Kamis, 7
Juni 2012
Bacaan
Alkitab: Kejadian 28:6-9
“Sebab itu ia [Esau] pergi
kepada Ismael dan mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua
isterinya yang telah ada. Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik
Nebayot.” (Kej
28:9)
Kesalahan
yang Tidak Diperbaiki oleh Esau
Saya yakin kita semua pasti pernah berada dalam
kondisi dimana kita telah melakukan suatu kesalahan. Dan sebagai manusia, wajar
bagi kita untuk melakukan kesalahan. Tetapi akan menjadi tidak wajar apabila
kita tidak pernah belajar dari kesalahan kita. Akan menjadi tidak wajar apabila
kita terus menerus jatuh ke dalam kesalahan yang sama. Akan menjadi tidak wajar
juga apabila kesalahan yang sempat kita perbuat tersebut juga tidak kita
perbaiki dan hanya kita biarkan saja.
Demikian juga dengan apa yang kita baca dalam
bacaan Kitab Suci kita hari ini. Ketika Yakub merebut berkat yang seharusnya
diterima oleh Esau, sebenarnya Esau pun juga tahu bahwa salah satu penyebab dari
lepasnya berkat dan hak kesulungan Esau adalah karena Ishak dan Ribka sebagai
kedua orang tua Esau tidak terlalu suka kepada Esau. Hal tersebut sebenarnya
sudah tergambar dengan jelas pada pasal-pasal sebelumnya, yaitu ketika Esau
mengambil Yudit dan Basmat, kedua-duanya orang Het menjadi isterinya. Alkitab
mengatakan bahwa kedua perempuan tersebut menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak
dan Ribka selaku orang tua Esau (Kej 26:34-35).
Esau akhirnya paham ketika Ishak berkata kepada
Yakub agar ia tidak mengambil isteri dari antara perempuan Kanaan (ay. 6). Saya
yakin bahwa Ishak dan Ribka juga sudah menyampaikan hal yang sama kepada Esau
agar ia tidak mengambil isteri dari antara perempuan Kanaan. Tetapi inilah
perbedaan antara Esau dan Yakub, yaitu Esau tidak mendengarkan apa keinginan
kedua orang tuanya, malahan ia mengambil dua isteri sekaligus dari orang Kanaan
(orang Het), sedangkan Yakub mendengarkan perkataan ayah dan ibunya (ay. 7).
Esau sebenarnya sadar bahwa perempuan Kanaan tersebut
tidak disukai oleh Ishak dan juga Ribka (ay. 8). Dan sebenarnya Esau memiliki
kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya tersebut. Bagaimana caranya? Menurut
saya salah satu caranya adalah dengan menceraikan kedua isterinya tersebut dan
mencari isteri baru yang sesuai dengan keinginan Ishak dan Ribka. Satu-satunya
cara untuk memperbaiki kesalahannya adalah membuang apa yang salah dan
menggantinya dengan yang benar. Tetapi apa yang Esau lakukan? Ia tidak
memperbaiki kesalahan melainkan hanya mencoba mengurangi dampak kesalahannya.
Ia akhirnya pergi kepada Ismael (kakak Ishak) dan mengambil Mahalat, anak
Ismael, menjadi isteri ketiganya (ay. 9).
Kira-kira, jika kita menjadi Ishak atau Ribka,
apakah kita akan setuju dengan tindakan Esau ini? Memang ia akhirnya mengambil
perempuan dari kaumnya sendiri. Tetapi dengan tidak membuang dua isterinya yang
terdahulu, maka menurut saya hal itu sama saja tidak mengubah keadaan, hanya
mengurangi dampak kesalahannya. Ibarat ban yang sudah banyak bocor, tindakan
yang benar adalah mengganti ban tersebut dengan baru. Tetapi apa yang dilakukan
Esau bagaikan menambal terus menerus ban tersebut tanpa mau menggantinya.
Bagaimana dengan kita? Pernahkah kita melakukan
suatu kesalahan yang fatal dalam kehidupan kita? Mungkin suatu kesalahan yang
berdampak sangat luas terhadap orang-orang di sekitar kita, atau suatu
kesalahan yang membuat kita harus membayar dampaknya dengan sangat mahal?
Bagaimana cara kita memperbaiki kesalahan kita tersebut? Apakah kita sudah
mengambil tindakan yang benar walaupun mungkin kita harus banyak berkorban
untuk memperbaiki kesalahan kita? Ataukah kita justru hanya mencoba menutup
lubang demi lubang yang muncul?
Bacaan
Alkitab: Kejadian 28:6-9
28:6 Ketika Esau melihat, bahwa Ishak telah
memberkati Yakub dan melepasnya ke Padan-Aram untuk mengambil isteri dari situ
-- pada waktu ia memberkatinya ia telah memesankan kepada Yakub:
"Janganlah ambil isteri dari antara perempuan Kanaan" --
28:7 dan bahwa Yakub mendengarkan perkataan ayah
dan ibunya, dan pergi ke Padan-Aram,
28:8 maka Esau pun menyadari, bahwa perempuan
Kanaan itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya.
28:9 Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan
mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada.
Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.