Kamis, 14 Juni 2012

Beban Berat atau Kuk Tuhan?


Minggu, 17 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Matius 11:28-30
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Mat 11:29)


Beban Berat atau Kuk Tuhan?


Banyak orang kadang-kadang suka mencomot ayat dari satu bagian tertentu, kemudian mencoba menghubungkan dengan ayat lain di bagian Alkitab lainnya tanpa memperhatikan konteks dari ayat tersebut dengan ayat-ayat sebelumnya. Memang tidak sepenuhnya salah, karena kadang-kadang Tuhan bisa berbicara dari satu ayat kepada kita. Akan tetapi jika ingin mengerti makna sebenarnya dari suatu ayat, tentu kita perlu membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Demikian juga dengan ayat Alkitab yang kita baca hari ini. Banyak orang Kristen hanya mau membaca ayat 28: “Marilah kepada-Ku [Tuhan Yesus], semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku [Tuhan Yesus] akan memberi kelegaan kepadamu”. Ayat yang luar biasa bukan? Memang Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa, ketika kita letih lesu dan memiliki beban berat dalam kehidupan kita, maka Tuhan akan memberi kelegaan kepada kita?

Banyak orang hanya melihat kata “kelegaan” pada ayat 28 tersebut dan menganggap bahwa ketika kita mengalami masalah dan datang kepada Tuhan Yesus, pasti masalah kita selesai dan kita akan bisa menjalani hidup kita tanpa masalah lagi. Benarkah demikian? Tentu jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, kita akan lebih mengerti makna dari ayat 28 tersebut. Tuhan memang akan memberikan kelegaan kepada kita, akan tetapi Tuhan juga meminta kita untuk memikul kuk dari Tuhan dan belajar kepada Tuhan (ay. 29a). Kuk adalah semacam alat yang dipasang pada hewan ternak (umumnya sapi, kerbau, kuda, atau keledai) sehingga hewan tersebut dapat menarik sesuatu yang dipasang di belakangnya (umumnya bajak atau gerobak).

Jika kita perhatikan, sepertinya ada kontradiksi antara ajakan Tuhan kepada manusia untuk mendapatkan kelegaan dari Tuhan (ay. 28), dengan perintah Tuhan agar kita memikul kuk yang Tuhan pasang (ay. 29a). Walaupun demikian, jika kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, ada perbedaan antara memikul beban yang bukan dari Tuhan dengan memikul kuk yang dari Tuhan. Kuk dari Tuhan itu adalah kuk yang enak dan bebannya ringan (ay. 30). Inilah harga yang harus dibayar oleh setiap orang percaya, yaitu sangkal diri, pikul salib dan ikut Yesus (Mat 16:24). Mengiring Tuhan bukan berarti bebas dari masalah dan beban dunia, tetapi tetap ada harga yang harus dibayar. Walaupun demikian, kita pun harus belajar percaya bahwa beban dari Tuhan pasti jauh lebih baik daripada beban di luar Tuhan.

Tuhan kita adalah Tuhan yang lemah lembut dan rendah hati (ay. 29b). Ketika kita mau taat kepada Tuhan, maka jiwa kita pun akan mendapatkan ketenangan (ay. 29c). Namun seringkali kita hanya mau enaknya saja. Kita meminta kelegaan dan ketenangan dari Tuhan, tetapi kita tidak mau membayar harga. Ibaratnya, kita menuntut hak kita kepada Tuhan padahal kewajiban kita tidak kita lakukan sama sekali. Bukankah itu sama saja dengan tidak menghargai Tuhan? Coba hitung, dalam hari ini saja, berapa banyak kita bersyukur kepada Tuhan atas segala berkat-berkatNya dalam kehidupan kita? Di sisi lain, berapa banyak kita meminta kepada Tuhan melalui doa-doa kita? Ingat, ajakan Tuhan Yesus memang berlaku bagi semua orang, dan ketika kita datang kepadaNya maka  Tuhan pasti akan memberikan kelegaan kepada kita. Akan tetapi, ketika Tuhan memasang kuk pada diri kita, maukah kita tetap tunduk dan melakukan tanggung jawab dan bagian kita, sama seperti lembu yang tetap berjalan membajak sawah ketika dipasang kuk pada lehernya?


Bacaan Alkitab: Matius 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.