Kamis, 21 Juni 2012

Mertua vs Menantu Versi Alkitab


Sabtu, 23 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Rut 4:13-15
Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.” (Rut 4:15)


Mertua vs Menantu Versi Alkitab


Menurut anda, siapakah wanita yang paling berbahagia di dalam Alkitab? Mungkin ada yang menjawab bahwa Maria, Ibu Yesus sebagai wanita yang paling berbahagia. Mungkin ada juga yang menjawab Maria Magdalena. Mungkin ada juga di antara kita yang menjawab Sara, Debora, atau nama-nama wanita lain dalam Alkitab. Tetapi saya pernah membaca di suatu artikel, bahwa wanita yang paling berbahagia dalam Alkitab adalah Hawa. Mengapa demikian? Artikel tersebut memberi alasan bahwa Hawa adalah wanita yang paling berbahagia karena tidak memiliki mertua. Memang ini hanya suatu lelucon saja, tetapi memang barangkali ada benarnya juga walaupun tidak dapat dikatakan 100% benar.

Sejak dahulu, hubungan antara mertua dengan menantu (khususnya ibu mertua dengan menantu wanita) memang sangat riskan. Hal ini memang sudah naluri manusia, khususnya bagi seorang ibu yang merasa anak laki-lakinya “diambil” oleh menantu perempuannya, padahal ia sudah membesarkan anak laki-lakinya dengan susah payah sejak dari dalam kandungan, melahirkannya, mendidiknya hingga besar, dan ternyata sang anak harus meninggalkannya dan bersatu dengan isteri dan keluarga barunya. Memang dalam Alkitab juga disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya serta bersatu dengan isterinya (Kej 2:24). Lalu, apakah memang hubungan mertua dan menantu memang tidak dapat akur? Alkitab kita sendiri ternyata sudah memberi contoh bahwa ada satu pasang mertua dan menantu yang justru sangat akur dan rukun, yaitu Naomi dan Rut.

Jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya dari kitab Rut ini, maka kita akan menemukan fakta bahwa Naomi adalah orang Israel sedangkan Rut adalah orang  Moab. Secara logika manusia saja sudah tidak mungkin bahwa mereka berdua bisa akur, tetapi ada satu titik dimana hubungan Naomi dan Rut akhirnya naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu ketika Rut berkata kepada Naomi, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut” (Rut 1:16-17).

Sejak saat itu hubungan Naomi dengan Rut menjadi begitu erat, bahkan Naomi pun membantu mengatur agar Rut dapat menikah dengan Boas. Setelah mereka berdua menikah, Tuhan pun memberikan seorang anak laki-laki kepada Rut (ay. 13), sesuatu yang belum ia dapatkan selama ini. Karena anak laki-laki itulah, Naomi pun tidak lagi menjadi janda yang tidak  berpengharapan, melainkan menjadi janda yang berbahagia, karena ia sekarang telah memiliki keturunan, bahkan dari keturunannya akan muncul Yesus, Mesias yang akan menyelamatkan tidak hanya bangsa Israel tetapi juga semua bangsa yang mau percaya kepadaNya.

Walaupun renungan hari ini cukup sederhana, tetapi saya rindu kita boleh mengambi suatu kesimpulan, bahwa di dalam Tuhan Yesus, seharusnya tidak akan ada permasalahan antara mertua dan menantu, atau permasalahan antar keluarga bahkan antar jemaat. Jika kedua belah pihak sudah merupakan orang-orang yang telah lahir baru, yang telah memiliki karakter baru di dalam Tuhan Yesus, seharusnya sudah tidak ada lagi perselisihan. Ketika kita memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, maka seharusnya kita juga akan memiliki hubungan yang baik dengan sesama kita. Naomi sendiri, telah menganggap menantunya, Rut, sebagai wanita yang sangat berharga, bahkan lebih berharga daripada tujuh anak laki-laki (ay. 15).

Pertanyaannya bagi kita hari ini, apakah kita sudah memiliki kasih dalam kehidupan kita? Bagi kita yang sudah memiliki peran sebagai mertua ataupun menantu, sudahkah kita juga mengasihi menantu atau mertua kita? Bagaimana dengan mengasihi kedua orang tua kita, saudara kita, anak kita, mengasihi jemaat lain bahkan mengasihi orang yang membenci kita (Luk 6:27)? Marilah kita belajar dari tokoh-tokoh Alkitab seperti Naomi dan Rut ini, menjadi orang-orang yang luar biasa yang memiliki kasih yang luar biasa juga, karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita.


Bacaan Alkitab: Rut 4:13-15
4:13 Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.
4:14 Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.
4:15 Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.