Sabtu, 23 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Rut 4:13-15
“Dan dialah yang akan menyegarkan jiwamu dan
memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang
mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari
tujuh anak laki-laki.” (Rut 4:15)
Mertua vs Menantu Versi Alkitab
Menurut anda,
siapakah wanita yang paling berbahagia di dalam Alkitab? Mungkin ada yang
menjawab bahwa Maria, Ibu Yesus sebagai wanita yang paling berbahagia. Mungkin
ada juga yang menjawab Maria Magdalena. Mungkin ada juga di antara kita yang
menjawab Sara, Debora, atau nama-nama wanita lain dalam Alkitab. Tetapi saya
pernah membaca di suatu artikel, bahwa wanita yang paling berbahagia dalam
Alkitab adalah Hawa. Mengapa demikian? Artikel tersebut memberi alasan bahwa
Hawa adalah wanita yang paling berbahagia karena tidak memiliki mertua. Memang
ini hanya suatu lelucon saja, tetapi memang barangkali ada benarnya juga
walaupun tidak dapat dikatakan 100% benar.
Sejak dahulu,
hubungan antara mertua dengan menantu (khususnya ibu mertua dengan menantu
wanita) memang sangat riskan. Hal ini memang sudah naluri manusia, khususnya
bagi seorang ibu yang merasa anak laki-lakinya “diambil” oleh menantu
perempuannya, padahal ia sudah membesarkan anak laki-lakinya dengan susah payah
sejak dari dalam kandungan, melahirkannya, mendidiknya hingga besar, dan
ternyata sang anak harus meninggalkannya dan bersatu dengan isteri dan keluarga
barunya. Memang dalam Alkitab juga disebutkan bahwa seorang laki-laki akan
meninggalkan ayah dan ibunya serta bersatu dengan isterinya (Kej 2:24). Lalu,
apakah memang hubungan mertua dan menantu memang tidak dapat akur? Alkitab kita
sendiri ternyata sudah memberi contoh bahwa ada satu pasang mertua dan menantu yang
justru sangat akur dan rukun, yaitu Naomi dan Rut.
Jika kita membaca
ayat-ayat sebelumnya dari kitab Rut ini, maka kita akan menemukan fakta bahwa
Naomi adalah orang Israel sedangkan Rut adalah orang Moab. Secara logika manusia saja sudah tidak
mungkin bahwa mereka berdua bisa akur, tetapi ada satu titik dimana hubungan
Naomi dan Rut akhirnya naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi, yaitu ketika
Rut berkata kepada Naomi, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang
dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku
pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah
bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan
di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih
lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain
dari pada maut” (Rut 1:16-17).
Sejak saat itu
hubungan Naomi dengan Rut menjadi begitu erat, bahkan Naomi pun membantu
mengatur agar Rut dapat menikah dengan Boas. Setelah mereka berdua menikah,
Tuhan pun memberikan seorang anak laki-laki kepada Rut (ay. 13), sesuatu yang
belum ia dapatkan selama ini. Karena anak laki-laki itulah, Naomi pun tidak
lagi menjadi janda yang tidak
berpengharapan, melainkan menjadi janda yang berbahagia, karena ia
sekarang telah memiliki keturunan, bahkan dari keturunannya akan muncul Yesus,
Mesias yang akan menyelamatkan tidak hanya bangsa Israel tetapi juga semua
bangsa yang mau percaya kepadaNya.
Walaupun renungan
hari ini cukup sederhana, tetapi saya rindu kita boleh mengambi suatu
kesimpulan, bahwa di dalam Tuhan Yesus, seharusnya tidak akan ada permasalahan
antara mertua dan menantu, atau permasalahan antar keluarga bahkan antar
jemaat. Jika kedua belah pihak sudah merupakan orang-orang yang telah lahir
baru, yang telah memiliki karakter baru di dalam Tuhan Yesus, seharusnya sudah
tidak ada lagi perselisihan. Ketika kita memiliki hubungan yang baik dengan
Tuhan, maka seharusnya kita juga akan memiliki hubungan yang baik dengan sesama
kita. Naomi sendiri, telah menganggap menantunya, Rut, sebagai wanita yang
sangat berharga, bahkan lebih berharga daripada tujuh anak laki-laki (ay. 15).
Pertanyaannya
bagi kita hari ini, apakah kita sudah memiliki kasih dalam kehidupan kita? Bagi
kita yang sudah memiliki peran sebagai mertua ataupun menantu, sudahkah kita
juga mengasihi menantu atau mertua kita? Bagaimana dengan mengasihi kedua orang
tua kita, saudara kita, anak kita, mengasihi jemaat lain bahkan mengasihi orang
yang membenci kita (Luk 6:27)? Marilah kita belajar dari tokoh-tokoh Alkitab
seperti Naomi dan Rut ini, menjadi orang-orang yang luar biasa yang memiliki
kasih yang luar biasa juga, karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Bacaan Alkitab: Rut 4:13-15
4:13 Lalu Boas
mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka
atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak
laki-laki.
4:14 Sebab itu
perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah
rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah
kiranya nama anak itu di Israel.
4:15 Dan dialah
yang akan menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah
putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan
yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.