Rabu, 13 Juni 2012
Bacaan Alkitab: Daniel 9:16-19
“Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan
dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut
dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan
berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.”
(Dan 9:18)
Doa Daniel bagi Yerusalem
Jujur saja,
berapa banyak kita sudah berdoa bagi lingkungan sekitar kita, entah bagi negara
kita, bagi propinsi kita, bagi kota atau kabupaten kita, bagi kecamatan kita,
bagi kelurahan kita, bagi RT dan RW kita, juga bagi tetangga-tetangga di
sekitar rumah kita? Atau berapa banyak kita sudah beroda bagi perusahaan atau
instansi tempat kita bekerja? Mengapa kita harus berdoa bagi mereka? Apa yang
kita doakan? Kita harus berdoa bagi mereka karena kita hidup di tengah-tengah
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Kita menjadi bagian dari komunitas
tersebut. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita memiliki peranan dalam
lingkungan di sekitar kita. Kita pun harus tetap berdoa agar lingkungan kita
tetap sejahtera, karena kesejahteraan lingkungan kita juga adalah kesejahteraan
kita (Yer 29:7). Di sisi lalin, kita juga harus berdoa agar kita sebagai
orang-orang percaya dapat menjadi berkat bagi lingkungan sekitar kita, karena
kita adalah garam dan terang dunia, yang harus memberikan pengaruh positif dan
menerangi lingkungan sekitar kita, agar mereka dapat memuliakan Tuhan dalam
kehidupan kita (Mat 5:13-16).
Daniel, sebagai
salah seorang buangan yang ikut ditawan ke Babel dari kerajaan Yehuda, memiliki
doa yang luar biasa terhadap Yerusalem. Ia terbiasa berdoa tiga kali sehari
menghadap ke arah Yerusalem (Dan 6:11). Memang kebanyakan orang Yehuda yang
ditawan ke Babel memiliki kerinduan yang amat dalam kepada Yerusalem, karena
Yerusalem merupakan kota kudus, tempat Allah Israel bersemayam di Bait Allah.
Namun ketika bangsa Yehuda tidak taat kepada Allah, maka Allah pun tidak
menyayangkan Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan. Daniel pun sadar bahwa
bencana yang dialami bangsanya adalah karena dosa-dosa serta kesalahan mereka
serta seluruh nenek moyang mereka (ay. 16b). Walaupun Daniel di Babel telah
memiliki posisi yang cukup tinggi, bahkan menjadi penguasa dan kepala semua
orang bijaksana pada pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel (Dan 2:48), bahkan
pernah menjadi orang ketiga di zaman Belsyazar, raja Babel selanjutnya (Dan
5:29), serta menjadi salah satu dari tiga pejabat tinggi di zaman Darius, raja
Persia (Dan 6:1-4), tetapi Daniel tidak ingin menjadi warganegara Babel maupun
Persia. Bagi Daniel (dan juga orang-orang Yehuda lainnya), Yerusalem tetap
menjadi tanah air mereka, kota yang mereka rindukan dan disebut dalam doa-doa
mereka. Bahkan terdapat satu kitab khusus dalam Alkitab, yaitu kitab Ratapan,
yang berisi ratapan serta doa-doa bangsa Yehuda di dalam pembuangan mereka.
Doa Daniel atas
Yerusalem ini intinya sederhana saja, memohon belas kasihan Tuhan agar murka
dan amarah Tuhan dilalukan dari antara mereka (ay. 16a) serta meminta Tuhan
memulihkan kota Yerusalem serta bangsa mereka (ay. 17). Ada hal yang menarik
dalam doa Daniel tersebut, yaitu Daniel sadar jika doa-doa tersebut dijawab
sekalipun, bukan karena segala jasa-jasa Daniel dan orang-orang sebangsanya,
tetapi semua karena anugerah Tuhan semata (ay. 18). Daniel sadar bahwa
dosa-dosa bangsanya sudah terlalu banyak, sehingga jika Tuhan mau memulihkan
Yerusalem dan bangsa Yehuda, maka semua itu hanya karena kasih Tuhan kepada
bangsa Yehuda. Daniel menyatakan dalam doanya bahwa nama Tuhan ada di atas kota
Yerusalem dan bangsa Yehuda. Oleh karena itu, Daniel sadar bahwa Tuhan
mempertaruhkan namaNya atas pembuangan bangsa Yehuda, sehingga Daniel meminta
Tuhan untuk segera memuilihkan Yerusalem.
Daniel bukan tipe
orang yang pasrah dan pasif, tetapi ia tetap tekun berdoa kepada Tuhan untuk
memulihkan Yerusalem. Memang pada akhirnya Tuhan pun mengembalikan bangsa
Yehuda kembali ke Yerusalem, dan akhirnya Bait Allah pun dibangun kembali. Saya
yakin bahwa selain karena kehendak Tuhan sendiri, kembalinya bangsa Yehuda ke
Yerusalem adalah juga karena doa-doa yang dipanjatkan Daniel dan orang-orang
Yehuda lainnya. Tuhan tentu saja tidak mungkin tidak mendengar doa-doa seruan
kita yang sungguh-sungguh berasal dari hati. Ketika bangsa Yehuda dibuang, mereka
tidak meminta hal lain kecuali kembali ke Yerusalem dan tanah perjanjian. Tuhan
menghajar bangsa Yehuda sehingga mereka pun sadar akan segala dosa-dosa mereka
dan merendahkan diri, memohon pengampunan dari Tuhan. Tuhan pun akhirnya menjawab
doa-doa mereka.
Bagi kita yang
hidup di zaman sekarang ini, kita perlu belajar dari doa Daniel ini. Bukan
kata-katanya yang harus kita tiru secara persis, tetapi esensi doa tersebut,
meminta kasih dan pengampunan Tuhan, serta meminta Tuhan memulihkan kita.
Ketika dalam doa kita, permintaan kita didasarkan agar nama Tuhan dimuliakan.
Saya yakin, ketika kita memiliki motivasi yang benar dalam doa-doa kita, yaitu
agar nama Tuhan dimuliakan, saya rasa tidak ada alasan bagi Tuhan untuk tidak
menjawab doa-doa kita, walaupun mungkin kita harus menunggu waktu Tuhan yang
tepat.
Bacaan Alkitab: Daniel 9:16-19
9:16 Ya Tuhan,
sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu
dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan
oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah
menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
9:17 Oleh sebab
itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan
sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan
sendiri.
9:18 Ya Allahku,
arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan
kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa
permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi
berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.
9:19 Ya Tuhan,
dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah
dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan
umat-Mu disebut dengan nama-Mu!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.