Rabu, 6
Juni 2012
Bacaan
Alkitab: Ulangan 17:14-20
“Itulah yang harus ada di
sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan
TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk
dilakukannya.” (Ul 17:19)
Prinsip
Menjadi Pemimpin
Bangsa Israel adalah bangsa yang spesial. Mengapa demikian? Karena Tuhan
sendiri yang memilih bangsa Israel menjadi bangsa kesayanganNya. Walaupun
demikian bangsa Israel justru bersikap “ngelunjak” kepada Tuhan. Seharusnya,
karena bangsa Israel merupakan satu-satunya bangsa yang dipimpin oleh Tuhan
sendiri secara langsung, maka mereka seharusnya tidak memiliki raja seperti
bangsa-bangsa lainnya, karena Tuhan sendiri akan menjadi Raja bagi bangsa
Israel. Tetapi mengingat bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk, maka Tuhan
pun sudah mengingatkan bangsa Israel saat mereka masih di padang gurun, bahwa
ketika mereka nanti akan masuk ke tanah Kanaan dan mendudukinya, mereka boleh
mengangkat raja yang sesuai dengan perintah Tuhan (ay. 14).
Menjadi raja atas bangsa Israel sebetulnya tidak mudah. Bangsa Israel
memiliki karakter sebagai bangsa pemberontak. Tuhan saja mungkin sudah kesal
juga memimpin bangsa Israel, apalagi manusia yang menjadi raja atas mereka.
Sejarah membuktikan, bahkan hal ini juga dapat kita lihat di Alkitab, bahwa sejak
bangsa Israel memiliki seorang raja, justru kehidupan kerohanian bangsa Israel
semakin merosot. Mereka jatuh dalam penyembahan berhala, semakin jauh dari
Tuhan dan sebagai hukumannya mereka pun dikalahkan bangsa-bangsa lain.
Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal dalam bacaan Alkitab kita hari
ini yang menunjukkan beberapa prinsip bagaimana menjadi pemimpin (raja) yang
baik dan berkenan di hadapan Tuhan, dan hal ini pun dapat kita terapkan dalam
kehidupan kita saat ini, entah di kantor, di pelayanan, atau dimana saja.
Pertama, menjadi pemimpin yang dipilih Tuhan (ay. 15). Penting untuk kita
sadari bahwa ketika kita menjadi pemimpin, dimanapun itu, semua adalah karena
pilihan Tuhan. Kita menjadi pemimpin bukan hanya karena kemampuan kita, tetapi
lebih karena Tuhan yang menempatkan kita di posisi tersebut. Dan ketika kita
menyadari bahwa Tuhan yang menempatkan kita, maka kita akan mengerti bahwa
pasti ada rencana dan tujuan Tuhan bagi kita.
Kedua, menjadi pemimpin yang maju dan bukan mundur (ay. 16). Memang kita
perlu belajar dari masa lalu, dari segala kegagalan dan juga keberhasilan kita.
Tetapi waktu tidak pernah mundur, dan kita perlu tetap melangkah maju. Masa
lalu bukan menjadi beban yang terus menghantui kita tetapi harus kita jadikan
batu loncatan dan tonggak agar kita menjadi lebih baik lagi.
Ketiga, menjadi pemimpin yang setia dan sederhana (ay. 17). Memang ketika
kita sudah menjadi pemimpin, mulai muncul banyak godaan, antara lain godaan
untuk tidak setia, seperti memiliki isteri muda atau selingkuh, serta godaan
untuk mendapatkan harta lebih banyak lagi. Celakanya, godaan tersebut
seringkali menjadi celah yang menjatuhkan seorang pemimpin. Untuk itu kita
perlu menjadi seorang pemimpin yang tetap setia dan sederhana walau Tuhan sudah
memberkati kita secara luar biasa.
Keempat, menjadi pemimpin yang hidup berdasarkan Firman Tuhan (ay. 18-19). Firman
Tuhan adalah bekal bagi kita untuk menjalani hari-hari kehidupan kita. Dalam
Firman Tuhan ada petunjuk-petunjuk dari Tuhan tentang bagaimana kita harus
hidup, bagaimana kita harus bersikap dan mungkin saja Tuhan berbicara melalui
beberapa ayat yang kita baca. Itulah mengapa ketika kita sudah menjadi
pemimpin, kita tidak boleh melupakan dan meninggalkan Firman Tuhan tetapi
justru harus lebih mengandalkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita.
Kelima, menjadi pemimpin yang tidak tinggi hati (ay. 20a). Kelemahan
manusia adalah ketika masih menjadi bawahan mereka biasanya bersikap biasa
saja. Tetapi begitu orang tersebu menjadi pemimpin, mereka mulai menjadi
sombong dan tinggi hati, dan melupakan orang-orang lain yang sebenarnya telah
berjasa kepadanya. Kita perlu hati-hati akan kesombongan, karena hal tersebut
dapat menjatuhkan seorang pemimpin jauh lebih cepat daripada yang dibayangkan.
Keenam, menjadi pemimpin yang lurus, alias tidak menyimpang ke kiri dan
kekanan (ay. 20b). Hal ini juga menjadi penting karena sebagai seorang
pemimpin, jika kita menyimpang ke kiri atau ke kanan, maka bukan hanya kita
yang menyimpang tetapi juga orang-orang di belakang kita akan ikut menyimpang.
Bayangkan jika seorang gembala sidang menyimpang dari Firman Tuhan, bukan hanya
gembala tersebut yang berdosa tetapi juga akan ada jemaat yang menyimpang dan
ikut berdosa juga.
Semoga keenam hal tersebut tidak terlupakan oleh kita ketika kita menjadi
pemimpin suatu saat nanti, atau bahkan di saat ini. Jika kita menjadi pemimpin
yang takut akan Tuhan, menjadi pemimpin yang benar, maka tentu saja kita akan
memerintah dalam waktu yang relatif lama (ay. 20b). Mungkin saja akan ada
orang-orang yang mencoba menjatuhkan kita, tetapi ketika kita benar-benar
menjadi pemimpin yang benar di hadapan Tuhan, maka Tuhan pasti akan membela
kita dan akan membuat kita timbul seperti emas murni (Ayb 23:10).
Bacaan
Alkitab: Ulangan 17:14-20
17:14 "Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau
berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di
sekelilingku,
17:15 maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat
atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang
raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat
atasmu.
17:16 Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia
mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah
berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi.
17:17 Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan
menyimpang; emas dan perak pun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.
17:18 Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh
menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang
Lewi.
17:19 Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur
hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala
isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,
17:20 supaya jangan ia tinggi hati terhadap
saudara-saudaranya, supaya jangan ia menyimpang dari perintah itu ke kanan atau
ke kiri, agar lama ia memerintah, ia dan anak-anaknya di tengah-tengah orang
Israel."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.