Selasa, 05 Juni 2012

Prinsip Menjadi Pemimpin


Rabu, 6 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Ulangan 17:14-20
Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya.” (Ul 17:19)


Prinsip Menjadi Pemimpin


Bangsa Israel adalah bangsa yang spesial. Mengapa demikian? Karena Tuhan sendiri yang memilih bangsa Israel menjadi bangsa kesayanganNya. Walaupun demikian bangsa Israel justru bersikap “ngelunjak” kepada Tuhan. Seharusnya, karena bangsa Israel merupakan satu-satunya bangsa yang dipimpin oleh Tuhan sendiri secara langsung, maka mereka seharusnya tidak memiliki raja seperti bangsa-bangsa lainnya, karena Tuhan sendiri akan menjadi Raja bagi bangsa Israel. Tetapi mengingat bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, maka Tuhan pun sudah mengingatkan bangsa Israel saat mereka masih di padang gurun, bahwa ketika mereka nanti akan masuk ke tanah Kanaan dan mendudukinya, mereka boleh mengangkat raja yang sesuai dengan perintah Tuhan (ay. 14).

Menjadi raja atas bangsa Israel sebetulnya tidak mudah. Bangsa Israel memiliki karakter sebagai bangsa pemberontak. Tuhan saja mungkin sudah kesal juga memimpin bangsa Israel, apalagi manusia yang menjadi raja atas mereka. Sejarah membuktikan, bahkan hal ini juga dapat kita lihat di Alkitab, bahwa sejak bangsa Israel memiliki seorang raja, justru kehidupan kerohanian bangsa Israel semakin merosot. Mereka jatuh dalam penyembahan berhala, semakin jauh dari Tuhan dan sebagai hukumannya mereka pun dikalahkan bangsa-bangsa lain.

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal dalam bacaan Alkitab kita hari ini yang menunjukkan beberapa prinsip bagaimana menjadi pemimpin (raja) yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan, dan hal ini pun dapat kita terapkan dalam kehidupan kita saat ini, entah di kantor, di pelayanan, atau dimana saja.

Pertama, menjadi pemimpin yang dipilih Tuhan (ay. 15). Penting untuk kita sadari bahwa ketika kita menjadi pemimpin, dimanapun itu, semua adalah karena pilihan Tuhan. Kita menjadi pemimpin bukan hanya karena kemampuan kita, tetapi lebih karena Tuhan yang menempatkan kita di posisi tersebut. Dan ketika kita menyadari bahwa Tuhan yang menempatkan kita, maka kita akan mengerti bahwa pasti ada rencana dan tujuan Tuhan bagi kita.

Kedua, menjadi pemimpin yang maju dan bukan mundur (ay. 16). Memang kita perlu belajar dari masa lalu, dari segala kegagalan dan juga keberhasilan kita. Tetapi waktu tidak pernah mundur, dan kita perlu tetap melangkah maju. Masa lalu bukan menjadi beban yang terus menghantui kita tetapi harus kita jadikan batu loncatan dan tonggak agar kita menjadi lebih baik lagi.

Ketiga, menjadi pemimpin yang setia dan sederhana (ay. 17). Memang ketika kita sudah menjadi pemimpin, mulai muncul banyak godaan, antara lain godaan untuk tidak setia, seperti memiliki isteri muda atau selingkuh, serta godaan untuk mendapatkan harta lebih banyak lagi. Celakanya, godaan tersebut seringkali menjadi celah yang menjatuhkan seorang pemimpin. Untuk itu kita perlu menjadi seorang pemimpin yang tetap setia dan sederhana walau Tuhan sudah memberkati kita secara luar biasa.

Keempat, menjadi pemimpin yang hidup berdasarkan Firman Tuhan (ay. 18-19). Firman Tuhan adalah bekal bagi kita untuk menjalani hari-hari kehidupan kita. Dalam Firman Tuhan ada petunjuk-petunjuk dari Tuhan tentang bagaimana kita harus hidup, bagaimana kita harus bersikap dan mungkin saja Tuhan berbicara melalui beberapa ayat yang kita baca. Itulah mengapa ketika kita sudah menjadi pemimpin, kita tidak boleh melupakan dan meninggalkan Firman Tuhan tetapi justru harus lebih mengandalkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita.

Kelima, menjadi pemimpin yang tidak tinggi hati (ay. 20a). Kelemahan manusia adalah ketika masih menjadi bawahan mereka biasanya bersikap biasa saja. Tetapi begitu orang tersebu menjadi pemimpin, mereka mulai menjadi sombong dan tinggi hati, dan melupakan orang-orang lain yang sebenarnya telah berjasa kepadanya. Kita perlu hati-hati akan kesombongan, karena hal tersebut dapat menjatuhkan seorang pemimpin jauh lebih cepat daripada yang dibayangkan.

Keenam, menjadi pemimpin yang lurus, alias tidak menyimpang ke kiri dan kekanan (ay. 20b). Hal ini juga menjadi penting karena sebagai seorang pemimpin, jika kita menyimpang ke kiri atau ke kanan, maka bukan hanya kita yang menyimpang tetapi juga orang-orang di belakang kita akan ikut menyimpang. Bayangkan jika seorang gembala sidang menyimpang dari Firman Tuhan, bukan hanya gembala tersebut yang berdosa tetapi juga akan ada jemaat yang menyimpang dan ikut berdosa juga.

Semoga keenam hal tersebut tidak terlupakan oleh kita ketika kita menjadi pemimpin suatu saat nanti, atau bahkan di saat ini. Jika kita menjadi pemimpin yang takut akan Tuhan, menjadi pemimpin yang benar, maka tentu saja kita akan memerintah dalam waktu yang relatif lama (ay. 20b). Mungkin saja akan ada orang-orang yang mencoba menjatuhkan kita, tetapi ketika kita benar-benar menjadi pemimpin yang benar di hadapan Tuhan, maka Tuhan pasti akan membela kita dan akan membuat kita timbul seperti emas murni (Ayb 23:10).


Bacaan Alkitab: Ulangan 17:14-20
17:14 "Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku,
17:15 maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu.
17:16 Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.
17:17 Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perak pun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
17:18 Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi.
17:19 Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,
17:20 supaya jangan ia tinggi hati terhadap saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang Israel."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.