diri, pikul salib dan ikut Yesus (Mat
16:24). Mengiring Tuhan bukan berarti bebas dari masalah dan beban dunia,
tetapi tetap ada harga yang harus dibayar. Walaupun demikian, kita pun harus
belajar percaya bahwa beban dari Tuhan pasti jauh lebih baik daripada beban di
luar Tuhan.
Tuhan kita adalah
Tuhan yang lemah lembut dan rendah hati (ay. 29b). Ketika kita mau taat kepada
Tuhan, maka jiwa kita pun akan mendapatkan ketenangan (ay. 29c). Namun
seringkali kita hanya mau enaknya saja. Kita meminta kelegaan dan ketenangan
dari Tuhan, tetapi kita tidak mau membayar harga. Ibaratnya, kita menuntut hak
kita kepada Tuhan padahal kewajiban kita tidak kita lakukan sama sekali.
Bukankah itu sama saja dengan tidak menghargai Tuhan? Coba hitung, dalam hari
ini saja, berapa banyak kita bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat-berkatNya
dalam kehidupan kita? Di sisi lain, berapa banyak kita meminta kepada Tuhan
melalui doa-doa kita? Ingat, ajakan Tuhan Yesus memang berlaku bagi semua
orang, dan ketika kita datang kepadaNya maka
Tuhan pasti akan memberikan kelegaan kepada kita. Akan tetapi, ketika
Tuhan memasang kuk pada diri kita, maukah kita tetap tunduk dan melakukan
tanggung jawab dan bagian kita, sama seperti lembu yang tetap berjalan membajak
sawah ketika dipasang kuk pada lehernya?
Bacaan Alkitab: Matius 11:28-30
11:28 Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu.
11:29 Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk
yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.