Kamis, 14 Juni 2012
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” (2 Kor 9:7)
Menabur dengan Sukacita
Ketika saya naik
angkutan umum, saya sering menemukan berbagai cara orang meminta-minta sedekah.
Ada yang hanya mengemis dengan menunjukkan bagian tubuhnya yang cacat, seperti
buta dan timpang, ada yang mengemis dengan menunjukkan wajah rentanya, ada yang
mengemis sambil membawa bayi, ada yang mengemis dengan cara mengamen, ada juga
yang mengemis setengah memaksa sambil bernada mengancam. Bermacam-macam cara
yang mereka lakukan agar mendapatkan uang dari penumpang angkutan umum
tersebut. Tetapi jika ditanya kepada para penumpang, saya yakin sebagian besar
mereka tidak suka kepada para pengemis yang meminta dengan nada memaksa.
Kalaupun para penumpang memberi uang kepada golongan pengemis ini, pasti mereka
tidak memberi dengan sukacita, tetapi memberi dengan terpaksa dan dengan
“ngedumel”.
Alkitab penuh
dengan janji-janji Tuhan bagi umatNya, tetapi memang ada harga yang harus
dibayar oleh umatNya untuk mendapatkan janji-janji Tuhan tersebut. Ketika kita
mau bayar harga, memberi waktu kita untuk Tuhan, memberi pikiran kita untuk
Tuhan, memberi hati untuk Tuhan dan juga memberi harta untuk Tuhan, tentu Tuhan
pasti akan mengembalikan kepada kita berlipat-lipat ganda. Inti hukum Tuhan tentang
hukum tabur tuai ini tertuang dalam ayat berikut ini: “Orang yang menabur
sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga” (ay. 6). Ketika kita berani menabur banyak di dalam ladang Tuhan,
tentu saja kita akan menuai banyak pula dari ladang Tuhan tersebut. Saya yakin
dan teramat yakin bahwa para pendeta yang memiliki gereja dan jemaat yang besar
tentu mengawali pelayanannya dari gereja dan jemaat yang kecil, dengan penuh
kesetiaan melayani dan membayar harga pelayanan mereka, sehingga Tuhan mempercayakan
jemaat yang lebih besar dan lebih besar lagi hingga sekarang ini.
Walaupun memang
Alkitab mengatakan bahwa siapa menabur banyak akan menuai banyak, dan
sebaliknya, ada satu kunci lagi dalam hukum tabur tuai yaitu menabur dengan
sukacita (ay. 7b). Apa artinya menabur atau memberi dengan sukacita? Sederhana
saja, memberi dengan sukacita berarti memberi dengan rela hati, tidak memberi
dengan sedih hati ataupun memberi dengan terpaksa (ay. 7a). Memberi dengan
sukacita tidak hanya berbicara tentang memberi harta, tetapi juga memberi hidup
kita sebagai persembahan yang hidup di hadapan Allah (Rm 12:1). Ketika kita memberi
kepada Allah, adakah kita memberi dengan sedih atau memberi karena terpaksa,
atau karena tidak enak kepada pendeta kita. Kita harus sadar bahwa pemberian
yang terbaik adalah pemberian yang tulus, dan prinsip itu juga yang harus kita
terapkan dalam memberi kepada Allah.
Ketika kita
memberi dengan prinsip yang benar, maka Firman Tuhan pasti akan digenapi dalam
kehidupan kita. Tuhan akan mencukupkan kita dalam segala sesuatunya, bahkan
akan membuat kita berkelebihan (ay. 8). Tentu saja, ketika kita berkecukupan
dan berkelebihan, itu semua bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga
untuk orang lain. Kita diberkati agar kita menjadi berkat bagi orang lain.
Ketika kita menuai hasil dari apa yang kita tabur sebelumnya, kita harus ingat
bahwa hasil yang kita tuai tersebut harus kita tabur kembali agar kita tetap
menuai di kemudian hari. Ketika kita menabur dalam sukacita, maka kita pun akan
menuai dalam sukacita, sebaliknya ketika kita menabur dalam paksaan, maka kita
pun akan menuai dengan terpaksa. Sudahkah kita menabur dengan sukacita?
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 9:6-8
9:6 Camkanlah
ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang
menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah
sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa
berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.